21 - Don't Hate Him

3.3K 487 59
                                    

Mingyu sedari tadi terus menatap risih pemuda di hadapannya yang sedang mencoba memakai baju dengan sebelah tangan yang masih dibalut gips dan perban. Terlihat kesulitan namun enggan meminta bantuan. Dia hanya bisa berdecak sebal ketika pemuda itu meringis kesakitan.

"Minta bantuan jika tak sanggup melakukannya sendiri," sindir Mingyu yang sudah bergerak mendekati Taehyung. Jengah juga melihat pemuda itu yang sok kuat.

Taehyung hanya diam ketika Mingyu mulai membantunya mengenakan kaos.

"Memangnya kau mau kemana dengan tangan yang seperti ini?" tanya Mingyu sudah membantu memasang alat penyangga pada lengan Taehyung, kemudian membantu memakaikan jaket pada pemuda itu.

"Hanya ingin memastikan Jungkook baik-baik saja. Kau bilang jika ayahmu – "

"Ayahmu juga."

Taehyung memutar bola matanya malas.

"Ya, ya. Ayah kita," ralatnya penuh penekanan karena sepertinya Mingyu benar-benar tak terima jika pria jahat itu hanya disebut sebagai ayahnya.

"Kau bilang mungkin dia akan merencanakan hal buruk pada Jungkook atau Yoongi. Jadi aku ingin memastikan mereka baik-baik saja," lanjutnya.

"Aku bisa melakukannya. Kau istirahat saja," sahut Mingyu datar, tak ingin menunjukkan dengan jelas kekhawatirannya.

Bagaimana dia tak khawatir jika Taehyung nekat pergi padahal lengannya belum sembuh total. Jika ayah mereka benar-benar merencanakan hal buruk pada Jungkook, Taehyung mana bisa menolong anak itu. Memakai baju saja kesulitan, apalagi ingin menolong orang lain.

"Aku sudah istirahat berhari-hari. Rasanya begitu membosankan," sahut Taehyung santai, sudah menuju ke ruang makan dan meneguk segelas air sebelum menuju ke pintu depan.

"Aku pergi," lanjutnya kemudian keluar begitu saja, tanpa menunggu sahutan dari Mingyu yang hanya bisa berdecak malas.

"Dasar keras kepala. Lihat saja, aku tak akan membantunya jika kesakitan di tengah jalan."

.

.

.

Taehyung bersandar di tiang lampu jalan, terus menatap sebuah bangunan di seberang sana. Merasa bosan, dia merogoh saku jaket dan mengambil sekotak rokok beserta pemantiknya.

Sedikit kesulitan, akhirnya dia bisa menyulut sebatang rokok dan mulai menghisapnya. Menikmati setiap asap yang masuk ke rongga dadanya. Seolah bisa memberinya sedikit ketenangan.

Taehyung mematikan rokoknya dan membuang ke tempat sampah yang kebetulan ada di dekatnya ketika sosok yang ia tunggu keluar dari gedung itu bersama dua orang lainnya. Satu di antaranya adalah seseorang yang begitu ia rindukan.

Dia menatap sekitar, memastikan jika tak ada sesuatu yang mencurigakan atau membahayakan. Kemudian kembali memperhatikan ketiga orang di depan sana. Ada sesuatu yang aneh dan membuat Taehyung mengernyit heran karena mereka membawa banyak barang seperti orang yang akan pindahan.

Taehyung sempat bingung sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti Jimin karena Jungkook pergi bersama Hoseok. Anak itu mungkin akan baik-baik saja karena tak sendirian. Dia mengikuti Jimin diam-diam, dengan kepala yang penuh pertanyaan.

Mereka sudah cukup lama tak saling bertemu. Jimin memang datang ketika ibu Taehyung meninggal, namun hanya melihat dari kejauhan. Taehyung tahu, pasti sulit bagi Jimin untuk memaafkan ibunya.

Setelah berjalan sekitar lima belas menit, Jimin masuk ke dalam sebuah apartemen. Taehyung ragu untuk ikut masuk, akhirnya dia hanya menunggu di luar. Dia bertanya-tanya apakah sekarang Jimin tinggal di sana. Karena saat itu Jimin memberitahunya bahwa orang tua anak itu sudah resmi berpisah.

Without Me ✔Where stories live. Discover now