I Like You, But

28 0 0
                                    

Lilian dan Brian sampai di depan sebuah cafe mungil, Le Destin. Lilian menarik jumper  Brian-mengajaknya masuk ke dalam cafe. Interiornya membuat orang merasakan kehangatan di dalamnya. Meja, kursi serta pinggiran jendela yang terbuat dari kayu oak, sungguh molek dan indah. Lilian membuka outer wear-nya, disampirkannya pada punggung kursi. Ia masuk ke area tempat barista bekerja.

 Ia masuk ke area tempat barista bekerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku akan jadi baristamu sore ini. Apa yang mau kamu minum?"

"Kalau kamu pegawai disini, kamu sedang menyalah-gunakan kekuasaanmu."

"Aku sudah menyalah-gunakan kekuasaanku selama hampir sebelas tahun."

"Hmm.. aku curiga mereka tidak segera memecatmu."

"Mereka sudah memecatku berkali-kali. Tapi apa boleh buat, aku pewarisnya". Lilian tersenyum sambil menaikkan alisnya. "Jadi, kau mau minuman apa tuan sok tahu?"

"Caramel Machiato ekstra whipped cream."

"Seleramu benar-benar nggak biasa. Lilian menanggapi sambil membuat pesanan Brian."

"Maksudmu nggak biasa untuk standar laki-laki pada umumnya? Apalagi jika itu asisten dari dosen bisnis yang umurnya cukup untuk setidaknya memiliki tiga cucu?"

"Wah.. asisten dosen memang berbeda ya. Aku harus memuji otak cerdasmu yang cepat tanggap. Baiklah, ini dia Caramel Machiato spesial buatan Lilian! Lilian menaruh segelas penuh Caramel Machiato di atas meja. Brian mencobanya."

"Caramel Machiatomu masih yang paling lucu yang pernah kucoba."

"Lucu? Memangnya lucu ada rasanya?"

"Ada."

"Itu pujian atau hinaan?"

"Tergantung interpretasimu."

"Huh?! Jujur saja, kamu tau kan kamu menyebalkan?"

"Tentu saja."

Lilian menggelengkan kepalanya pelan. Tangannya membuka lemari pendingin.

"Kamu mau coba kue ini? Menu baru, belum ada namanya," Walaupun Brian tidak menjawab pertanyaan Lilian, tetap saja Lilian mengeluarkan sepotong kue coklat itu dari lemari pendingin. "Cobain deh."

"Hmm.. rasanya seperti mereka yang mendapat kesempatan pertemuan kembali."

"Kalau aku tidak salah ingat, aku sudah memberitahumu aku menyukai penjelasan yang sederhana. Deskripsikan rasa pertemuan kembali itu seperti apa?"

"Manis dan juga pahit. Pahitnya menunggu, terbalaskan dengan rasa manis di akhir."

Ntah lapar atau ia menyukai kue dari Lilian, Brian memakannya seakan tak ada hari esok untuknya. Lilian puas melihat Brian lahap memakan kue tersebut.

"Apa rasa pahitnya dominan?"

"Nggak, rasa pahitnya ibarat klimaks. Itu yang membuat rasanya lebih enak dan membuatmu ingin memakannya terus. Bisa dibilang seperti rasa Au Revoir?"

"Baiklah, sepertinya sekarang dia sudah punya nama."

"Apa aku dapat royalti dari penjualan kue ini?"

"Hahahaha aku tidak tahu kamu cerdas atau materialistis?"

"Kamu mungkin lupa kalau aku asisten dosen yang realistis?"

"Benar. Lilian mengiyakan jawaban Brian."

"Oh ya, Lilian, sebentar lagi aku harus pergi. Ada hal yang mau aku sampaikan padamu."

"Hmm.. ya bilang saja, apa itu?"

"Lilian, aku suka kamu. Tapi kamu tidak perlu menyukaiku."

"Tampaknya kamu percaya diri sekali ya.. hahaha. Tapi terlambat, aku mulai tertarik denganmu. Kalau sudah begini apa yang akan kamu lakukan?"

"Kalau sudah begini, tampaknya aku nggak bisa apa-apa. Serahkan pada takdir Tuhan?"

"Hahaha.. klasik. Gurauanmu sungguh kuno."

"Aku serius."

Raut wajah Brian menjadi datar, ia menunduk sejenak. Lilian menyadari perubahan ekspresi itu.

"Aku juga serius. Timpal Lilian. Brian, kayaknya aku belum bilang ke kamu kalau aku keras kepala. Lihat saja, takdir akan memenangkan aku." Lilian menjawab dengan mantap. Ini kali pertama Lilian tersenyum dengan penuh makna pada seorang laki-laki.

Brian menyendokkan potongan kue dengan topping dark chocolate yang kini mempunyai nama Au Revoir. Mata cerahnya menatap Lilian dengan senyum. Ia memberikan suapan terakhir Au Revoir-nya pada Lilian.

Pahit dan manis.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 20, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Le DestinWhere stories live. Discover now