5 - Terkesima

66.5K 6.3K 152
                                    

(Senyum adalah magis sederhana paling kuat yang ada di dunia )

-Gerald

Sejak turun dari mobil civic putih milik Leon, mata Melody tak berhenti mengagumi gedung yang ada di hadapannya, gedung tersebut adalah Wijaya Group!

2 hari lalu ketika Mas baik hatinya menyebut Wijaya Group dalam pesan whatsapp, Melody sama sekali tidak berpikir bahwa Wijaya Group yang dimaksud lelaki tersebut adalah Wijaya Group yang ini, Wijaya Group yang menjadi perusahaan impian Melody, Wijaya Group perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia! Dulu saat Melody baru lulus kuliah, dia pernah melamar kerja di perusahaan cabang Wijaya Group yang ada di Bandung, namun kala itu Melody langsung gugur bahkan saat baru melewati tes psikotes tahap pertama.

Melody melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut, sampai di dalam loby matanya lagi-lagi dibuat terkesima oleh arsitektur bangunan ini, tak hanya itu para pekerja desain interior sepertinya juga bekerja sangat keras untuk mendekor gudung tersebut sehingga terlihat nyaman, estetik dan mengagumkan.

Saat asyik mengagumi gedung tersebut mata Melody beretemu dengan seorang security, dan saat itu barulah Melody ingat tentang tujuannya datang ke tempat tersebut, buru-buru ia mengeluarkan ponsel dan menelpon Mas baik hatinya

"Assalamualaikum, mas saya Melody yang mau ngembaliin saputangan, ini saya sudah di lobby, saya harus kemana lagi ya?"

"Kamu tunggu saja di caffe sunday yang ada di samping kanan gedung ini, langsung ke meja 07, saya akan kesana 10 menit lagi"

Usai mendengar jawaban dari sebrang Melody sempat cemberut, tadinya ia pikir akan bisa lebih lama menghabiskan waktu di gedung tersebut, Melody belum puas mengeksplore perusahaan impiannya! Tak apalah, mungkin masih ada kesempatan dilain waktu.

Disisi lain, Gerald tengah dibuat naik pitam oleh Tiara, model cantik berkulit kuning langsat yang sedari tadi terus merengek-rengek ingin ditemani makan siang.

"Gue sudah ada janji sama klien Ra" sekali lagi Gerald menolak, namun masih dengan emosi terkontrol.

"Lo pulang aja, Gue harus pergi sekarang" ujar Gerald sedikit memerintah, dan langsung melangkah keluar ruangannya meninggalkan Tiara yangmasih duduk di sofa.

"Gerald ih kok aku ditinggalin, ayo dong sekali ini ajalah yaaaa, temenin akuuu" setelah mengambil langkah cepat, kini Tiara berhasil mengejar dan menarik tangan Gerald. Namun Amarah Gerald tersulut melihat lengannya dipegang oleh Tiara secara sembarangan, meskipun Gerald telah menganggap gadis tersebut sebagai temannya, namun bukan berarti gadis tersebut bisa menyentuhnya dengan sembarangan. Ingat, Gerald tak pernah suka disentuh sembarangan oleh orang asing.

"Lo bukan siapa-siapa Tiara, jangan membuat diri lo seolah penting buat gue" Ucapan Gerald kali ini tak hanya didengar oleh Tiara, namun juga beberapa karyawan divisi sekretariat yang ada di tempat tersebut. Tiara yang kesal setengah mati ingin sekali kembali mengejar Gerald, sayangnya pintu lift sudah terlanjur tertutup.

***

Melody kini sedang berdiri di balkon ruangan tempat meja 07 berada. Jadi menurut apa yang Melody lihat, ruangan ini seperti ruangan private, hanya ada 1 meja berukuran cukup besar di ruangan tersebut, kemudian tak jauh dari meja ada sebuat papan game sepak bola yang bisa dimainkan oleh 4 orang, sedang disisi pojok ada sofa panjang lengkap dengan meja kecil dan tv LED menggantung didepannya, dibagian balkon ada sebuah ayunan berukuran cukup besar, kira-kira muat untuk 2 atau 3 orang. Menurut Melody ini adalah tempat santai yang menyenangkan.

Saat mendengar ada langkah kaki memasuki ruangan, Melody buru-buru berbalik dan menghampiri, mungkin saja itu Mas baik hatinya, dan seperti dugaan Melody, itu memang Mas baik hatinya. Saat mata Melody dan Gerald bertemu secara langsung, keduanya tiba-tiba sama-sama diam, seolah sedang terkesima oleh sihir satu sama lain? Melody kagum dengan lelaki yang ada dihadapannya, menurut Melody tingginya sekitar 185 cm, badannya tegap dengan berat badan proposional dan bentuk tubuh khas pria rajin berolahraga. Dari jarak yang tak terlalu dekat Melody masih bisa menangkap bahwa warna mata lelaki tersebut sedikit hazel, lalu hidungnya jelas mancung dan sangat pas dengan bentuk wajahnya, rahangnya tegas, menawan! Tunggu dulu, jangan berpikir Melody jatuh cinta, tidak, Melody tidak jatuh cinta, dia hanya sedikit kagum, sedikit, hanya sedikit!

Disaat yang sama Gerald juga tengah mengagumi Melody, meskipun dengan wajah yang sedikit kaget dan bingung, namun Gerald sempat melihat senyum dibibir Melody, Gerald baru sadar senyum Melody sangat manis, tidak ada tangisan, tidak ada air mata dan kesedihan, seperti saat pertama kali ia melihat gadis tersebut. Saat ini yang Gerald lihat adalah Melody yang manis dan memikat? Menurut Gerald sepertinya gadis yang ada di hadapannya ini sedikit istimewa, hanya sedikit, bukan berarti Gerald jatuh cinta pada Melody!

"Mas beneran yang waktu itu minjemin saputangan ke saya?" Suara Melody membuat Gerald kembali terseret pada kesadarannya. Gerald buru-buru menormalkan diri dan langsung duduk di kursi yang ada di depannya. Hal itu kemudian diikuti oleh Melody .

Tak mendengar ada jawaban dari Gerald, Melody kembali buka mulut "Maaf Mas, waktu itu saya sedikit tidak fokus, jadi saya agak lupa wajah Mas"

"Iya, itu saya"

Melody tersenyum lebar usai mendengar kalimat tersebut, dan seketika rasanya Gerald seperti tersihir? Nyatanya benar adanya, bahwa senyuman adalah magis paling sederhana dan kuat yangada di dunia ini.

Gerald mengeryitkan kening saat melihat Melody menyodorkan kotak beludru berwarna merah. Namun kemudian Melody buru-buru memberikan penjelasan bahwa yang ada di kotak tersebut adalah saputangan miliknya, yang sengaja Melody belikan sebuah kotak cantik.

Karena merasa canggung satu sama lain maka keduanya tak terlalu banyak bicara, mereka fokus pada makanan yang dibawakan pelayan, hingga akhirnya tiba-tiba Gerald membuka suara.

"Jadi kamu berangkat dari Bandung?" Tebak Gerald

"Iya, saya sampai di Jakarta kemarin sore"

"Hanya untuk mengembalikan ini?" Gerald menunjuk kotak yang berisi saputangan.

Melody tercekat mendengar pernyataan Gerald
'What? Hanya?? Saputangan seharga 15 juta dibilang hanya? Sebesar itukah gaji pegawai Wijaya Group?' Tentu saja kalmat tersebut hanya dikatakan Melody dalam hati, ia jelas tidak ingin terlihat norak!

"Tidak, kebutulan saya memang berencana untuk pindah dan mencari kerja di Jakarta"

Gerald hanya mengangguk

"Eh, Mas kerja di Wijaya Group?" Melody bertanya lugas, sekali lagi Gerald mengangguk, membuat sebuah senyuman terbit di bibir Melody

"Ada info loker ga Mas disana? Mana tau ada yang cocok gitu sama saya"

"Saya bukan HRD mana saya tau!" Melody kemudian hanya diam, menahan kesal setalah mendengar jawaban Gerald yang terdengar ketus.

Gerald yang jelas menyedari perubahan pada muka Melody merasa tidak enak "Tapi cek saja di website perusahaan, biasanya jika ada info loker akan di infokan disana" kali ini Melody langsung mengucapkan terimakasih.

Setelah itu, keduanya kembali bercengkrama dengan diam, hanya terdengar sesekali suara garpu/sendok bertemu dengan piring. Canggung, sangat canggung!

Tak lama setelah menandaskan makanannya Melody langsung pamit pada Gerald, karena merasa tidak perlu lagi ada yang harus dibicarakan, dan selain itu, Leon juga sudah menelpon mengatakan sedang dalam perjlanan menjemputnya. Sebelum pergi Melody tak lupa mengucapkan terimakasih, yang secara tidak sengaja telah menolongnya tersebut, namun ternyata ada satu hal yang Melody benar-benar lupa, Melody lupa menanyakan siapa nama Mas baik hatinya.

Setelah Melody meninggalkan ruangan tersebut Gerald langsung berjalan ke area balkon, dan kini diam-diam tengah memandangi Melody dari atas, dari tempat tersebut ia bisa melihat bahwa seseorang yang menjemput Melody adalah laki-laki yang sepertinya sangat perhatian, lelaki tersebut bahkan sampai rela membukakan pintu mobil untuk Melody.

"Apa dia sudah moveon?" Tanya Gerald pada dirinya sendiri

"Dan dia bahkan tidak menanyakan siapa namaku" Gerald tersenyum dan menggelengkan kepalanya, memandangi mobil Civic yang dinaiki Melody melesat hilang ke jalan raya.

BERSAMBUNG

(Un) Perfect LifeWhere stories live. Discover now