Chapter 2 : Masa Remaja

220 44 59
                                    

Usai acara penembakan dadakan ala Minhyung pada adik kelasnya sekaligus penggemar setianya yang tidak pernah menyerah itu, semua berubah. Bahkan hidup Donghyuck.

Setiap harinya wajahnya yang sudah biasa tersenyum dengan cerah, semakin cerah lagi. Ponselnya tidak pernah absen satu hari pun untuk berdering. Minhyung menghubunginya ketika telah di rumah masing-masing, dan menghabiskan waktu saat bertemu.

Jaemin, sebagai sahabat karib tentu saja bahagia. Namun jika melihat Donghyuck terus tersenyum seperti itu, mengerikan juga.

“Kau tidak belajar?”

Donghyuck mendongak, Jaemin di depan mejanya. Untuk menyapanya, sebenarnya basa-basi ingin meminjam buku tugas.

“Tidak, aku sudah pandai.”

“Sombong ya, kalau begitu pinjam buku, boleh?”

“Ambil saja.”

Dengan kelegaan hati yang membuncah, Jaemin mengambil buku Donghyuck untuk belajar karena hari ini akan diadakan ujian dadakan. Tentu saja Jaemin tidak belajar, dia sibuk berpacaran dengan kasur tercintanya setelah berebut dengan adik tirinya. Jisung.

Omong-omong, Jisung suka sekali tertidur di kasurnya, dan dia akan membalasnya besok. Ingatkan Jaemin.

Donghyuck mendengus, tidak perlu belajar, tentu saja dia adalah salah satu dari sekian banyak anak pandai yang tidak perlu bersusah payah untuk meraih sebuah nilai yang luar biasa bagus.

Sombong memang, tapi kenyataan tetaplah pahit untuk manusia lain. Jaemin terutama.

Yak kembalikan buku Donghyuck!”

Jaemin tersentak ketika ada seorang laki-laki sekelasnya dengan ciri mata sipit yang bagus untuk wajahnya, mengambil paksa buku Donghyuck yang sedang dibacanya.

“Kau seharusnya berusaha Na Jaemin!”

Drama lagi’ Batin Donghyuck gusar.

“Ayolah sebentar lagi guru kita akan datang dan kalian masih ingin berdebat dengan bukuku? Jeno-ssi lebih baik kau belajar juga. Sudah tahu nilaimu pas-pasan.”

“Benar itu!” Jaemin mengerucutkan bibirnya, menyetujui pembelaan sahabatnya yang luar biasa memihaknya. Ah Donghyuck memang bisa diandalkan dalam segala hal.

“Akan aku adukan pada kakakku.”

“Dasar pengadu!” Jaemin mengeluarkan lidahnya, mengejek seorang Jeno, ditambah wajah jelek andalannya sanggup membuat Jeno kesal bukan kepalang.

Namun pilihan tadi pagi untuk membela Jaemin adalah sebuah kesalahan besar bagi Donghyuck.

Siapa yang menyangka bahwa kakak Jeno adalah Minhyung?!

Dunia begitu sempit bagi Donghyuck.





KAU, KENANGAN, DAN MASA DEPAN

Story by Anomalee


Markhyuck



Bungsu Lee bercerita bahwa Donghyuck tidak berminat untuk belajar karena merasa pintar, tidak mengerjakan tugas di rumah, bermain game sepanjang hari di sekolah, dan tidur siang di atap ketika makan siang. Lalu, kapan Donghyuck makan siang? Oh tentu saja di kelas ketika pelajaran Guru Kim.

Berakhirlah keduanya di sini, sebuah kursi taman dekat perumahan Donghyuck. Jengah akan ocehan Mingyung, Donghyuck bermain game lagi. Meninggalkan atensi pada kekasihnya.

KAU, KENANGAN, DAN MASA DEPANWhere stories live. Discover now