Chapter 25

992 31 2
                                    

Beberapa bulan kemudian...

"Ciee yang nembak di RS." Jahil Bryan.

"Apaan sih lo,biasa aja kali." Malu Gias.

"Selamat ya kalian berdua." Kata Bryan.

"Thank ry." Balas Hanna.

"Eh itu Gadis bukan sih?" Tanya Hanna.

"Mana sayang?" Tanya Gias.

"Itu by , itu mobil Gadiskan?" Tanya Hanna.

"Eh iya tuh bener." Seru Bryan.

"Hai semuanya!" Sapa Gadis.

"Hai Dis!" Balas Hanna.

Mereka kekelas bersama dengan wajah penuh kebahagiaan,Hanna dan Gadis duduk dibangku paling depan,Gadis melihat-lihat sekeliling kelas,seperti mencari sesuatu. Ia bertanya pada Hanna,kemana Gizel dan Lauren. Hanna menjelaskan semua kejadian itu dan memberi tahu bahwa Lauren dan Gizel dikeluarkan dari sekolah karena ulah mereka tersebut.    

Gadis tertawa kecil tapi agak sedikit kesal,tapi yasudah lah masalah pun sudah selesai. Jam pelajaran berbunyi siswa siswi beserta guru-guru memberi ucapan selamat datang kembali untuk Gadis,ia sangat senang.

Banyak yang bulak balik masuk ke kelas Gadis hanya untuk mengucapkan selamat datang padanya, Gadis terharu begitu juga dengan Hanna.

Flashback

"Apa? Gadis sadar dari komanya?" Kata Gizel.

"Iya Gadis sadar dari komanya." Kata Lauren.

" Lo tau dari mana?" Tanya Gizel.

"Tau lah,ada di mading sekolah,ngasih tau kalau Gadis udah sadar." Kata Lauren.

"Kenapa gak koma selamanya aja sih tu anak!" Kesal Gizel.

"Ihh kita harusnya seneng lah,jadi kita gaakan dipenjara." Kata Lauren.

"Bodo,males gue." Singkat Gizel.

"Gue gamau ikut-ikut soal masalah ini lagi!" Bentak Lauren.

"Lauren! Gizel!" Panggil Gias.

memanggil keduanya yang sedang berada dikelas.

"Paan?" Tanya Lauren.

"Lo dicariin tuh sama Hanna." Kata Gias sedikit bernada tegas.

"Mau ngapain sih si kutu kupret manggil kita." Kata Gizel.

" Udah lah pokoknya cepet dia nunggu lo berdua di gudang." Kata Gias dan pergi begitu saja.

"Yaudah yuk ke gudang." Kata Lauren.

Sesampainya di Gudang...

"Ngapain lo manggil-manggil kita?mau jadi jagoan?sini kita ga takut." Kata Gizel.

"Kalian ga takut? Sama gue juga ga takut." Tantang Hanna.

"Sekarang lo ada apa ngajak-ngajak kita kesini?" Kata Gizel.

"Lo berdua harus ngaku sama gue,lo berdua ngeracunin Gadiskan?iyakan?ngaku!" Bentak Hanna.

"Dih..emang ada buktinya?" Kata Gizel,merasa tidak ada rasa takutnya.

"Oh kalian mau bukti? Gue bawa nih buktinya." Kata Hanna.

Itukan dompet gue,ko ada di Hanna sih! OMG! Bawa-bawa kepala sekolah lagi. Gumam Gizel dalam hatinya.

"Masih mau jadi sok jago? " Tantang Hanna,tersenyum sinis.

"Sekarang apa tujuan Hanna bawa bapak kesini?" Tanya Bapak Kepala sekolah.

"Ini dompet Gizel pak,saya nemuin di kolong meja Gizel,dan bapak harus liat isinya apa." Jelas Hanna,dan memberi dompet itu padanya,saat dicek ternyata isinya ada bubuk racun mematikan.

"Kalian berdua ikut bapak ke kantor sekarang!" Bentaknya.

"Sini pak racunnya saya buangin." Kata Hanna,mengambil dompet itu dan melempari mentah-mentah ke wajah Gizel.

"Makan tuh racun!!" Bentak Hanna.

"Udah Na udah." Kata Gias.

Racun itu kembali diambil sebagai barang bukti,sesampainya dikantor..

"Kalian sangat keterlaluan kali ini,apa benar ini yang kalian pakai untuk meracuni Gadis,bapak sangat kecewa!?" Tegas Bapak Kepala sekolah. Kali ini marahnya sampai terdengar keluar,yang lalu lalang akhirnya ikut menyaksikan kemarahan kepala sekolah pada mereka berdua.

"Jawab!?" Teriak Bu Santi.

"Iya bu pak,kami mohon jangan keluarkan kami dari sekolah,kami tidak akan mengulangi lagi kesalahan kami." Pinta Gizel.

"Ibu sudah menelpon keluarga kalian kesini!" Tegas bu Santi.

"Lau,gimana nih?" Kata Gizel.

"Gue juga ga tau,ini semua karena gue." Kata Lauren.

"Ini karena gue juga." kata Gizel.

Beberapa jam kemudian keluarganya Gizel dan Lauren datang...

"Papah." Kata Lauren.

"Sini kamu!" Bentak Ayah Lauren.

"Auu papah sakit jangan cubit lau pah." Kata Lauren.

"Mamah malu Lauren!" Bentak Bunda Lauren.

"Gausah manja kamu,benar-benar keterlaluan bikin malu papah sama mamah." Kata Ayah Lauren.

"Maafin lau pah,lau salah." Kata Lauren sambil menangis.

"Minta maaf jangan ke papah,ke gadis sana!" Bentak Ayah Lauren.

"Kakak juga bikin malu Bunda aja." Kata Ibu Gizel.

"Gizel salah,Gizel minta maaf bun." Kata Gizel sambil menangis berusaha memegang tangan ibundanya tapi terus menerus ditolak.

"Papah,Mamah,dan Bunda Gizel membuat persyaratan." Kata Ayah Lauren.

"Persyaratan apa pah?" Tanya Lauren.

"Kalau kalian berdua tidak minta maaf pada Gadis,mau tidak mau kalian berdua tidak di kuliahkan,tidak ada Handphone,tidak ada uang jajan(ciee masih pake duit orangtua:v hahah lanjut)
Dan tidak ada mobil. Titik!" Kata Ayah Lauren. Persyaratan yang amat sangat mengerikan.

"Jangan pah,ya udah lau minta maaf ke gadis tapi jangan lakuin hal itu pah." Kata Lauren.

"Mohon maaf yang sebesar-besarnya kami semua sudah sepakat pak,mengeluarkan Gizel dan Lauren dari sekolah,kami takut sewaktu-waktu kejadian itu terulang lagi." Jelas Bapak kepala sekolah.

"Ya pak tidak apa,itu sebagai tanda hukuman besar untuk mereka." Tegas Ayah Lauren.

"Tapi om kami mau ada ujian akhir semester." Adu Gizel.

"Saya tidak peduli,saya akan menyekolahkan Lauren jika dia sudah minta maaf pada Gadis." Jelas Ayah Lauren.

GadisWhere stories live. Discover now