Prolog

12 1 0
                                    


Sama seperti hari-hari sebelumnya. Bukan hal asing lagi. Jantung berdebar, nafas tidak teratur. Dani benar-benar tidak tahu sampai kapan ini akan berhenti. Berulang kali ia sudah mencari penyebabnya. Semua hal yang dijelaskan di internet dan buku-buku hanyalah sisi medis yang tidak pernah dimengerti secara penuh oleh Dani. Selama ini, gejala-gejala ini hanya dianggap sepele oleh Bibi Dani (Tante Fina) yang sekarang merawatnya karena kepergian orang tua Dani.

Ketika hal ini terjadi, Tante Fina biasanya hanya memberikannya segelas air dan makanan. Katanya kemungkinan gejala tersebut disebabkan oleh tingkat stress yang terlalu tinggi saja. Kadang jika mood Tante Fina sedang baik, maka ia biasanya mengajak Dani ke taman bermain untuk menghirup udara segar untuk mengatasi masalah ini. Dani tidak dapat menyalahkan Tante Fina, biaya untuk pengobatan medis Dani tentu akan sangat berat jika ia benar-benar didiagnosa dengan sebuah penyakit. Jadi wajar saja, Tante Fina memilih untuk tidak tahu. Selama gejala tersebut bisa diatasi dengan sedikit minuman, makanan, dan udara segar, semua akan baik-baik saja.

Tapi ternyata tidak. Pemuda umur 18 tahun itu sekarang sedang tersandar pada dinding kamarnya berusaha berpegangan pada sesuatu yang tidak ada. Tangannya gemetar menahan rasa sakit. Pikiran dan nafasnya kacau. Satu-satunya hal yang bisa dia ingat hanyalah wajah itu. Wajah cantik itu. Wajah yang setiap hari membuatnya tersenyum, seakan penyakit sialan ini tidak akan pernah kembali lagi. Tanpa Dani sadari, semuanya menjadi gelap.

***

Dani membuka mata, ia tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya. Ruangan itu putih, bersih. Apa ini mimpi? Apa sekarang ia ada si surge? "Dani...," terdengar suara wanita yang sesenggukan memanggilnya. Dani pun mecoba menoleh untuk melihat siapa yang sedang memanggilnya. Baru ia sadar, bahwa telah ditempatkan alat bantu bernafas di hidungnya, dan banyak kabel-kabel lain di tubuhnya yang ia tidak mengerti apa fungsinya. Wanita itu tersenyum. Senyum yang familiar. Tapi bukan yang Dani harapkan.

*

*

*

Author Note: 

Halo Semua! ini Prema, dan ini pertama kalinya aku menulis wattpad. Makasi sudah tertarik membaca wattpad ini. Maaf chapter ini pendek, karena memang hanya prolog. Open to any review and comments! Thank you :)


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UnsaidWhere stories live. Discover now