(15) About Time

827 111 10
                                    


“Jadi keluhan apalagi yang anda rasakan kali ini, Pak Nam?”

Hyukjae masih berkutat dengan rekam medis miliknya saat pria paruh baya itu mulai menceritakan segala keluhan kesehatan yang akhir – akhir ini ia rasakan.

“-selain itu aku juga mulai mual dan nyeri di ulu hati sehabis meminum rice-wine kesukaanku. Padahal dulu aku tak pernah merasakan hal begitu. Tolong berikan aku obat agar aku bisa tetap menikmati rice-wine seperti biasanya, Dokter Lee.”

Hyukjae menghela nafas panjang. Ia sudah cukup bosan karena ini bukan kali pertama Pak Nam datang ke rumah sakit tempatnya bekerja dan mengeluhkan hal yang sama dengan dua minggu yang lalu.

“Dengar ya Pak Nam, anda akan baik – baik saja jika mulai mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan. Selain itu anda harus mulai berhenti mengkonsumsi alcohol. Percayalah, segala keluhan anda pasti akan langsung teratasi.”

Pria paruh baya itu mengerinyit tak suka.

“Bagaimana bisa kau menyuruhku untuk berhenti minum? Aku sudah minum rice-wine bahkan mungkin sebelum kau lahir, Dokter Lee. Bagaimana jika aku tiba – tiba mati  dalam waktu dekat dan tak bisa merasakan bagaimana nikmatnya rice-wine lagi?”

Hyukjae tersenyum tipis dan menatap ke arah kepala pasiennya.

Seakan sesuatu tertulis disana.

“Anda tidak akan mati dalam waktu dekat, Pak Nam. Anda memiliki umur yang sangat panjang. Percayalah,”



.



.



.



Hyukjae berjalan di koridor terbuka rumah sakit.

Sesekali menyapa para pasien rumah sakit yang tengah menikmati waktu sore di taman rumah sakit yang  terletak di sisi kanan dan kiri koridor.

Lelaki bersenyum gusi itu menyapa mereka dengan binar mata yang berbeda – beda. Walau ia sangat mampu untuk menutupinya.

Terkadang ia antusias.

Antusias untuk mereka yang Hyukjae tahu akan keluar dari rumah sakit dalam keadaan sembuh dan kembali menjalani hari seperti sedia kala.

Namun terkadang pula ia iba.

Iba pada mereka yang Hyukjae tahu tak akan pernah kembali ke pelukan keluarga mereka dalam keadaan bernyawa.

Hyukjae memiliki sebuah kelebihan.

Dia bisa membaca waktu kematian seseorang. Waktu yang tertera jelas di atas kepala mereka.

Dan Hyukjae bisa melihatnya.

Mungkin itu adalah sebuah anugerah.

Namun juga sebuah kutukan bagi Hyukjae. Karena lelaki bersenyum gusi itu ia tak pernah memiliki ketenangan.

Selain karena ia memiliki lifespan yang panjang hingga berpuluh tahun, ia merasakan sebuah kesepian di dalam hidupnya. Karena Hyukjae benci perasaan kehilangan.

Seperti saat ia kehilangan kedua orang tuanya. Ia berusaha mencegah segalanya terjadi.

Namun semua itu tak berguna.

Keduanya tetap pergi meninggalkan Hyukjae untuk selamanya.

Dan hidup Hyukjae berjalan begitu monoton untuk selanjutnya. Ia tak pernah mengijinkan dirinya dekat dengan siapapun kecuali pasiennya yang memiliki lifespan cukup panjang bagi Hyukjae untuk saling mengenal.

Namun sesuatu yang asing terjadi baru – baru ini.

Ada satu orang yang tak bisa Hyukjae lihat berapa lama lifespan nya. Seorang pasien yang hobi mengasingkan diri di sudut taman bertemankan sebuah buku sketsa.

Sosok yang menurut desas – desus yang ia dengar adalah keturunan konglomerat yang sengaja di asingkan.

Saat pertama Hyukjae mereka bertemu, sosok bermata teduh itu tengah sekarat. Kecelakaan maut dimana mobilnya masuk ke jurang yang curam yang membuatnya kehilangan banyak darah.

Untuk pertama kalinya Hyukjae di buat mematung karena tak tahu harus berbuat apa.

Biasanya jika ia tahu apabila seseorang itu tak akan selamat, Hyukjae perlahan akan mundur dan membiarkan takdir melakukan tugas nya.

Namun kala itu, untuk pertama kali nya Hyukjae berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan lelaki tampan tersebut karena ia tak mampu melihat lifespan yang di miliki nya.

Hyukjae bersandar di salah satu pilar dan menatap lurus ke arah lelaki tampan beraura misterius yang nampak serius menggambar di buku sketsa miliknya.

Pikiran Hyukjae melayang tentang apa yang membuat sosok itu spesial hingga ia tak dapat melihat lifespan yang di miliki lelaki brunette tersebut.

Siapa dia?

Kenapa ia tak mampu melihat lifespan nya?

Apakah mereka memiliki hubungan, jauh sebelum yang mereka ingat?

Banyak pertanyaan yang berhamburan di dalam kepala Hyukjae semenjak pertemuan keduanya. Dan semua itu menggantung di udara karena Hyukjae tak berkenan untuk menanyakannya.

Namun Hyukjae tak tahu sebuah rahasia.

Rahasia dari gambar dalam buku sketsa si lelaki brunette. Sebuah buku yang hanya dan selalu memuat satu objek.

Si dokter muda bersenyum gusi yang indah.







Remahan 9.
January 01, 2020

Haehyuk AU CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang