Enam

1.8K 265 123
                                    

Please read note dibawah....


C A T ?


Entah sudah terhitung berapa menit Daniel menatap kucing peliharaannya yang kini berwujud seperti hybrid kucing alias manusia dengan cuping dan ekor yang biasa dimiliki oleh kucing pada umumnya. Daniel sendiri masih tidak menyangka jika kucingnya bisa berubah seperti ini. Menjadi sosok yang sangat indah—lebih indah dari sebelumnya.

"Kenapa Daniel liat Ongie seperti itu? Ongie 'kan jadi malu!" Ongie menutup wajah menggunakan kedua telapak tangannya. Tenang saja, kini dia sudah sedikit lebih baik meski harus terbaring lemah diatas tempat tidur Daniel.

Daniel yang menyadari Ongie sedang malu hanya bisa menggaruk tengkuknya perlahan. "A–apa semua kucing bisa berubah? Berarti Rooney, Peter, Ori, Zhang bisa berubah juga ya?"

"ISHH TIDAK LAHHH!!" Ongie mencebik setelahnya. Bibirnya maju beberapa centi tanda kesal. "Hanya makhluk istimewa yang bisa seperti Ongie. Hanya 2% di dunia dan Ongie salah satunya."

"Aku nggak tahu harus beruntung apa tidak. Tapi kamu indah." Daniel menatap Ongie dengan tatapan memuja hingga membuat kucingnya memerah. "Ma–maksudku ya...indah?"

"Nggak tawu! Ongie mawu mam! Lapwaarrrr—!" Ongie memaju-majukan bibirnya dengan tangan yang mengelus perutnya. Memang sih, dia lapar sekali. Terlebih setelah merasakan sakit. Untung saja tenaga makhluk seperti Ongie lebih kuat karena dia setengah manusia.

Daniel kini jadi bingung. Ongie itu kucing, tetapi sekarang menjadi manusia. Jadi dia harus beri makan apa?

Whiskas atau bubur?

Aihhh bisa gila Daniel jika memikirkan ini.

"Ongie mau makan apa? Makanan kucing atau makanan manusia?" Dan yah keputusan Daniel adalah bertanya pada Ongie.

Ongie sendiri tampak berpikir dengan mengetuk-ngetukan telunjuk didagunya. "Hmmm Ongie mau makan pizza! Kayaknya enak soalnya Ongie pernah cium baunyaaa!! Terus Ongie mau susu vanila. Humm Ongie juga mau minta jeli Daniel...."

Diakhir kalimat, Ongie menyempatkan diri untuk memandang Daniel dengan kitten eyes yang membuat lelaki berpunggung lebar itu iba padanya.

"Baiklah...baik...."

Sejak kapan kucing makan pizza huh? Dan juga astaga...jeli-jeliku...!!!!



C A T ?



Setelah Daniel mempersiapkan permintaan Ongie diatas tempat tidurnya—atau tepat dihadapan Ongie, dia hanya terdiam memandang manusia manis didepannya itu dengan dada yang menghangat. Ongie sekarang tampak seratus kali lebih menggemaskan. Dengan ekor yang mengibas-ngibas, cuping yang bergerak, dan pipi yang menggembung karena pizza.

"Hei, pelan-pelan. Aku nggak minta kok. Pelan, ya?" Daniel mengulurkan tangan untuk mengelus perlahan rambut Ongie.

Ongie sendiri menoleh ke Daniel dengan senyuman yang mengembang meski mulutnya penuh dengan pizza. Sebenarnya cukup sakit jika harus duduk seperti ini, terlebih ada kompres hangat yang menempel pada pinggangnya. Namun ingin bagaimana lagi. Tidak mungkin jika dia harus makan sambil tidur.

Kini Ongie melanjutkan acara makannya dengan khidmat. Daniel sendiri menelpon Jaehwan untuk menanyakan perihal pet shop-nya.

"Gimana, Hwan? Ramai?"

"Ya gitu deh, Niel. Kamu nggak kesini? Tadi Sejeong kesini sambil marah-marah. Bertengkar lagi?"

Daniel mendengus mendengar nama gadis itu lagi. "Nggak tahu, Hwan. Aku putusin dia aja, Hwan. Stress banget. Dia hampir bunuh Ongie."

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Jun 19, 2020 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Cat?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt