🍁Wahai Putriku

17 2 0
                                    

✍🏻 Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah

Syaikh Dr. Ali At Tantawy Al Misry rahimahullah memberi nasehat kepada anda wahai ukhti muslimah:

”Putriku tercinta, aku seorang yang telah berusia senja (beliau meninggal berumur 89 tahun dan beliau menulis tulisan ini ketika berumur 55 tahun), telah hilang masa remaja, impian dan khayalan, aku telah banyak melawat diberbagai negeri dan bertemu banyak orang, aku telah merasakan pahit getirnya dunia, karena itu dengarlah nasehatku yang benar lagi jelas, dimana engkau tidak mendengar dari orang lain, bila aku bicara kepada kalian maka aku seakan berbicara kepada putri-putriku sendiri, karena aku juga seorang bapak dari beberapa putri.

Aku telah menulis serta telah mengajak kepada kebaikan, menyeru pada perbaikan moral, sampai pena tumpul, mulut letih namun aku belum merasakan keberhasilan, belum banyak yang kami bisa perbuat kemungkaran semakin bertambah, wanita telanjang semakin banyak, serta kerusakan semakin bertambah.

Wahai putriku aku belum menemukan cara terbaik untuk memperbaiki keadaan, namun aku yakin putriku jalan perbaikan itu ada ditanganmu.

Benar, lelakilah yang memulai dalam lorong dosa, namun bila wanita tidak setuju lelaki tidak akan berani, engkaulah yang membuka pintu, engkaulah yang berkata silahkan, lalu ketika pencuri mencuri, baru engkau berkata, “tolong pencuri! aku telah kecurian”.

Demi Allah, aku ulang demi Allah tidaklah engkau ketahui bahwa dalam khayalan seorang pemuda (tidak beragama) kecuali menghayalkan seorang wanita bila saja bisa telanjang didepannya.

Demi Allah jangan percaya rayuan lelaki.
Demi Allah ia bohong, sungguh kehalusan budi, baiknya akhlak tidaklah ditebar kecuali untuk memperangkapmu, lalu bila engkau terjaring, ia akan mengembara kepada wanita lain.

Masyarakat bisa memaafkan lelaki pendosa “oh dia lelaki yang bejat, namun sekarang ia taubat!”.
Namun mereka tidak akan pernah memaafkan wanita yang ternoda.

Maka bila engkau bertemu lelaki dipinggir jalan yang menebar rayuan gombal maka hindarilah, bila mereka sampai lancang maka lepaslah sepatumu lempar padanya, maka orang-orang dijalan akan membelamu..

Sesungguhnya sebagian besar krisis rumah tangga dikarenakan para lelaki tidak butuh lagi kepada istri karena banyaknya wanita tuna susila.

Kenapa wanita shalihah belum juga sadar dengan bencana ini?
Kenapa mereka tidak berusaha memperbaiki kerusakan ini?
Maka hendaknya kalian peringatkan wanita-wanita itu agar bertaqwa, sadarkan mereka tentang keburukan semua ini.

Aku yakin kalian tidak akan kekurangan cara menempuh jalan perbaikan ini, bila kalian memang tidak berhasil maka tugas kalian menjaga wanita-wanita baik, jangan sampai terjatuh pada kehinaan dan dosa ini.

Wahai putriku aku tidak meminta kalian mengatasi hal ini dalam waktu singkat.
Akan tetapi kembalilah pada kebaikan setapak demi setapak, sebagaimana kalian menerima kerusakkan setapak demi setapak, meski jalan perbaikan itu telah menjadi jauh, hal itu tidak masalah, orang-orang yang tidak mau menempuh jalan terjal perbaikan ini yang jalan itu (perbaikan) adalah jalan satu-satunya untuk mengubah keburukan ini, maka kapan lagi kontribusimu dalam usaha perbaikan ini?

Sungguh para penyeru emansipasi itu telah berbohong, mereka adalah orang-orang yang berkiblat pada Eropa, mereka tidak memahami apa itu “kebebasan”.

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/wahai-putriku.html

🔅🌹🔅🌹🔅🌹🔅🌹

Dakwah Singkatحيث تعيش القصص. اكتشف الآن