06

563 65 1
                                    

Sorry for typo!



************

"Bagaimana?" pertanyaan pertama yang Seokjin lontarkan pada Jimin, ketika namja itu keluar.

Jimin sendiri seperti enggan menjawab dan hanya menghela nafas beratnya.

" Jawab aku Jiminie~ apa yang membuatmu bermuka muram seperti itu huh?!"

"Huufftt.. Mulai besok aku bekerja dengannya." jawab Jimin lesu

Seokjin mengerutkan dahinya tak mengerti maksud Jimin, kemudian ia berjalan meninggalkan Seokjin yang masih bingung, namun yg lebih tua tak berhenti di situ, ia mengejar Jimin dan menanyakan maksud perkataannya tadi.

"Aku masih tak mengerti, bukankah kau juga bekerja untuknya di sini?"

"Hyung~ aku bekerja dengannya, sebagai asisten pribadi, dan aku tidak mau itu." jelas Jimin menampilkan wajah memohon pada sang Hyung.

Seokjin tertegun di tempatnya. Ia pikir Jimin salah bicara atau memang telinganya yang bermasalah disini.

"Jinja?!" pertanyaan itu terlontar, setelah Seokjin sadar dalam keterkejutannya.

Jimin mengangguk lemas, ia kembali berjalan menuju lift karena ia ingin segera pulang dan istirahat.

*************

Jimin yang bingung ingin memakai apa saat ia bekerja sebagai asisten pribadi, akhirnya memilih memakai kemeja putih biasa dan celana panjang hitam. Jimim sampai di depan pintu kamar itu, namun ia enggan untuk mengetuk pintunya. Namun selang beberapa menit pintu kamar itu terbuka dan keluar lah seseorang yang membuatnya jengkel setengah mati.

"Kenapa hanya berdiri di sini? Kenapa tidak masuk?"

"Saya baru sampai Sajang-nim." bohong Jimin.

Namja pucat itu hanya mengangguk saja lalu meminta Jimin masuk ke dalam kamar.

"Bereskan berkas-berkas itu lalu ikut aku."

"Kemana?"

"Apa perlu aku menjelaskan padamu? Cukup turuti ucapanku!"

Jimin mempoutkan bibirnya, "apa salahnya bertanya? Dasar menyebalkan!" gerutunya dalam hati. Jimin segera membereskan meja kerja itu lalu mengikuti sang atasan keluar dari sana.

Mobil Alphard putih berhenti di depan loby, seorang pria berbadan tegap dan berjas hitam serta kacamata hitam membukakan pintu mobil untuk Yoongi, sedangkan Jimin berhenti di samping mobil itu, ia bingung harus duduk di mana. Pasalnya di bangku depan sudah ada yang menempati.

"Kenapa diam saja? Cepat masuk!" perintah Yoongi dingin.

"Tapi ..."

"Mau membantahku lagi? Atau kaumau kita kembali ke dalam dan melakukannya?"  tanya Yoongi dengan seringainya.

Jimin akhirnya menggeleng, lalu masuk dan duduk di samping sang atasan, memangku beberapa berkas yang ia bawa. Suasana di dalam mobil sangat hening, tak ada percakapan, Yoongi sibuk dengan Tab-nya sedangkan Jimin,  ia masih berkutat dengan pikirannya sendiri.

Setelah perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah besar, namun terlihat sangat sepi. Jimin melihat rumah itu dengan tatapan kagum, Yoongi keluar dari mobil di ikuti Jimin di belakangnya. Mereka masuk ke dalam rumah, Yonggi melepaskan jasnya, memberikannya pada seorang pembantu yang menghampiri nya.

"Kenapa melihatnya seperti itu? Tidak pernah tinggal di rumah sebesar ini hm?"

Jimin tak menjawab, ia hanya melirik Yoongi sesaat lalu kembali melihat sekelilingnya.

Asisten Pribadi "YoonMin"Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin