19 - End

1.8K 142 11
                                    

- I dare say I loved you more than anyone else ever has, or ever will -

HYUGRADE, Hwang Hyunjin

(っ˘з(˘⌣˘ )

Aku,
sebenarnya tidak ingin hanya bungkam
Jutaan kata rasanya seperti berputar di kepalaku
Meronta ingin dimuntahkan untuk kemudian kembali tertelan kenyataan
Lantas apa?
Acap kali aku berharap pada penat yang tak kunjung usai
Seringnya aku mengeluh pada temaramnya malam yang lebih memilih diam
Dibuang kemana? Rindu ini? Cinta ini?
Perasaan ini?
Yang terasa begitu nyata saat aku terisak di depan perapian
Yang bisa membuatku sesak seolah tangan-tangan takdir mencekik ku
Mau di pertahankan bagaimana?
Sedang sosokmu angkuh berjalan memunggungi
Berdecak sebal perihal aku yang masih saja bungkam.

-----------------------------------------

Thank you, and good bye! (Please always remember me wherever u go)

(Y/n) pov

Titik balik kehidupan?

Dimana saat orang yang paling gue sayangi, beserta seluruh kenangan bahagia yang menyertainya, direnggut paksa oleh orang lain.

Mendadak, dunia gue yang awalnya warna-warni, berubah jadi hitam, pekat, gelap.

Mix every single color only just to watch it all end up black.

Semuanya chaotic, asing, dan menyesakkan.

Orang tua Hyunjin, berhasil nemuin keberadaan kami kurang dari waktu satu hari. Papanya, menggeret paksa kerah baju Hyunjin yang lagi ngangkat telpon diluar buat masuk ke dalam.

Singkatnya, kami disidang.

Mama Hyunjin, matanya bengkak, peluk bahu kokoh Hyunjin sambil sesekali ngebisikkin kalimat yang samar-samar bisa gue dengar, 'Gapapa, kamu pasti bisa, jangan terpukul.'

Pardon, whats goin' happen?

Hyunjin terisak, bales pelukan mamanya ga kalah erat. Papa Hyunjin, beliau masih berdiri dengan tangan di pinggang, menghela nafas panjang. Tampangnya lelah, butiran keringat mengalir dari dahinya. Sepintas, gue narik kesimpulan kalau mereka lari-larian mencari kamar kami. Atau lebih tepatnya, kamar bookingan Hyunjin.

Gue belum mengerti apa yang tengah terjadi sama keluarga Hyunjin. Hyunjin juga balik dari ngangkat telpon raut wajahnya langsung kusut. Keceriaannya yang tadi hilang, diganti muram.

Ada apa?

Mengerti terhadap kebingungan gue, Papa Hyunjin mendekat ke tempat duduk gue. Waktu beliau duduk disebelah gue, tremor gue entah kenapa kambuh. Jari-jari tangan gue gemetar, perasaan gue ga enak.

"Kamu, Kim (y/n)?" Akhirnya Papa Hyunjin membuka percakapan terlebih dahulu.

Kepala gue mengangguk kaku, tanpa perlu gue repot bilang iya.

Kembali gue dengar desahan nafas frustasi dari bibir Papa Hyunjin. Beliau mandang gue kasihan, tatapan matanya menyorot pandangan ngga tega.

"Om perlu ngasih tau kamu sesuatu, tapi om harap, kamu harus tetap tenang ya?"

The heck, gue jadi makin parno.

"Mau ngasih tau apa emangnya om?"

"Ryujin hamil, dan pacar kamu itu," Beliau menunjuk sosok Hyunjin yang memalingkan muka enggan ngeliat gue, "Dia yang ngehamilinya."

-------

Semuanya usai.

Selesai, kelar, berakhir, mentok, atau apalah itu.

Keputusan udah dibuat, dan isinya Hyunjin bakal tanggung jawab atas kehamilan Ryujin.

Tapi, apa kalian ngga penasaran gimana bisa Ryujin hamil?

Mau di ceritain?

Oke, gue ceritain poin pentingnya doang. Soalnya kalau gue jabarin satu-satu, bisa-bisa gue nangis.

Kalian inget waktu itu gue pernah berantem hebat sama Hyunjin?

Dan waktu itu juga Hyunjin ngehabisin waktunya bareng Ryujin.

Sederhana sih, mereka berdua iseng ke club, katanya karna penasaran. Hyunjin yang kacau, mutusin buat minum sebanyak yang dia bisa dan berujung Hyunjin wasted.

Keadaan makin memarah saat Ryujin ikutan tumbang. Dibawah kesadaran yang tinggal sedikit, mereka melipir ke kamar club. Dan semuanya terjadi begitu aja.

Gimana sama reaksi gue waktu tau Hyunjin main dibelakang gue?

Gapapa, gue baik-baik aja. Sempetin senyum ke Papa Hyunjin terus bilang, "Iya om, Hyunjin emang harus tanggung jawab."

Gue ga sepicik itu nyuruh Hyunjin lepas tangan dengan alibi gue pacarnya. Karna gimanapun juga, di dalam perut Ryujin saat ini ada seorang anak yang ngga bersalah, dan butuh kehadiran seorang ayah.

Maka disinilah gue sekarang, hadap-hadapan sama Hyunjin yang katanya cinta gue setengah mati, yang pernah janji ga bakal nyakitin ataupun ninggalin gue, yang setiap hari memproklamirkan dirinya sendiri kalo dia bucin gue garis keras.

Hyunjin nangis, berlutut di depan gue sambil ngga berhenti bisikin maaf.

Minta maaf atas kesalahan dia, minta maaf karna gagal jadi pacar yang baik.

Sejujurnya, hati gue sakit. Pacar gue yang paling gue sayang, satu-satunya cowok yang gue percaya setelah papa gue, berakhir nyakitin gue.

Haha, kenapa kisah cinta gue begini amat?

"Maafin aku, maaf sayang, aku benar-benar khilaf waktu itu." Hyunjin ngeletakin kepalanya diatas pangkuan gue. Tangan gue keangkat, ngelus surai hitam lebat punya Hyunjin.

"Iya, gapapa, aku udah maafin kamu."

Seriusan, gue ga bohong. Gue udah maafin Hyunjin atas kesalahan yang dia buat. Terlepas dari sakit hati yang dia kasih ke gue, gue baik-baik aja. Atau lebih tepatnya, nyoba supaya keliatan baik-baik aja.

Ya gimana sih, orang udah terlanjur.

"Aku berdosa banget, a-aku padahal udah janji ngga bakal nyakitin kamu, tapi aku langgar."

"Aku ngerti kok, lagian emang hakikatnya janji ada buat diingkari. Udah ya? Jangan nangis lagi." Gue meluk Hyunjin, ngebiarin dia nenggelemin kepalanya di perpotongan leher gue.

"Maaf, maaf, maaf." Isakan Hyunjin makin keras.

Kami terus pelukan, lama, karna gue yakin ini bakalan jadi pelukan terakhir kami.

Dalam diam gue senyum, pikiran gue menerawang jauh ke masa depan.

Setelah ini, ngga ada lagi cowok yang ngatur hidup gue, yang meluk-meluk gue, yang ngegelendotin gue seharian.

Dan setelah ini juga, gue akan kembali kesepian.

Hwang Hyunjin, ternyata gue udah jatuh kelewat dalam sama pesona lo. Bahkan saat lo udah nyakitin gue segini berat, gue gatau gimana caranya buat ngelanjutin hidup.

Hati gue, udah dicuri sama lo sepenuhnya.

Hwang Hyunjin, gue sayang lo, terlalu sayang lo.

HYUGRADE, HWANG HYUNJIN

SELESAI

--------------------------

Gapapa, masih ada penutup:)

HYUGRADE || Hwang Hyunjin, END√Where stories live. Discover now