001 // Sam & Sky

2.3K 248 35
                                    

W Corporation, perusahaan besar yang bergerak dibidang digital dan animasi, yang memiliki sedikitnya dua belas anak cabang perusahaan dibeberapa negara luar, yang tiap tahunnya selalu meluncurkan produk-produk digital hebat bahkan laris digunakan di manca negara, yang terkenal bahkan sampai pelosok negeri.

Perusahaan yang saat ini tengah Hwang Hyunjin pijaki, dengan berbekal satu buah map berwarna cokelat tua, kacamata bulat bertengger dipangkal hidung, serta tekad bulat yang telah ia persiapkan sedari subuh buta tadi.

Hari ini Hyunjin berniat untuk melamar pekerjaan diperusahaan terbesar di Korea Selatan tersebut. Ia melangkah dengan hati-hati, sembari maniknya terus menerus amati penjuru gedung mewah tersebut. Bibirnya terkatup, tangan sibuk menenteng surat lamarannya erat-erat. Langkahnya membawa ia ke hadapan meja panjang resepsionis, dan kedatangannya disambut baik oleh wanita yang duduk di belakangnya.

"Selamat pagi, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" tanya si wanita ramah. Hyunjin berdeham cukup keras, mungkin untuk lenyapnya kegugupan, entah untuk hal yang lain.

"Eum, itu, sebenarnya aku ingin melamar di sini. Aku dengar W Corp. sedang membutuhkan seseorang untuk bagian desain grafis?" ucapnya terdengar ragu. Hyunjin usap tengkuknya malu-malu, di mana perilakunya itu timbulkan senyum maklum dari si wanita.

"Iya benar, kami memang sedang mencari seseorang untuk bagian desain. Kalau boleh tahu, siapa nama Tuan?"

"A-aku Hwang Hyunjin,"

Setelah mendengarkan arahan dari sang resepsionis, Hyunjin kembali melangkahkan kaki menuju ruangan sang direktur. Aneh, mengingat untuk ukuran perusahaan besar seperti W Corp. tidak akan mungkin langsung mewawancarai seorang pelamar, mereka cenderung melakukannya setelah selang waktu seminggu.

Tapi tak apa. Itu bagus.

//

Di sisi lain, dibelahan bumi lain, sosok tinggi semampai dengan surai abu-abu terang itu lemparkan hembusan jengah kepada dua orang yang duduk manis di depannya. Sibuk umbar kemesraan mengerikan yang buat ia berhasrat tuk bunuh orang detik itu juga.

"Kalau kalian masih mau di sini, mending jaga sikap deh. Jangan mau seenaknya aja ya lo berdua, sementara gue di sini kerja kayak babu!" seloroh si abu-abu jengkel.

"Yaampun nggak ikhlas banget sih kerjanya? Lagian emang lo doang yang kerja? Gue juga kerja kok, cuma kan sembari pacaran apa salahnya? Selama pacar masih deket kan," cibir pria satunya, yang surainya baru dicat menjadi semerah tomat. Felix namanya.

Lee Felix kembali sibuk mendusel, mencari nyamannya disekitaran lengan pria satunya. Bola mata si surai abu kembali berputar malas, berusaha abaikan dua manusia dimabuk cinta itu dan beralih kembali fokus pada layar laptopnya.

"Gimana keadaan di sana? Udah ada perkembangan?" akhirnya, yang bersurai merah lontar tanya. Meskipun lengannya masih bergelayut manja, tetapi paling tidak maniknya terarah sepenuhnya kepada layar pipih itu.

"Belum ada. Dia baru sampe tadi pagi pagi buta, dan kemungkinan jam segini masih proses wawancara," ujar si abu-abu.

"Lo sendiri kapan mau nyusul? Waktu kita nggak banyak lagi, kak," seru si pria satunya. Yang wajah tegasnya terdapat sebuah bekas luka melintang akibat goresan tipis benda tajam. Si merah yang merupakan kekasihnya sempat mengamuk, tapi mampu dikendalikan dengan baik olehnya. Namanya Yang Jeongin, omong-omong.

Dan si abu-abu, ia Kim Seungmin. Atau Sky. Atau Sean. Apapun itu namun hakikatnya ia suka ketika orang-orang mulai memanggilnya 'Si Tanpa Nama'. Seungmin terlalu lancar menggonta-ganti namanya, bahkan Kim Seungmin pun belum tentu nama lahirnya. Tidak ada yang mengetahui siapa nama asli si abu-abu. Ia misterius dan penuh teka-teki.

BONNIE & CLYDEWhere stories live. Discover now