Alasan 2

37 3 11
                                    

Edisi Gabut 2 dan berhati-hatilah (kalau) ada tata bacaan yang berantakan dan Typo.

Nb:Cuma mengingatkan kalau hari ini tanggal 6 ^w^

____________

*****

Mafuyu-Luka-Kewajiban

"Mafu-senpai,Kenapa tidak pergi saja dari neraka itu?." Amaya sedang mengoles obat di punggung putih Mafuyu yang penuh luka "Ini sudah ke 5 kali di minggu ini."

Mafuyu hanya tersenyum lembut menanggapi pertanyaan Amaya,Mafuyu sudah biasa diperlakukan dengan kasar oleh ayahnya.

"Mau Mafu dipukul pakai botol bir sampai isi kepalaku keluar aku tak akan pergi"

"Karena kewajiban Mafu sebagai anak belum habis"Mafuyu mengambil seragam sekolah dan memakainya kembali "Kamu tahukan apa saja kewajiban seorang anak"

Amaya mengangguk menjawab pertanyaan Mafuyu "Kewajiban anak itu berbakti dan melayani orangtua dengan kasih sayang selama mereka masih hidup."

"Benar sekali" Mafuyu memberikan tepuk tangan untuk Amaya. "Meski orangtua kasar pada kita,kita harus berbakti pada mereka."

"Meski kedua orangtua senpai seorang pelacur dan tukang mabuk?."

"Yap benar sekali,karena mereka masih orantua kandung Mafu"

"Oke,Aya mengerti"Amaya mengangguk paham "Tapi kenapa Senpai memakai baju kembali?" 

"Luka dikepala senpai belum diobati,lihat masih ada beling yang
tertancap di pelipis senpai "



                  

*****

Ichi-Siscon-Pesan


"Woi cs kamu kok siscon sih?."

Ichi langsung saja menampol kepala Cathy dengan sangat kuat,lihat saja Cathy yang meringis kesakitan sambil mengelus kepalanya.

"Enak aja aku siscon."Ichi merasa tak terima dibilang siscon sama cowok gaje "Ini bukan siscon tapi ini sifat perhatian seorang kakak."

Cathy memutarkan bola matanya malas,enggan menanggapi makhluk yang bahkan tak mau mengakui kadar siscon-nya sudah sangat berlebihan.

"Serah bang serah."

"Tapi aku sedang menjalankan pesan ayah"Ichi memandang kedua adiknya yang sedang berlarian mengejar ular "Pesan sebelum mereka meninggal karena ledakkan."

"Ayah berpesan : jagalah adikmu,jangan sampai mereka di sentuh atau sampai dilukai pria yang tak bertanggung jawab."

"Makanya sekarang aku sangat menjaga kedua adikku melebihi apapun."

  

*****



Riku-Bujang-Menikah

"Rik, kamu kok belum menikah?"Tanya Edel yang sedang memberikan makan Kuny di balkon"gak takut jadi bujang tua?."

Riku terkekeh pelan mendengar ucapan Ed,astaga apa Edel tidak punya cermin dirumah? padahal dia sendiri juga belum menikah dan umurnya sepantaran dengan Riku.

"Tolong ngaca"Ucap Riku menoyor kepala Edel "Situ juga belum menikah."

Edel langsung mengelus rambut coklat kayunya,mulut sang pemuda langsung maju karena merengut mendengar perkataan Riku.

"Ye situ kan udah dapat pasangan yang sesuai dengan Tipe,lah saya sampai sekarang belum dapat gandengan".

Harus diakui memang kalau si Riku sudah mempunyai pacar sesuai tipe impian nya,tipe perempuan yang memiliki rambut pirang dan bermata biru persis seperti almarhum ibunya--

--Dan juga Riku mendapat bonus lebih karena pacar nya juga sifatnya juga hampir mirip dengan sang ibu.

"Aku gak akan menikah sebelum Ran menikah,makanya cepet lamar Ran"Riku langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan nya san tersenyum remeh "Ups,aku lupa kamu sama Ran sekarang kan mantan."

Perempatan imajiner muncul di kepala Edel mendengar ucapan dari sang sohib "Cih,sialan kamu Rik" Edel melemparkan tempat makan Kuny ke wajah Riku dan langsung dihindari Riku.

"Buahahaha"Riku tertawa melihat wajah Edel yang kesal "Makanya jangan kebanyakan main sama Kuny".

Kemudian Riku berhenti tertawa dan menatap langit pagi dari balkon rumah Edel.

"Aku tak akan menikah sebelum Ran menikah dengan pria yang baik."

"Pria baik yang tulus mencintai Ran dan Ran juga mencintai pria itu"

"Pria yang menjaga Ran dan menerima Ran apa adanya."

"Bhuuu dasar Siscon." Ejek Edel "Sok mengatakan hal keren."

"Masalahnya mencari pria seperti itu susah Rik,mengingat sifat Ran yang barbar dan Ran juga selalu mengusir pria yang ingin mendekatinya".

"Haha kamu benar Edel,tapi aku yakin suatu hari nanti ada pria yang mau mendekati Ran dan dia berani meminta Ran kepadaku nanti."Ucap Riku penuh keyakinan.

"Huh, aku yakin Pria yang mendekati Ran itu seorang Maso."Edel menghela nafas dan tersenyum "Tapi semoga beruntung menemukan pria seperti itu untuk Ran nanti".



*****


Violentia-Buku-Kenangan

"Kenapa Vio sangat menyayangi buku ini?"Tanya Hideko yang sedang memegang buku lusuh berlumuran bercak  darah kering.

Vio yang baru saja menata buku sejarah langsung menghampiri Hideko,mata biru Vio juga ikut menatap buku dongeng lusuh miliknya.

"Karena cuma buku ini satu-satunya Momento yang aku punya"Vio mengambil bukunya dan memeluknya erat "Momento yang mengingatkan aku pada ibu".

Hideko terdiam,gadis ber-Ahoge cetar itu menatap Vio dengan kasihan.

--Karena Hideko tahu ibu Vio bunuh diri dengan cara melompat dan Vio melihat kematian ibunya dengan kedua matanya sendiri.

"Maaf"Ucap Hideko "Seharusnya aku tak menyentuh buku milik mu."

"Tidak masalah"Vio mengacak rambut Hideko sayang "Justru aku berterimakasih pada Hideko karena sudah menemukan buku ini".

"Jangan merasa bersalah nanti Vio terakhir coklat karena sudah menemukan Momento Vio yang paling berharga".


____________

Next ?

🐑Minionscito1304
06 Januari 2020

Secuil kisah OCWhere stories live. Discover now