Thanks

478 48 3
                                    

Halilintar seorang laki laki yang tidak sengaja melihat seorang gadis di hadapanya. Gadis itu memiliki kelainan fisik. Yaitu ia tidak bisa melihat apapun atau Buta. Dan namanya ialah Taufan.

Taufan selalu membawa sebuah tongkat untuk orang yang buta kemana saja dan kapan saja.

Halilintar mengikuti gadis tersebut. Saat Taufan berjalan menaiki tangga. Halilintar berusaha untuk meminggirkan orang orang yang lewat agar tidak menyenggolnya.

Taufan tidak tau dengan Hal itu. Halilintar mengikuti (membantu) Taufan sampai dirumahnya tanpa diketahui oleh Taufan.

Setelah ia pulang ke rumahnya, Halilintar menuju kamarnya dan memikirkan tentang Taufan.

"Gadis yang cantik. Walaupun ia tidak bisa melihat, sepertinya aku memiliki perasaan padanya dan tidak ada yang pernah membuatku seperti ini selainnya". Kata Halilintar.

"Halilintar!! Cepat makan Nak!!!!" Teriak Ibu Halilintar dari ruang makan.

"Iya bu Sebentar!!" Balas Halilintar dari dalam kamarnya.

Setelah mengganti baju, Halilintar langsung turun dan menuju ruang makan. Dimana Ayah, Ibu dan adik Perempuannya menunggunya.

Halilintar datang ke ruang makan san duduk di dekat adiknya.

"Ada apa denganmu Halilintar? Tidak biasanya kau pulang terlambat". Kata Ibu Halilintar sambil memandang Hali yang sedang makan.

"Tidak ada Bu." Jawab Haliintar dan meneruskan makannya.

Setelah beberapa saat Kemudian, Halilintar yang selesai makan, langsung masuk ke kamarnya.

Di tempat Taufan

Taufan yang sedang berusaha mencari gelas dan air untuk minum. Ia juga berfikir kenapa hari ini tidak ada yang menabraknya. Biasanya setiap ia keluar rumah, dengan tidak sengaja ia selalu menabrak orang lain.

"Kenapa hari ini terasa berbeda?  kenapa hari ini aku tidak menabrak orang? Dan kenapa aku merasa seeorang mengikutiku?" Setelah Taufan meminum air putih, Ia pergi ke kamarnya dan tidur.

Keesokan Harinya

Taufan yang hanya tinggal sendirian dirumah, ia menyiapkan alat alat untuk pergi kuliah. Yah walaupun ia buta tetapi ia tetap bisa kuliah.

Selesai menyiapkan alat untuk kuliahnya, Taufan pergi menuju keluar pintu rumah.

Halilintar sudah berada di depan rumah Taufan dan ingin menolongnya tanpa di ketahui oleh Taufan.

Halilintar dan Taufan memang satu tempat kuliah hanya jurusan nya yang berbeda.

Taufan membuka pintu depan rumahnya. Ia mulai mencari sandal dengan kakinya dan Halilintar yang melihat itu lalu membantunya dengan membenarkan dan mendekatkan sandal Taufan pada kaki Taufan.

Taufan lalu berjalan dan diikuti Halilintar di belakangnya.

Sesampainya di Kampus

Halilintar tetap mengikuti Taufan di belakangnya sampai Taufan berada di kelasnya.

Setelah itu Halilintar langsung kembali ke tempatnya (ruangan kelas). 2 orang teman Halilintar dan duduk di sampingnya.

"Ada apa Hali? Kenapa kau selalu mengikutinya?" Tanya salah satu teman Halilintar.

"Tidak. Aku hanya ingin membantunya" jawab Halilintar.

"Apa hanya mebantu saja? Apa tidak ada yang lain" tanya teman Halilintar yang lain.

"Aku tidak pernah bertemu dengan gadis sepertinya. Walaupun dia tidak bisa melihat, di telah menarik perhatianku" Jawab Halilintar.

"Ehem ehem... apa dia mengetahui jika kau telah membantunya?"-Salah satu teman Halilintar.

" Tidak aku tidak ingin jika dia tahu" -Halilintar.

Skip Pulangnya.

Taufan yang berjalan dengan membawa bukunya, lalu ia berjalan ingin pulang. Saat ia berjalan tiba tiba hujan datang dan semakin lam semakin deras.

Taufan berhenti dan menaruh bukunya di atas kepalanya untuk melindunginya dari hujan.

Halilintar melihat Taufan kehujanan lalu ia mengeluarkan payungnya dan memayungi(?) Taufan.

Taufan yang mengira hujannya telah berhenti yang sebenarnya ia di payungi oleh Halilintar lalu berjalan pulang.

Halilintar yang sedikit kebasahan karena terkena sedikit hujan ia tidak mempedulikan hal itu dan tetap memayungi(?) Taufan dari belakang.

Saat hujan telah berhenti, Halilintar menutup kembali payungnya dan ia masukan ke dalam tas hitamnya.

Ia melihat Taufan telah berjalan mendahuluinya. Sampai ia juga melihat sebuah mobil mendekati Taufan.

Halilintar langsung menarik Taufan agar tidak tertabrak oleh mobil. Taufan yang merasakan lengan tangannya ditarik seseorang, ia terkejut dan segera melepaskan lengannya dari genggaman seseorang secara yang sedikit kasar.

"Tolong jangan dekati aku! Ku mohon! Sekarang siapapun kamu, aku ingin Kamu pergi!! Tolong pergi! Pergilah!! Pergi!" Taufan ketakutan dan menyuruh Halilintar yang tidak ia ketahui pergi.

Halilintar hanya menundukkan kepalanya lalu beranjak pergi dari Taufan. Dan Taufan, ia memeluk bukunya dengan erat karena ia sedang sangat ketakutan.

Taufan lalu pergi dari sana. Saat ia berjalan menuju rumahnya, ia gampang menabrak orang orang yang lewat.

Keesokannya saat di Kampus

Halilintar tetap mengikuti Taufan walaupun sari jarak jauh. Taufan yang berada di kantin membeli roti lalu memakannya. Taufan memakan roti itu dan menyisakan roti itu.

Sisa roti yang ia beli tadi, Taufan menaruhnya didekat dimana ia duduk dan langsung berdiri lalu berjalan. Halilintar melihat Taufan lalu tersenyum dan ia memakan sisa roti milik Taufan.

Ia selalu tersenyum melihat Taufan sedang melakukan apapun dan kapanpun.

Saat pulang dari kampus, Taufan berjalan dan duduk di kursi panjang. Hujan lalu turun membasahi bumi dan membasahinya.

Taufan setelah duduk ia menangis entah kenapa saat Halilintar ada didekatnya ia merasa sangat aman.

Tetapi saat Halilintar pergi, ia merasa aedih dan merasa bersalah karena ia telah menyuruhnya pergi di waktu itu. Padahal Halilintar hanya menolong dan membantunya dari adegan tabrakan waktu itu.

Tanpa mengucapkan terima kasih Taufan langsung mengusirnya dan itu yang membuatnya merasa sangat bersalah.

Taufan menangis tak henti di tengah tengah hujan deras yang membasahinya. Ia ingin Halilintar kembali, hanya itu yang ia inginkan.

Halilintar yang melihat Taufan menangis di tengah hujan deras, lalu membuka payungnya dan memayungi(?) Taufan. Taifan yang merasa tidak terkena tetesan deras dari hujan lagi lalu ia mencari tongkatnya dan berdiri.

Ia meraba dan ternyata seseorang telah memayunginya. Taufan yang sudah mengira itu Halilintar lalu ia langsung berbicara

"Aku minta maaf denganmu. Aku tidak berterima kasih waktu itu. Waktu kau menolongku dari tabrakan mobil. Dan aku berterima kasih kau telah membantuku dari apapun yang terjadi." Kat Taufn sambil menangis.

"Aku sangat membutuhkanmu. Aku sangat merindukanmu. Saat kau tidak ada aku selalu menabrak semua orang yang didepanku. Dan Aku sangat mencintaimu"

"Thanks, Thanks, Thank you" lanjut Taufan

Taufan langsung menaruhkan kepalanya tepat didada Halilintar dan memeluknya.

Halilintar yang dipeluk Taufan, langsung membalas pelukannya dengan satu tangannya. Karena tangannya yang lain memegang payung agar tidak kehujanan.

.


.

Tamat.

Thank you yang udah baca. Jangan lupa Vote dan Comment
.
And
.
Daaahhh......


Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jan 09, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Thanks ✔Halitau✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora