•Pencuri hati•

10 2 0
                                    

Hari ini langit begitu cerah. Tidak ada awan hitam seperti semalam yang membuat siapa saja merinding kedinginan.

Siswa-siswi di kelas Ipa 1 pun terlihat sangat antusias karena hari ini adalah saatnya praktek biologi, sebagai pengganti ulangan tulis. Tapi jangan lupakan lapraknya yang membuat cafe selalu ramai hingga pagi menjelang.

"Emang sekarang kita mau praktek apa sih?" Tanya Lula dengan bingung.

"Ish La gimana sih kita kan mau belek-belek ayam!" Ucap Sera gemas terhadap temannya yang lemot itu.

"Masa ganteng-ganteng gini udah lulus jadi tukang potong ayam?" Timpal Delvin yang tiba-tiba ada di samping mereka sambil memainkan pisau.

"Ya makanya lo belajar Vin jangan ngebucin mulu" timpal Kere teman sebangku Delvin alias Keano Reta.

"Ihhh Delvin! Simpen ga pisaunya!"

"Engga mau wleee"

"Dah lah males"ucap Kere jengah karena selalu diabaikan.

"Eh Kere! Emang Delvin lagi ngebucin sama siapa?" Lula yang sejak tadi diam saja kini angkat suara.

Dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Lula, Kere merasa semakin kesal dan lebih memilih untuk keluar kelas entah kemana. Sementara Delvin dan Sera masih saja bertengkar dengan Lula yang hanya menyaksikannya tanpa berniat untuk melerainya.

"Vin!" Tatap Sera tajam.

Seketika Delvin terdiam dan meletakkan pisaunya. Saat Sera kembali duduk tanpa disangka Delvin mengeluarkan sesuatu.

Wok kok kok kok

"Kyaaa!" Teriak Sera kencang yang membuat Lula menengok.

"Eh ayam, eh ayam" Latah Lula.

"Ih Delvin bego! Ngapain bawa ayam ke sekolah?" Sera yang kesabarannya sudah di ambang batas itu semakin menjadi dan ia terus mengumpat Delvin sambil naik ke atas bangku.

"Kan kita mau praktek"

"Terus?"

"Ya gua bawalah ayamnya sesuai permintaan Bu Enting" ucap Delvin seolah yang paling benar.

Seisi kelas pun ribut menertawakan kebodohan Delvin.

"Eh bro! Ngapain lu bawa-bawa ayam? Mau ternak ayam ya dasar juragan ayam haha!" Ucap Gino meledek.

"Diam lo!" Gertak Delvin.

"Iya iya juragan ayam" Ledekan Gino semakin menjadi-jadi.

"Ngomong apa lo barusan hah?" Kini Delvin menarik kerah Gino.

"Delvin si juragan ayam"

"Cari masalah ya lo sama gua?" Kapalan tangan Delvin sudah siap untuk menghantam Gino melampiaskan amarahnya.

"Baik anak-anak keluarkan baju lab kalian! Bawa perlengkapannya waktu kita tidak banyak karena ibu sedikit telat datangnya" Tiba-tiba Bu Enting datang dan membuat Delvin melepaskan cengkramannya terhadap Gino.

"Urusan kita belum selesai!" peringatnya kepada Gino.

Wok kok kok kok

"Loh ayam siapa ini?" Ucap Bu Enting yang melihat ada ayam di kelasnya.

"Ayam juragan Delvin Bu" celetuk Gino.

"Loh kan ibu bilangnya ayam potong, tidak usah bawa yang masih hidup begini. Kan repot jadinya."

"Iya maaf bu," ucap Delvin pelan.

"Baiklah lima menit lagi ibu tunggu kalian sudah harus berada di ruang lab"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BISU [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang