Egois

4.1K 173 2
                                    

Terjadi keheningan diantara mereka bertiga. Mira berusaha menenangkan dirinya. Apapun yang terjadi Keisya harus tahu kalau dirinya sudah merencanakan pernikahan dengan Juna.

Nurul yang mengerti perasaan Mira dan Keisya, memilih diam. Dia akan berusaha mencari jalan yang terbaik untuk kedua sahabatnya.

"Mir, kamu mau kan?" Keisya kembali memastikan.
"Apa kamu sanggup dimadu Kei?" Nurul yang menjawab.
"In Syaa Allah aku sanggup. Tapi jika Mira tidak mau jadi yang kedua aku siap mundur," Keisya tampak yakin.

Mira masih terdiam. Bisa-bisanya sahabat terbaiknya itu berpikir untuk menikahkannya dengan Andi. Mira merasa Keisya egois. Bukan saja Mira yang akan tersakiti tapi Juna juga akan merasakannya.

"Mir, jawab aku!" Keisya menggenggam tangan Mira.
"Kamu sudah beritahu Andi soal ini?" Mira berusaha menjawab.
"Belum. Tapi aku yakin dia akan setuju."

Sebenarnya Keisya tahu kalau Andi akan menolak tapi ia harus berbohong agar Mira dapat menerima permintaannya. Seegois itu kah Keisya?

"Tapi Kei. Juna sudah mengkhitbahku dan akupun sudah menerimanya," terdengar suara Mira bergetar.

Apakah harapan Keisya telah pupus? Tidak. Mira dan Juna belum menikah. Seperti banyak orang yang berkata. Sebelum janur kuning melengkung maka siapapun masih berhak untuk berjuang.

Keisya akan tetap berjuang untuk menikahkan Mira dengan suaminya. Walaupun sebenarnya dia sangat tersakiti.

"Tapi aku mohon Mir. Aku tahu kalau aku tidak bisa memiliki keturunan lagi walaupun masih ada harapam sedikit. Tapi kalau yang aku lihat harapan itu tidak ada. Sudah satu bulan lebih tapi aku masih belum hamil. Aku mohon Mir. Terima Andi menjadi suamimu. Kalau kamu tidak mau menjadi yang kedua aku siap meminta cerai terhadap Andi," Keisya tampak memohon bahkan ia sudah bersiap-siap untuk bersujuk.

Akal Keisya benar-benar telah menghilang. Ia tahu kalau tempat bersujud itu hanya kepada Allah tapi mengapa dia ingin bersujud dikaki Mira. Begitu besarkah cintanya kepada Andi?

Mira kasihan kepada sahabatnya yang terus memohon tapi dia sangat mencintai Juna. Apakah dia harus memilih cintanya ataukah sahabatnya? Ya tuhan berikan aku petunjukmu, batin Mira.

"Mir, beri aku waktu malam ini. Aku akan memikirkannya," Mira berlalu pergi.

Kini hanya ada Nurul dirumahnya. Andi baru saja siap dan melihat Keisya menangis, karena panik Andi segera menghampiri Keisya. Mata Andi meminta penjelasan kepada Nurul tapi hanya dibalas dengan geleng-geleng kepala.

"Aku pamit dulu yah Kei. Besok aku akan kesini lagi," ucap Nurul lalu pergi meninggalkan sepasang suami istri itu.

Setelah berhenti menangis, Keisya mengatakan hal yang sama dengan Andi. Tiba-tiba saja Andi seakan berhenti bernafas. Ia bingung apa yang sebenarnya istrinya pikirkan? Apakah ia pikir, Andi akan bahagia ketika menikah dengan Mira? Tidak. Itu hanya akan menambah beban pikirannya.

"Dek jangan bercanda. Ini tidak lucu," Andi tersenyum renyah.
"Kei tidak lagi bercanda kak. Kakak harus menikah jika tidak Kei akan pergi dari rumah ini dan akan menghilang selamanya," Keisya terlihat serius dengan ucapannya.

Andi tidak mau menikah lagi, tapi dia juga tidak mau jika harus kehilangan Keisya. Apa yang harus Andi lakukan? Otak Andi seakan mau pecah memikirkan permintaan Keisya.

Tanpa menjawab pertanyaan Keisya. Andi segera berangkat kekantor. Ia berharap dapat melupakan masalah rumah tangganya dengan bekerja walaupun hanya sementara.

Ditempat lain Mira mengajak Juna untuk bertemu. Mira menceritakan semuanya tentang permintaan Keisya kepada Juna. Meskipun wajah Juna tampak biasa-biasa saja tapi hatinya sangat terluka. Juna sudah terlanjur mencintai Mira karena tingkah lucunya. Apakah secepat itu Allah merenggut cintanya?

Jodoh Pilihan Ummi (Selesai)Where stories live. Discover now