"Hari ini kita akan keluar tembok untuk melaksanakan ekspedisi ke 57." Ujar Erwin sebagai komandan pasukan.
Erwin telah membagi kelompok kami, dan aku mendapatkan kelompok untuk menjaga Eren. Semua pasukanku bertugas melindungi Eren. Karena Eren sebagai sumber utama kami.
.
.
."Heicho! Dari kelompok penyebar informasi melaporkannada titan sejenis kolosal dan armor menuju kemari. Titan perempuan." Ujar seseorang melapor pada kami.
"Sepertinya titan itu targetnya Eren." Ucap yang tim dari pembawa laporan yang lain.
"Kalau begitu kita umpan mereka ke hutan dan siapkan jebakkan di hutan." Titah Erwin dan memerintahkan kelompok kami untuk menuju hutan yang telah di siapkan.
Semua kelompok telah diberitahu untuk berjaga jaga di hutan.
Yang benar saja, tak lama titan perempuan itu menghampiri kami.
Tentu saja jebakan telah siap.
Kami pun memasuki hutan, satu persatu anggota kami di bunuh oleh titan tersebut.
"Apakah aku harus melawan mereka?" Tanya Eren.
"Itu keputusan dan pilihanmu." Ucapku.
"Percayakan semua kepada kami." Ucap Petra.
Dan tak lama, titan perempuan itu terjebak perangkap kami.
"Tinggalkan kuda kalian dan gunakan manuver kalian." Titahku.
Waktunya bermain.
Saat aku mulai beraksi dan sampai lah aku di dekat leher titan ini.
Ternyata dia melindungi lehernya.
"Kau bersenang senang, dan aku pun juga bersenang senang."
Namun tak lama titan perempuan itu berteriak dan datanglah segerombol titan menghampiri tubuh titan perempuan itu dan memakan tubuh titan perempuan itu.
Sepertinya titan perempuan itu sengaja membuat titan titan yang lain memakannya agar dia bisa lolos dari tangkapan kami.
"Lindungin titan perempuan itu!" Titah Erwin.
Tapi terlambat, titan perempuan itu telah dilahap habis.
"Pasukan, mundur!! Kita kembali ke formasi!" Teriak Erwin.
"Kita kembali ke Calanes!" Perintah Erwin.
"Kita kalah." Ucap Erwin.
"Ternyata musuh mengorbankan semuanya demi mencapai apapun." Lanjut Erwin.
"Isi gas dan belatimu!" Titah Erwin.
"Tak ada waktu lagi. Lagi pula persediaanku masih ada." Ucapku.
"Ini perintah!" Ucap Erwin.
Jika Erwin sudah berkata seperti itu, aku tak bisa menolak.
"Aku percaya padamu." Ucapku.
.
."Jika musuh bisa lolos, dia bisa berubah menjadi titan lagi." Ucap Erwin.
Saat aku mengisi persediaan dan kembali.
Tiba tiba.
"Suara itu?!" Aku pun bergegas menuju suara itu.
Hah saat aku datang, ku lihat semua tim ku telah gugur, pemandangan yang kulihat kembali.
Aku tak tahu harus bersikap bagaimana. Marah? Sepertinya sudah takdir, aku tak bisa menyalahkan siapapun. Ini pemandangan yang sering kulihat.
Hah, baru ku tinggal sebentar timku, malah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Fall in you (rivamika)
Fanfictionaku hanya manusia tak ada hati kekuatan adalah segalanya tak mengenal yang namanya CINTA hanya tau kuat bunuh mati tak ada lagi sebelum aku bertemu dengan mu Mr. Ackerman