chapter 15

64K 2K 57
                                    

From: Mama

Radina, bawa Nalani ke salon langganan Mama. Mama udah bikin janji, kamu tinggal ke sana dan tungguin sampe selesai.

Begitu isi pesan dari ibu Radina. Radina mengerutkan keningnya ketika membaca pesan itu.

“Nal, Mama tadi titip pesen nggak?” tanya Radina yang sedang makan poutine sementara Nalani sedang mencuci piring.

“Nggak,” jawab Nalani.

“Kalo gitu abis makan kita pergi,” kata Radina.

“Ke mana?”

“Nanti juga kamu tau.”

“Nggak mau.”

“Mama nyuruh aku bawa kamu ke salon. Cepet ganti baju.”

Nalani menyelesaikan tugasnya mencuci piring kemudian ganti baju. Radina yang sudah siap pergi langsung menganga dengan cara berpakaian Nalani yang kampung banget. One color theme is a no-no! Baju putih, celana putih, sepatu juga putih. Mau ke mana?

“Nal, ganti celananya. Pake celana pendek,” kata Radina tegas.

“Kakiku gak mulus,” kata Nalani.

Pantas saja ibu Radina menyuruhnya ke salon. Akhirnya Radina memilih pakaian dari lemari Madina untuk dipakai Nalani. Nalani memakai saja, tapi ternyata bentuk atas tubuhnya jadi tercetak jelas. Radina menyiasati hal itu dengan memberikan Nalani kemejanya, ia bilang sedang tren cewek yang memakai kemeja cowok padahal itu hanya modusnya karena tidak mengerti mengapa bentuk tubuh Nalani bisa kembali seperti semula seperti sebelum melahirkan Adnan.

 “Full treatment, Mbak?” tanya Radina.

“Iya, Mas. Bu Eddy yang bilang sendiri dan langsung bayar di muka,” kata si kasir.

“Nal, sementara kamu di salon aku keliling ya?” tanya Radina.

Nalani mengangguk saja, ia polos sekali sehingga tidak tau kalau ia akan mendekam lebih dari empat jam di salon.

 Baru kali ini Nalani merasakan dipijat dengan sangat nyaman dan tidak menyakitkan. Setelah dipijat, entah apa yang dilakukan oleh pegawai salon kepada seluruh tubuhnya. Ia tidak merasa sakit sama sekali sampai ia terbangun dan disuruh untuk melakukan facial treatment untuk membuat wajah Nalani terlihat lebih fresh. Selama tinggal di rumah Radina, ibu Radina selalu memberikan aneka kosmetik perawatan wajah dan tubuh sehingga Nalani mau tidak mau memakainya terus. Hasilnya sukses, Nalani tidak sehitam saat ia masih tinggal di rumah keluarganya dan bekas jerawatnya hilang.

“Aduh, ini rambut tebel begini mana panjang,” kata pegawai hair spa. Ia mengalami kesulitan saat memakaikan krim hair spa kepada Nalani.

“Mau dipotong, Mas,” kata Nalani.

“Iya, potong dikit aja ya sayang rambutnya,” kata pegawai hair spa itu.

Nalani mengangguk.

“Masih belom?” tanya Radina.

Nalani mengangguk.

“Berapa lama lagi sih?” tanya Radina.

“Sejam lagi, Mas,” jawab pegawai hair spa.

“Nal, makan ini nih ganjel perut dulu. Kamu mau makan apa?” tanya Radina sambil memberikan bungkus Shihlin kepada Nalani.

“Masih kenyang,” jawab Nalani.

“Nih es krim,” kata Radina.

Radina memberi Nalani es krim rasa Macademia Nuts dan Nalani terlihat sangat menikmatinya ketika kepalanya sedang dipijati. Nalani langsung menghabiskan es krim yang diberikan oleh Radina tersebut lalu setelah di hair spa, model rambutnya dirapikan.

faster than a weddingحيث تعيش القصص. اكتشف الآن