Brojol

130 20 5
                                    

Pemuda berparas tampan dengan sudut rahang super tajam itu tengah membereskan dental unitnya. Pagi itu Dejun–panggilan akrab Arjuna–sedang kebagian piket koas. Tugasnya adalah jika terdapat pasien yang tidak melakukan janji dulu dengan koas, atau datang sendiri ke rumah sakit gigi dan mulut namun ingin dirawat oleh koas, yang kebagian jadwal piket di hari itulah yang harus menangani pasien tersebut.

Dejun baru akan meminta ijin untuk sarapan dulu, namun pasien sudah ada yang datang menunggu di lobby namun belum melakukan janji temu dengan koas manapun. Mau tidak mau Dejun harus menangani pasien tersebut.

Pemuda tampan itu menghampiri si pasien dan memperkenalkan diri, "selamat pagi bu, perkenalkan saya dokter gigi muda Arjuna yang akan merawat ibu." Wanita itu memerhatikan Dejun dengan saksama dan ikut memperkenalkan diri. Seusai basa basi di lobby, Dejun mengarahkan pasien tersebut ke ruangan periksanya, dan mulai melakukan anamnesis; tanya jawab antar dokter-pasien.

"Kalau boleh tahu, sekarang ibu sudah hamil berapa bulan ya?" Tanya Dejun memastikan usia janin pasien di hadapannya yang diketahui ternyata sedang mengandung.

"Alhamdulillah sekarang sudah 8 bulan dok."
Dejun mengangguk dan membubuhkan informasi tersebut pada rekam medisnya.

Pasien tersebut mengeluhkan karang giginya sudah sangat banyak dan ingin dilakukan pembersihan; scalling. Pada keadaan ini, Dejun sempat menolak dan menunda perawatan hingga pasien melahirkan. Namun pasien bersikeras lalu menyertakan surat pernyataan khusus dari dokter kandungannya yang menyatakan bahwa pasienntersebut dapat dilakukan perawatan scalling.

Dalam hati Dejun yang paling dalam, ingin sekali dia menolak namun sebagai seorang calon dokter gigi di masa yang akan datang, Dejun tidak boleh memilih-milih pasien.

Baru saja akan memulai perawatan, pasien yang bersangkutan meminta ijin untuk ke toilet. Dejun menunggu di dental unitnya. Namun setelah sekian lama menunggu, pasien tidak kunjung kembali. Dejun resah.

Gimana ini kalo ibu-ibu yang tadi kepeleset di wc? Anjir mampos gue!

Dejun berlari kecil ke toilet wanita dan berteriak, "bu, bu! Masih idup ga?!" Dejun sudah mulai kehilangan akal dan sesumbar karena panik.

"Masih dok!" Ibu-ibu dari toilet itu membalas teriakan Dejun, "tapi dok ini kepala anak saya udah nongol."

"HAH NONGOL?!"

Dejun syok dan berteriak kala si pasien muncul di balik pintu toilet dengan keadaan yang sulit didefinisikan.

"YA ALLAH YA GUSTI NU AGUNG ITU KEPALA BAYI YAA ALLAAAH TOLONGGG!!!!!!"

Iya, sodara-sodara sebangsa dan setanah air, kepala bayi sudah nongol dari jalan lahir pasien.

Dejun histeris dan membuat seisi RSGM gempar karena dikira ada simulasi kebakaran padahal nggak, sementara pasien tersebut cengengesan.

"Hehe lahiran nih dok, saya kira tadi mau berak taunya bayinya keluar."

"YA ALLAH BU AYOK SINI BU KITA KE IGD!!!!"

Dejun dan beberapa orang lainnya yang ikut panik membawa pasien tersebut ke IGD, untunglah kejadian tersebut terjadi di rumah sakit.

Dejun berusaha mengontak keluarga pasien, namun sulit dihubungi. Berikut suami pasien yang langsung mematikan sambungan telepon saat Dejun memberitahu bahwa istrinya melahirkan di RGSM tempatnya koas.

Jadilah Dejun yang menunggui pasien selama proses lahiran itu berlangsung.

Beberapa kali rekan-rekan koasnya menghampiri, kepo dengan apa yang sudah dilalui Dejun.

"Jun kok lo ngehamilin anak orang ga bilang-bilang?" Ujar Lucas sesumbar.

"Astaghfirulloh Cas gak boleh su'udzon gitu!" Kun menyikut Lucas di sampingnya, "pasienmu Jun?" Dejun mengangguk.

"Waduh.. sudah hubungi keluarga pasien?" Tanya Kun lagi.

"Udah nih mas, tapi gak responsif nih yaudah gue tungguin." Dejun menghela napas.

"Kalo keluarganya gak ada yang dateng juga udah lo aja yang jadi bapaknya Jun, dah cocok gendong anak." Ujar Lucas lagi, minta dikepret mas Kun.

Dejun mendengus, "enak aja, lu aja Cas! Gue deketin cewe aja ketar-ketir gimana cerita bisa ngehamilin anak orang..?"

"Yaudah aku ikut nungguin deh Jun." Kun mendudukan diri di sebelah Dejun yang berpangku tangan. "Doa Jun, jangan lupa. Doain semoga keluarga ibu ini dateng. Kasian masa' melahirkan tapi gak ada yang mendampingi."

"Kan didampingi Dejun, mas–AAWW!" Kali ini Kun tidak segan memberi tabokan pada lengan Lucas.

Beberapa saat kemudian rekan koasnya yang lain menghampiri; Lea.

"Jun kamu belum makan dari pagi, ini nasi rames. Kamu makan dulu gih." Lea menyodorkan sebungkus nasi berikut air mineral gelas, sendok plastik, dan kerupuknya yang diterima Dejun dengan senang hati.

"Makasih Le." Lea mengangguk.

Tidak lama kemudian terdengar seseorang tengah berlari ke arah mereka, menampilkan sosok pria berpakaian khas proyek bangunan lengkap dengan alat pelindung diri yang sudah kotor sana-sini, membuat para koas tersebut otomatis menoleh ke sumber suara.

"Dok, istri saya ada di dalam?" Tanya sang pria seraya menunjuk ruangan di belakang para koas.

"Iya pak, silahkan langsung saja masuk dampingi istrinya." Kun membuka pintu ruangan tersebut san mempersilahkan pria tersebut masuk.

Koas-koas gigi tersebut merasa lega sebab suami pasien akhirnya datang.

"Alhamdulillah ya Allah, Dejun gajadi bapak-bapak di usia muda." Ujar Lucas yang dihadiahi jitakan oleh Dejun.

Dejun geleng-geleng kepala dan menghela napas berat. Hari itu ia benar-benar panik namun jadi pengalaman perkoasan yang sangat menarik baginya.

Dek Koas! | WayVWhere stories live. Discover now