7. Perform Jalanan

235 22 2
                                    

"Ahhhh, akhirnya...  Udara segar!" Ujar Kushina riang.

Kini MinaKushi sedang berjalan jalan di trotoar Ibukota  Konohagakure—setelah bebas dari manager Ichiraku ramen tentunya. Kushina sempat merasa heran karena manager itu membebaskan mereka begitu saja.

Begitu saja.

Aneh sekali bukan?

Ah, biarlah. Kushina tidak mau ambil pusing tentang hal itu. Mungkin si manager hanya tidak ingin menambah kerugian karena mangkok banyak yang pecah karena ulah si Namikaze.

khu khu khu, Good for you Minato-kun.

.

"Huh, udara segar katanya... " Minato mengelus sebelah kepalanya yang benjol. Penyebabnya... yah kalian tahu sendiri kan?

"Hei Minato jangan bersikap seolah olah kau kehilangan harapan hidup!" Kata Kushina penuh penekanan
"Cepat tunjukkan jalan ke Ame!"

"Dimana kau taruh matamu perempuan?!" Sahut Minato kesal. Pemuda bersurai blonde itu menujuk sebuah papan pengumuman di sudut jalan
"Lihatlah rambu rambu penunjuk jalan. —kalau kau tidak buta huruf tentunya,"

Kushina dengan cepat membalikkan badannya. Manik violetnya menelusuri pemandangan di depannya. Hingga akhirnya ia berfokus pada satu titik. Benda yang dimaksud Minato. Sebuah rambu rambu penunjuk jalan.

Amegakure ➡

Oh tidak! Ia sangat malu sekarang. Sepertinya ia harus menambahkan sesuatu dalam kamus besar hidupnya:

Jangan pernah bertanya padanya, kecuali jika itu memang jalan terakhir untuk mendapatkan jawaban yang penting.

"Sampai kapan kau mau berdiri mematung disana?" Minato melontarkan pertanyaan retoris

Kushina mendengus, Ia berjalan menuju arah yang ditunjuk dengan langkah lebar. Minato sendiri lebih memilih untuk tak peduli dan masih melangkah santai dengan dagu yang sedikit dinaikannya.

Setelah mereka melewati perempatan, keramaian yang kental mulai menyapa indra penglihatan mereka.

"Wah, jalan yang ramai," Ujar Minato penuh kekaguman

"Sekarang malah kau yang terlihat seperti orang desa yang baru pertama kali ke kota," Sindir Kushina. Ia tentu tidak lupa perihal Minato yang mengatainya gadis desa yang tak tahu apa apa.

"Bukan itu maksudku!" Bantah Minato mutlak
"Kau ingat perkataanku tempo hari? Saat kau minta makan dan aku menyuruhmu mencari uang?"

Kushina mengerutkan keningnya untuk berpikir,
"Maksudmu mencari uang di jalanan?"

Minato mengangguk puas,
"Ya itu maksudku."

"—Eits, stop!" Minato menghentikan Kushina bahkan sebelum gadis merah itu bicara
"Maksudku bukan mengemis!"

"Hah?! Lalu bagaimana?" tanya Kushina kikuk

Pemuda bermarga Namikaze itu berlari kecil meninggalkan Kushina yang berdiri mematung. Gadis beriris violet itu tak mengejarnya. Entah kenapa instingnya mengatakan kalau Minato akan kembali. Pemuda bersurai pirang itu tidak mungkin meninggalkannya.

Benar saja. Beberapa menit kemudian pemuda bermanik sapphire itu kembali. Kali ini tidak dengan tangan kosong. Namikaze itu membawa sebuah gitar di tangannya. Eh—darimana ia mendapatkan benda itu?

Minato dengan santai bersandar di tembok tak jauh dari Kushina seraya memetik senar gitarnya. Memainkan sebuah melodi yang begitu familiar di telinga Kushina.

"Menyanyilah," Bisik Minato tepat di telinga Kushina

"Tapi ini di tempat umum," Kushina mencoba menolak
"Kita bisa dikira gila,"

Red Hair Melody (MinaKushi)  [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now