Bagian 17

3.6K 312 91
                                    

Di tengah senyapnya malam, ia terpaku diam. Nanar menatap apa yang saat ini tertangkap di kedua bola mata nya.

Mina menghela napas panjang. Memandang nyalang objek yang sukses membuat dirinya merasakan hawa sesal seiring dengan genangan-genangan air yang mengalir turun ke bawah.

Langkah tertatih berlalu mendekat. Saat itu pula dirinya merasa kian terperanjat. Hanya mampu berandai bila waktu dapat kembali ke beberapa saat yang lalu.

Tebakan nya terbukti salah besar, bocah itu memintanya pulang karena ingin merayakan hari ulang tahunnya bersama.

Kau pasti cukup kecewa..maaf..aku tak begitu pintar untuk menyadarinya.

Wanita itu memindahkan semua piring maupun mangkuk yang masih berisi banyak makanan tersebut ke dalam wastafel, termasuk kue tart yang sudah tak berbentuk lagi.

Berkali-kali ia mendesah.

Pertama kalinya ada seseorang selain ibuku yang menyiapkan semua ini hanya untukku dan buat pertama kali pula aku menghancurkan segalanya.

Dia berbalik, menoleh demi menatap pintu kamar jeongyeon. Sejenak ia membatu sebelum akhirnya melangkah ragu, guna menghampiri yang bersangkutan.

Tok..tok..

Diketuknya pintu kamar sang pemuda hingga beberapa kali namun tak jua mendengar sahutan dari dalam.

Terpaksa ia memutar knob pintu, membuka sedikit gerbang penghubung antara luar dan dalam kamar.

Mendapati figur yang terbaring terselimuti kain putih tebal yang menutup hingga ke dada. Mukanya tepat menghadap ke arah si wanita.

Mina berlalu masuk dengan langkah kaki tertahan.

Sorot mata setia terarah pada wajah lugu yang pulas dalam tidurnya. Dimana nampak jelas guratan lelah di setiap jengkal parasnya.

Termangu ia menatap bocah yang berstatus sebagai suaminya itu hingga menimbulkan rasa bersalah yang kian membuncah di sanubari.

Dengan hati-hati, berusaha tak menimbulkan suara, wanita itu menyamankan bokongnya di tepi ranjang pemuda tersebut.

Menunduk guna mengamati tokoh disampingnya ini.

Dia pasti begitu lelah.

"Maaf..."ujarnya lembut seraya memandang sendu bocah tersebut.

Mina membelai penuh kasih pipi jeongyeon, tatapan netranya turut menyiratkan banyak arti.

"Aku sudah membuatmu kecewa"tambahnya.

Wanita itu mengecup singkat pelipis jeongyeon.

"Tidurlah dan____"

Mimpi kan aku.

Setelah mengatakan itu ia pun bangkit dan beranjak pergi.

.

.

.

Keesokan pagi..

Bias mentari pagi menembus masuk melalui sela horden. Sinarnya bangga menyoroti sesosok tubuh ringkih yang masih tergulung dalam mimpi indahnya.

Kriiiiinnnggg...

Dering jam wekker sukses menyentaknya dari tidur.

Matanya pun setengah terbuka, menyipit saat kilauan kejinggaan itu menusuk langsung ke pupilnya.

Ia terduduk dengan lemas, seolah tak memiliki tenaga. Di tatap nya malas jam yang berada di atas nakas.

"Hufft..." nafasnya tertarik dan terhela.

MY YOUNG HUSBAND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang