[✔] Mr. Single - Barisan Duda Tampan [X1 - PDX 101]

Seungyoun-Dohyon

"Do, mau makan apa buat nanti malam?", tanya Seungyoun ke Dohyon.

"Apa aja pih.", jawab Dohyon yang sedang fokus depan laptopnya.

Apa yang dilakukan Dohyon? Yah apalagi kalau bukan meng-compose lagu. Ingat Seungyoun itu seorang CEO? Iya, dia CEO salah satu agensi idol terbesar di Korea. Kadang dia juga suka produksi lagu buat artis-artisnya. Bakatnya nurun ke Dohyon dong.

"Masih sibuk ngulik satu lagu itu?", tanya Seungyoun yang kini sedang memotong buah untuk snack sore Dohyon.

"Iya. Tanggung sih.", jawab Dohyon tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop. Biasanya Dohyon mengerjakan musiknya di studio kecil yang ada di sebelah kamarnya. Tapi karena tinggal tahap finishing saja, dan ia juga ingin udara yang lebih sejuk, makanya ia mengerjakannya di ruang tengah.

"Nih, biar makin lancar otaknya.", kata Seungyoun lalu menaruh sepiring penuh buah melon di atas meja ruang tengah, tempat Dohyon sedang mengulik lagunya.

"Makasih pih~", ucap Dohyon sesaat menatap Seungyoun terseyum dengan eye smile-nya.

Seungyoun terkekeh kecil lalu mengacak rambut putra bongsornya itu. Tidak ingin mengganggu Dohyon, Seungyoun menuju ruang kerjanya, mengambil posisi nyaman, lalu menyetel sebuah instrumen pelan. Ia menikmatinya, lalu perlahan matanya terpejam dan tertidur.

~

"Pih~ papiii~", Dohyon mengguncang keras tubuh Seungyoun. Iya, Seunyoun tertidur di ruang kerjanya, dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Waktunya Dohyon untuk makan malam.

Seungyoun membuka matanya pelan.

"Do...", ujar Seungyoun ketika melihat Dohyon tepat di hadapannya.

"Papi capek ya? Dodo laper pih, tapi Dodo delivery aja, minta duit ya.", kata Dohyon menyadarkan Seungyoun.

"Ya ampun! Jam berapa sekarang?", tanyanya sambil berdiri karena kaget.

"Udah jam 7 malam pih.", jawab Dohyon sembari membuka dompet Seungyoun untuk mengambil uang.

"Astaga! Maafin papi Do. Papi ketiduran. Papi masakin kamu sekarang.", ujar Seungyoun buru-buru ingin berjalan keluar ke dapur.

"Papi!", teriak Dohyon dan menarik tangan Seungyoun.

"Aku delivery aja pih. Nih udah aku ambil uangnya.", kata Dohyon sembari menunjukkan uang yang diambilnya dari dalam dompet Seungyoun.

"Dodo delivery pizza ya. Makan itu aja malam ini.", ujar Dohyon lagi lalu langsung keluar dan segera melakukan panggilan untuk delivery.

~

Alhasil, akibat ketelodoran Seungyoun, malam ini mereka makan pizza. Yah, tidak masalah sebenarnya, soalnya Dohyon udah lama gak makan pizza juga, dia kangen.

Dohyon menikmati pizza beserta minuman soda yang sudah lama tidak ia makan. Berhubung selama ini Dohyon selalu makan masakan Seungyoun.

"Do, maafin papi ya.", ujar Seungyoun. Ia masih merasa bersalah karena ketiduran dan akhirnya tidak sempat masak.

"Papi ih... udah lah. Dodo kan dah bilang gak masalah. Lagian kita juga udah lama gak makan pizza.", jawab Dohyon.

"Tapi..."

"Gak ada tapi-tapian. Papi kalau gak makan Dodo habisin ya pizzanya.", ujar Dohyon sedikit kesal.

"Papi tuh! Jangan terus-terusan minta maaf. Perkara ketiduran aja diributin.", Dohyon mengomel dengan mulut yang penuh.

"Yah tapi kan..."

"Papi! Dodo tuh gak masalah. Dodo tau papi juga capek, masa Dodo marah gara-gara papi ketiduran doang. Lagian kalaupun papi gak masak kan masih bisa beli.", tambah Dohyon.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Seungyoun begitu merasa bersalah. Dohyon dulu ada masalah dengan pencernaannya, susah makan. Untungnya setelah Seungyoun mulai masak, nafsu makan Dohyon mulai membaik. Jadilah selama ini Seungyoun yang selalu masak makanan buat Dohyon.

Badan bongsor gitu juga berkat masakannya Seungyoun. Jadi Seungyoun tuh paling takut Dohyon kenapa-kenapa kalau sampai jajan sembarangan di luar. Makan pizza pun sesekali doang. Meski Dohyon juga kangen pengen jajan makanan di luar.

Sebenarnya masalah pencernaan Dohyon sudah jauh membaik dari saat dia masih kecil dulu. Jadi gak masalah kalau mulai jajan-jajan lagi. Cuma yah, tetap aja Seungyoun masih aja khawatir.

"Papi cuma khawatir Do...", ucap Seungyoun pelan. Dodo menghela napasnya pelan.

"Pih... coba lihat Dodo.", Seungyoun pun mengalihkan pandangan pada Dohyon.

"Lihat Dodo udah segede ini. Bisa sebongsor ini juga berkat papi. Dodo bisa sehat gini karena papi. Dan masalah pencernaan Dodo udah gak pernah kumat lagi juga karena papi.", ujar Dohyon serius.

"Dodo ada sekarang, semuanya karena papi. Papi gak usah merasa bersalah, gak usah khawatir. Dodo sehat, kuat, sekarang udah bisa makan makanan luar itu semua karena papi yang udah ngerawat Dodo.", lanjutnya.

"Jadi stop merasa bersalah kayak gitu pih.", Dohyon memanyunkan bibirnya.

Mata Seungyoun mulai berkaca-kaca. Maklum, dia tipe pria melankolis, jadi gampang banget baper. Apalagi lihat anaknya udah segede ini. Udah bisa omelin dia.

"Papi! Jangan nangis gitu ih. Gak cocok tau!", Dohyon memberikan tisu pada Seungyoun untuk menyeka air matanya yang mulai jatuh ke pipi.

"H-habisnya... papi seneng liat Dodo udah gede gini...", ujar Seungyoun sedikit terisak.

Dohyon hanya memutar bola matanya. Sudah sering Seungyoun seperti ini, apalagi kalau lagi nonton drama. Bukannya Dohyon gak cengeng ya. Dia juga sama cengengnya, cuma tahu tempat. Gitu sih katanya, padahal mah bayi ya bayi aja.

"Makasih Do. Papi janji gak bakal ngecewain kamu. Papi bakal kerja keras, keras banget buat ngebahagiain kamu.", ujar Seungyoun tersenyum pada Dohyon.

"Papi gak pernah buat Dodo kecewa. Papi juga selama ini kan udah kerja keras. Nanti kalau Dodo udah bisa cari uang sendiri, Dodo yang bakal ngebahagiain papi.", ujar Dohyon penuh keyakinan. Seungyoun menatap haru Dohyon. Entah sejak kapan anaknya sudah sebesar ini.

Ia berdiri lalu berjalan ke arah Dohyon, memeluk anaknya dan menempelkan pipi mereka. Dohyon tidak keberatan. Toh dia memang suka dipeluk papinya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Gemes uwu2 gimana gitu :")