Part 1

6.4K 663 27
                                    

Written by
Kyutebaekyeol

.

Original story
http://archiveofourown.org/works/19020214

.

Trans by
Byunmeey

..

.

"Selamat Pagi Dae!"

Park Chanyeol menyapa sepupunya yang sedang sibuk memasak sesuatu di dapur. Mengusap wajah lelahnya dengan telapak tangan, ia mendudukkan dirinya di kursi mini bar selagi menatap kosong bunga berwarna pastel yang menghiasi meja makan. Kantuk yang menyelimutinya sejak tadi malam mulai luntur, namun denyutan dalam kepalanya masih terjebak. Ia mengangkat satu alisnya, bertanya-tanya pada sepupunya yang tampak grogi.

Jongdae duduk di sebelahnya, "Apa yang sudah terjadi? Sehun dan Jongin nangis meraung-raung, mengatakan jika pengasuh yang buruk telah menyakitimu." Ia merengut, lalu meletakkan piring di depan Chanyeol, tak lupa menggambar senyuman menggunakan saus di atasnya, berusaha menjadi sepupu yang bijaksana.

"Terima kasih," Chanyeol bergumam dan tersenyum lemah. "Anak-anak, mereka sudah pergi ke sekolah, kan? Kepalaku sakit sekali." Ia mengerang, meringis kesakitan sembari menempelkan pipinya di atas permukaan keras kitchen island. Kehangatan yang berasal dari jari-jari Jongdae dengan lembut menyisir rambutnya yang berantakan, membuat ia mendengung.

"Ya, aku telah melihat mereka naik bus sekolah tepat waktu, jangan khawatir tentang mereka." Jongdae terkekeh, lalu menepuk kepala Chanyeol pelan. "Bangun, kita perlu bicara."

Mendesah dengan berat, Chanyeol mengangkat kepalanya yang masih berdenyut, duduk tegak, lalu menyanggah dagu dengan tangannya untuk melihat sepupunya dengan wajah merenung. "Ada apa?"

Jongdae mengangkat bahunya sekilas. Ia menyeka mulut berminyaknya dengan tisu lalu membuang ke piringnya yang telah kosong. Meletakkan satu lengannya mengelilingi sepupu tingginya, ia menarik Chanyeol mendekat ke sisinya dan berbisik, "Ingat dengan apa yang terjadi antara kau dan pengasuh barumu tadi malam?"

Chanyeol meringis, mendengus selagi menepuk punggung Jongdae penuh apresiasi. "Terima kasih, tapi tak ada yang terjadi antar aku dan Nancy tadi malam," ia berkata. "Kupikir little stars telah tidur. Tunggu, mereka tak melihat sesuatu yang tidak pantas, kan?"

"Apa yang kau maksud tak pantas?" Jongdae bermain-main. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan senyum konyolnya ketika melihat tatapan Chanyeol yang serius. "Tidak, mereka tak melihat betapa putus asanya Nancy ketika mencoba melucuti pakaianmu."

"Mungkin ia memasukkan sesuatu yang aneh ke dalam minumanku? Aku tak tahu, aku hanya ingat merasa sangat mengantuk tadi malam." Chanyeol berseru, menggertakkan giginya dalam kemarahan. "Aku telah menyuruhnya untuk pergi. Aku senang mengetahui kau datang tepat waktu."

"Termasuk Nancy, kau telah memecat delapan pengasuh dalam empat bulan terakhir. Nini dan Hunnie membuat tiga dari mereka menangis, sisanya jatuh bertekuk lutut untukmu."

"Bagaimana caranya untuk membuat mereka berhenti menyukaiku?" Chanyeol mendesah dalam ketidakberdayaan. "Aku mempekerjakan mereka untuk menjaga anakku, bukan aku."

"Mungkin kau harus berhenti berlaku terlalu baik pada mereka," Jongdae merengut.

"Aku sudah memperingati mereka untuk tak jatuh cinta padaku," Chanyeol terkekeh. "Meski begitu, aku tak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya. Dengan wajah yang dipahat Tuhan sesempurna ini," ia menyengir, menunjuk sombong wajahnya untuk memperjelas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Dae, hanya lihat saja wajah lelaki tampan berusia dua puluh delapan ini, siapa yang dapat menolaknya?"

"Kau sudah sepenuhnya bangun rupanya.. kau memang narsis sialan," Jongdae mencaci.

Terkekeh, Chanyeol mengacak-acak rambut sepupunya, "Titipkan anakku pada kantor ayah setelah kau menjemput mereka dari taman kanak-kanak."

"Apa kau yakin Papa Park dapat mengurus mereka di kantor? Terakhir kali mereka ke sana, pria tua itu kehilangan mereka. Berakhir mereka ditemukan di pintu masuk mall ayahmu, berenang dengan bahagia di dalam air mancur yang besar, lalu mereka menjadi topik yang sensasional hari itu." Jongdae terbahak. Anak Chanyeol, keponakan yang paling Jongdae cintai, Sehun dan Jongin memang bisa menjadi sangat nakal terkadang.

Mengusap wajahnya dengan telapak tangan, Chanyeol tersenyum manis. "Kakeknya ingin memanjakan mereka dengan hadiah lagi. Lagipula, mereka cucunya. Aku yakin ia dapat mengatasi mereka dengan baik."

"Hey, kapan kau akan datang ke kantor omong-omong? Departemen pemasaran membutuhkanmu. Ayahmu membutuhkanmu, Chanyeol. LOEY Mall membutuhkanmu," Jongdae berseru dengan senyuman lebar tercipta di wajahnya.

"Jangan berlebihan! CEO Park bekerja dengan baik tanpaku," Chanyeol mencibir. Mengeluarkan desahan pelan, ia memijat pelipisnya. "Aku juga tak punya pengasuh untuk menjaga anakku sekarang. Aku baru memecat satu tadi malam, ingat?"

"Apa kau pernah mempertimbangkan lelaki sebagai pengasuh?" Jongdae mengusulkan setelah beberapa detik tenggelam dalam pikirannya, ia tersenyum. "Aku bisa mendapatkan satu untukmu. Temanku yang sangat baik dengan umur sama sedang dalam liburan semester dan butuh penghasilan lebih juga."

"Hah? Pengasuh lelaki berumur dua puluh tiga tahun? Apa dia punya kualifikasi atau pengalaman dalam menjaga anak?" Chanyeol bertanya sambil menggaruk dagunya tanpa sadar. Deskripsi singkat yang disebutkan sepupunya mengenai pengasuh lelaki ini jelas mengusik rasa penasarannya. Jujur saja, tipe mahasiswa macam apa yang berkeinginan menghabiskan waktu luangnya untuk menjaga anak.

Mengangguk dengan antusias, Jongdae tersenyum berseri-seri. "Selama sekolah, menjaga anak termasuk jenis pekerjaan sampingannya. Sekarang, ia juga membantu ibunya untuk mengurus adik perempuannya."

Alis Chanyeol berkerut saat dia bertanya, "Adik perempuan?"

"Yup, ibunya menikah lagi. Ia punya tiga adik kembar perempuan, sangat lucu dan menggemaskan, mereka berumur tiga tahun." Jongdae menjelaskan, menaik-turunkan kedua alisnya menghadap Chanyeol. "Oh! Ia berlatih untuk menjadi paramedis dan punya sertifikat untuk CPR dan pertolongan pertama juga. Ibunya suster dan ayah tirinya dokter, keduanya bekerja di Seoul National Hospital sekarang."

"Hmm.. Itu mengesankan dan cukup meyakinkan. Jika ia tak keberatan untuk tinggal bersama kami, aku bisa mencobanya. Aku benar-benar putus asa sekarang, pengemis tak bisa memilih kan? Dan aku percaya padamu, Dae."

"Bagus!"

TBC

.

.

.

Translator's Note

Hello dear...!!❤

Chapter ini menurut kalian gimana? Ada yang bingung sama bahasanya? Atau ada kritik dan saran lainnya? Maaf banget kalau bahasanya kaku atau gak jelas karena aku juga masih bener-bener belajar buat ff dan transfic.

Terima kasih buat semua yang udah baca terlebih yg komen, vote, dll. Kalau kalian punya pertanyaan, bisa langsung komen, nanti akan aku jawab pastinya ehehe:))

See you in the next chapter and have a nice day!🍃

Pretty's Twinkle Little Stars  (IndoTrans)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt