CERPEN : Romansa Mahasiswi Timses

57 0 0
                                    

Liska Adistia, manis sekali anaknya. Gayanya cenderung tomboy, rambutnya hitam lebat, panjang dan kerap diurai, kadang diikat simpel. Saat ikatan simpul rambutnya diketat, terlihat ada rambut halus di tengkuk. Kupingnya mungil, lehernya jenjang.

Alisnya hitam alami, kalau dilihat dari dekat, bulu-bulu halus menyemut seolah alisnya menyambung. Liska cantik sekali. Kata kawan satu kampusnya, Liska masih jomblo. Itu yang paling penting.

Satu lagi, untuk ukuran perempuan kebanyakan, Liska cenderung tinggi. Sekitar seratus enam puluh lima, taksirannya.

***

Akhmad Musapri. Mahasiswa semester akhir universitas Islam negeri. Bodi macam mahasiswa kebanyakan saja. Kurus, tinggi, rambut sedikit agak gondrong.

Apri panggilan rumah, Akhmad panggilan kawan kampus. Kalau ditanya kawan dia lebih suka dipanggil apa, jawabannya kocak.

"Kalau ditanya mau dipanggil apa, kamu boleh panggil aku "Sayang"," begitu Apri suka berkelakar.

Apri naksir Liska sudah sekitar dua bulan. Sejak pertama kali kenalan. Anak jaman sekarang bilang, "Love at the first sight."

***

Siang itu Apri iseng kirim pesan whatsapp ke Liska. [Liska kan? Kamu lagi dimana? Ini Apri, anak uin yang waktu itu kenalan abis diskusi di kafe depan kampus kamu, bareng ketua DPRD]

Lima menit belum di-read. Sepuluh menit belum di-read. Satu jam pesannya centang biru dua. Cuma di-read saja. Apri langsung pikir, Liska tak ingat dengan dia.

Apri meneguk capuccino cincau-nya pelan-pelan. Siang ini sengaja dia datang ke kafe tempat diskusi dua bulan yang lalu. Apri waktu itu panitia. Ketua panitia diskusi, seniornya jauh.

Dengan bermodal mental membaja dia "menghadap" seniornya, minta lihat daftar hadir, ada alamat email dan nomer HP. Daftar presensi diteliti Apri, tentu saja nama Liska yang dicari. Langsung dapat, jantung Apri kontan deg-degan. "Langkah pertama meraih cinta," Apri membatin.

Seniornya tersenyum simpul memperhatikan kelakuan Apri. Diam-diam dia memfoto Apri saat membuka arsip kegiatan, kirim pesan ke grup organisasi, caption fotonya; [Akhmad Musapri Mencari Cinta]

Grup WA mendadak ramai, satu, dua, tiga, banyak pesan langsung berhamburan. Semuanya menyebut, Apri kasmaran, dengan cewek tomboy kampus sebelah yang waktu acara pakai kaos oblong warna hitam dengan tulisan; Vivere Pericolosamente.

***

Tugas Apri waktu diskusi jadi seksi dokumentasi. Dari delapan giga kartu memori, paling sedikit dua giga jadi foto dan video Liska Adistya. Satu foto saat Liska melontarkan pertanyaan kritis soal penggunaan anggaran tanggap bencana kepada Ketua DPRD diambil dengan angle yang sangat artistik.

Tangan kanan memegang mikrofon, tangan kiri teracung, bahunya tegak dengan posisi berdiri seperti orator, rambutnya sedikit menjuntai memberi efek motion yang elegan. Di belakangnya latar lampu-lampu hias yang sangat artistik karena bokeh. Boleh jadi saat mengambil momen itu, Apri stand-by dengan telunjuk menyentuh shutter menunggu pose Liska lagi cantik-cantiknya.

Satu organisasi jadi tahu kalau Apri kesengsem berat dengan si tomboy beralis sambung itu. [ciye ciyeeeeeee ..]

Foto yang itu sekarang jadi screen saver laptop dan HP Apri. 😅

***

Ceting! Ada suara notifikasi. Apri yang sedang melamun malas-malasan membuka HP. Ternyata balasan pesan dari Liska. Yang terlihat di daftar notifikasi, emoticon badut sedang meniup terompet party.

Apri terlonjak, hampir saja gelas capuccino-nya kena kibas tangan keperi buru-buru ingin membuka pesan apa dari Liska.

Tangan Apri agak gemetar. Dia antusias sekaligus berdegup. Liska jawab apa pesan WA dari dia. Ini balasan Liska.

CERPEN : Romansa Mahasiswi TimsesDonde viven las historias. Descúbrelo ahora