2.3K 324 11
                                    

Hujan sudah reda ketika aku kembali bersandar di jeruji pagar pinggir jalan. Pukul dua pagi.

Aku melongok keatas, menatap bulan yang menyembul malu-malu dibalik awan mendung.

Bulannya cantik, kan?.

Lengkungnya manis dan bercahaya seperti senyummu.

Ia seperti memanggilku dengan suaramu, terasa amat dekat. Namun ketika aku coba raih, ia menjauh.

Aku berjalan mendekatinya, langkah demi langkah, hingga aku berlari mengikuti ilusi yang diciptakannya.

Sampai aku tidak dapat membedakan cahayanya dengan cahaya lain yang datang dengan cepat kearahku.

Hal terakhir yang aku dengar sebelum semuanya gelap adalah suaramu menjawabku.

Bulannya cantik, kak Mark.

Sudah kukatakan bahwa aku siap berkelahi dengan semesta hanya untukmu. Dan jika semesta mengalahkanku, aku dengan suka rela menyusulmu.

[✔] the moon is beautiful, isn't itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang