Bab 1-Hutan

9.4K 401 69
                                    

Hutan (Jasmine) Bab 1

Hujan membawa Jasmine ke teras sebuah rumah untuk berteduh. Rumah di dalam hutan. Pernah beberapa kali Jasmine melewatinya, tapi selalu tampak kosong dan gelap, seperti saat ini. Rumah mungil dengan dinding kayu dan juga teras kayu tanpa pagar.

“Sedang berteduh, Nona?”

Jasmine menoleh dengan mata membelalak dan mulut menganga. Di depan rumah yang kini terang benderang, muncul sesosok pria tinggi menjulang dan berwajah menawan. Siapa? Seketika bulu kuduk gadis itu meremang. Bukankah tadi rumahnya kosong dan gelap gulita? Kenapa sekarang terang dan ada penghuninya?

“Eh, iya, aku... dalam perjalanan pulang, lalu tiba-tiba hujan turun dan menderas,” jawab Jasmine gugup, melangkah mundur.

“Kalau begitu berteduh di dalam saja, lebih hangat,” tawar pria itu dengan senyum memikat. Bola matanya yang hijau menatap Jasmine, seolah menghipnotis gadis itu untuk menurutinya.

Aneh, Jasmine takut, tapi ia tidak mampu menampik tawaran ramah itu hingga kedua kakinya mengikuti pria itu memasuki rumah mungilnya.

Di dalam jauh lebih hangat, dan meskipun perabotannya sederhana, Jasmine merasa nyaman. Namun, beberapa saat kemudian, Jasmine yang kini duduk di kursi merasa kegerahan.

“Kenapa?” tanya pria itu, meletakkan segelas teh hangat di meja di hadapan Jasmine.

Jasmine menatap si tuan rumah. “Tidak apa-apa, di sini panas, ya, padahal di luar hujan.”

Pria itu tersenyum lalu duduk di kursi kayu lain dekat Jasmine. “Iya. Omong-omong, Nona Jasmine, perkenalkan, namaku Arya Khanz.”

“Bagaimana kau bisa tahu... namaku?” Jasmine menutup mulutnya.

Pria bernama Arya masih tersenyum. Ia menyugar rambutnya yang sedikit lebih panjang dari lelaki kebanyakan. “Rumahmu di tepi hutan, kau biasa berenang di danau saat akhir pekan, beberapa kali melewati rumahku untuk mengambil jalan pintas.”

Pipi Jasmine merona. “Iya... maafkan aku, tapi rumah ini biasanya gelap dan terlihat kosong.”

Tatapan tajam Arya terus mengikuti Jasmine yang mengipas-kipasi leher dengan tangan rampingnya. Seringai terbit di bibirnya. “Maaf, kau pasti sangat kegerahan. Tapi, aku tidak punya kipas angin.”

“Iya, tidak apa-apa, Arya.”

“Diminum tehnya, nanti keburu dingin.”

Jasmine mengangguk dan menyesap tehnya. Aroma melati mengelilinginya, membuatnya terlena. Saat Arya berdiri dan berjalan perlahan ke arahnya lalu menariknya berdiri untuk memeluknya, Jasmine tidak merasa aneh, malah menurutnya hal ini wajar saja. Pun saat pria itu menunduk dan mencium bibirnya.

Tubuh Jasmine kian panas membara kala Arya membawanya ke dipan yang terdapat di sudut ruangan, lantas melucuti kaus putihnya, menyisakan pakaian dalam dan celana cargo. Sepasang mata hijau Arya berlumur gairah, dan ia belum puas.

🌲

3 Feb 2020, 08.10 wib.
Emerald8623, Minggu, 21 April 2024, 08.21 wib.

HutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang