Evil Girl 19

10.8K 585 28
                                    

Indah Pov

Oma Anita's House

Disinilah penentuan nasib gue di pertaruhkan, bukan! salah satu nasib gue tentunnya. Di rumah Oma Anita yang agung. Bisa dibayangkan disini ada siapa saja?

Oke mari kita kocok! ehhh absen..

1. Keluarga besar Rahardian, mencakup:
a) Oma Anita, minus alm. suaminya.
b) Anak-anaknya Oma, ada Ibu serta Ayahnya Darin, Ibunya Bima mungkin (baru lihat), dan 1 pria yang cukup berumur (baru lihat juga) katanya dia anak bungsu Oma.
c) The cucu’s nya Oma, Darin (pastinya), Bima (oh no), Kak Tian dan... udah gak ada lagi.

2. Keluarga kecil Anggi (Huffft), mencakup:
a) Ibu dan Ayahnya Anggi
b) Anggi

3. Keluarga Kecil Claus, mencakup:
a) Ibu dan Ayah gue
b) Kak Cinta dan GUE!

Anyone bisa jelasin kenapa ada keluarga bermargakan Claus disini?? Kenapa keluarga gue ada disitu? Semenjak kapan coba? Kapan? mereka gak bilang sama gue atau seenggaknya jemput gue di sekolah kek. Kenapa harus berkorban sendiri sih gue ini????

Tentunya setelah gue tadi cari duit di jalanan. Keluarga gue emang dahsyat, menghukum gue tanpa ampun. Gak anter jemput gue, uang jajan cuma 5 rb, gak boleh kemana-kemana pulang sekolah langsung makan, sembahyang, kerjain tugas rumah plus PR, baru boleh pergi ke kamar. Sama sekali gak ada embel-embel baik-baikin gue layaknya anak bungsu. Hukuman ngeselin, itu berlaku selama sebulan bayangin dong! Untung aja kan gue kenal Si Dodit, lumayan gak bete di rumah dapet duit lagi.

Life is never flat, sekarang gue dukung banget jargon iklan chiki yang suka nongol di tv itu.

Gue duduk canggung di kursi panas, siap menjawab dan menerangkan pertanyaan dari Oma. Disamping gue ada Darin sebagai tersangka. Gue sama Darin tersangka, gue berasa korban tau. Korban!!!!

Darin duduk dengan rileks di sebelah gue, sedangkan gue duduk tegang disini.

Gimana gak tegang, ada 3 keluarga gitu coba. Emang sehebat apa kasus gue ini?

Oma duduk di satu kursi besar, di ujung. Gue sama Darin duduk berseberangan dengannya. Sedangkan yang lain menyebar sesuai dengan asal-usul keluarganya masing-masing.

“Ekhem.” Oma berdeham sebelum berbicara dan merapatkan kedua tangannya di meja besar depan kami semua ini, sekaligus menjadi pembatas antara kami.

“Selamat malam semua, akhirnya kita bisa berkumpul disini dengan anggota keluarga yang sudah lengkap. Setelah Indah tentunya yang datang terlambat. Kenapa Indah? Apa kamu tidak pulang dulu ke rumah?” Glekk baru pembukaan gue udah jadi sorotan aja.

Gue mencoba untuk rileks dan mendongak menatap Oma dengan sedikit senyum.

“Ya Oma, saya ada keperluan sama teman saya. Dan... tidak sempat pulang.” Oke selama ini masih normal walau gue dusta.

Ayah melirik gue tajam, seakan tau bahwa gue pasti keluyuran gak jelas. Padahal kan jelas!

“Ohh begitu, baiklah dikarenakan waktu semakin malam. Bagaimana jika kita bicarakan ini langsung saja?” Ujar Oma menatap semua  anggota paripurna, wedan macam orang penting aja gue.

Semua mengangguk setuju, sedangkan gue mengangguk kaku.

“Saya berikan kesempatan dulu kepada saksi, silahkan Anggi” Oma memberikan kesempatan pertama kali kepada saksi.

Gue melirik Anggi di samping meja kanan cemas, dia melirik gue sekilas dan menghadap Oma.

“Selamat malam, saya Anggi. Saya di undang Oma kesini karena punya andil besar juga dalam kejadian ini. Dimana saya adalah salah satu saksi selain Bima.” Anggi menarik nafas sejenak lalu melanjutkan kembali keterangannya.

Evil Girl Where stories live. Discover now