9

1.5K 122 7
                                    

Naruto mengetuk pintu rumah itu dengan tidak sabaran, saat pintu itu sudah terbuka dan menampakan pemuda dengan iris lavender, Naruto langsung melayangkan pukulan cukup keras diwajahnya tampan itu. Neji yang tak siap akan serangan itu terjatuh dilantai. Naruto menarik baju Neji, memukul wajah itu beberapa kali.

"Apa yang kau katakan padanya?" Tanya Naruto mencengkram kuat baju Neji. Neji mengernyit tak mengerti apa yang dikatakan Naruto.

"Apa maksud--" belum Neji menyelesaikan kalimatnya, Naruto sudah memukulnya lagi. Tentu kali ini Neji tak diam, ia menendang perut Naruto, menyingkirkan Naruto dari atas tubuhnya. Kini Neji yang memukul wajah Naruto, membuat pelipis Naruto mengeluarkan darah.

"Siapa yang kau maksud?" Tanya Neji.
"Apa yang kau katakan padanya Sasuke?!" Sahut Naruto. Neji terdiam, hari ini ia tak bertemu dengan Sasuke, bahkan untuk bertemu dengan Gaara saja tak bisa.

"Apa yang terjadi?" Tanya Neji lagi.
"Ia ingin bercerai dengan ku." Sahut Naruto. Untuk apa Sasuke meminta cerai? Bukankah ia sangat mencintai Naruto? Lalu mengapa sekarang ia ingin meninggalkan Naruto?

"Aku tak mengatakan apapun padanya, aku bahkan tak bertemu dengannya hari ini." Jelas Neji.
Naruto mengusap wajahnya gusar. Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa Sasuke berubah? Mengapa semuanya menjadi semakin rumit?

...

Sasuke menatap keluar jendela begitu indahnya kota saat malam hari. Sasuke berada di Hotel Hyuga Star, ia akan tinggal selama beberapa hari sampai Toneri kembali. Sasuke ingin mempercepat hari pernikahannya, ia ingin segera meninggalkan Naruto.

Hari terus saja berganti. Hari yang Sasuke tunggu akhirnya tiba, Toneri datang menjemput Sasuke di Hotel Hyuga star. Sasuke mengatakan ingin mempercepat pernikahan mereka, Toneri tak membantah ia menyetujui apa yang Sasuke inginkan. Sasuke juga mengatakan jika Naruto kembali, datang kedalam kehidupan Sasuke.
Sejujurnya Toneri terkejut akan hal itu, memang Toneri akan mempertahankan Sasuke. Tapi, entah mengapa Toneri merasa ada yang salah dengan Sasuke, Sasuke tengah menyembunyikan sesuatu darinya.

Sasuke membuka matanya, dulu Naruto yang akan menyapa paginya tapi, sekarang Sasuke harus terbiasa. Toneri yang akan menyambut paginya, Toneri yang akan berada disampingnya, Toneri yang akan menemani Sasuke mulai sekarang.
"Pagi, Suke-chan." Sapa Toneri. "Pagi, Tone-kun." Sasuke mengembangkan senyum terbaiknya. Tangan Toneri melingkar dipinggang Sasuke, memeluk tubuh mungil Sasuke erat. Sasuke membalas pelukan hangat Toneri, ia bahkan memejamkan mata merasa nyaman akan pelukan Toneri.

"Mengapa kau meninggalkannya? Bukankah kau dulu begitu mencintainya?" Tanya Toneri tak melepas pelukannya.

"Aku tak ingin membahasnya saat kita sedang seperti ini." Sahut Sasuke.

"Suke-chan, aku sangat mencintaimu." Bisik Toneri. Toneri melepas pelukannya, kini mata biru itu menatap onyx Sasuke, onyx yang begitu kelam nan gelap.

"Aku harus pergi untuk mengadakan rapat tentang audisi. Maaf harus meninggalkan mu Suke-chan." Sasuke menggelengkan kepalanya. "Aku tak apa. Dan Tone-kun? Jika bisa, saat hari pernikahan kita nanti aku ingin pernikahan kita tertutup." Pinta Sasuke. Toneri tersenyum kecil dan menyetujui permintaan itu. Toneri tak membutuhkan alasan, asal Sasuke ada disampingnya ia akan melakukan apapun untuk pemuda Revan ini.

"Ah~ ingin menghentikan waktu sekarang, aku ingin tetap seperti ini bersama mu." Ucap Toneri kembali memeluk Sasuke. Sasuke sedikit tertawa karena perkataan Toneri, Toneri selalu bisa membuat Sasuke tersenyum bahkan hanya karena kalimat seperti itu.

...

Sasuke mempercepat langkah kakinya, dihiraukan suara bariton yang memanggil namanya. Tak ada yang perlu dibicarakan, Sasuke sudah mengetahui semuanya, Sasuke tak ingin mendengarkan apapun dari Naruto, jika bisa Sasuke tak ingin lagi bertemu dengan Naruto.

Naruto menarik tangan Sasuke, memaksa Sasuke untuk menghentikan langkah kaki dan memaksa Sasuke untuk menatap mata biru itu. Mata yang biasanya memancarkan cahaya yang begitu menenangkan kini tampak penuh dengan luka dan pedih. Dibanding dengan amarah Naruto terlihat seperti seseorang yang menahan tangis, seseorang yang penuh dengan beban dipundaknya.

"Dengarkan aku." Kini Naruto mencengkram bahu Sasuke menatap mata onyx dalam. Sasuke tak tinggal diam, ia berusaha untuk melepaskan cengkraman Naruto dari bahunya, sungguh! Sasuke tak dapat menahan air matanya lebih lama lagi. Dadanya menjadi sesak, ia tak menyukai ini, Sasuke benar-benar membenci situasi semacam ini.

"Lepaskan aku." Lirih Sasuke menundukkan kepala. Sasuke tak kuasa untuk menatap mata sapphire itu lebih lama lagi, semakin lama ia menatap mata Naruto, ia semakin ragu untuk meninggalkan Naruto.

"Ku mohon dengarkan aku." Mohon Naruto.

"Kebohongan apa lagi yang ingin kau katakan padaku?! Kau tak pernah menyukai ku, Dobe. Kau hanya ingin melihat ku hancur, mengapa kau melakukan ini pada ku? Mengapa kau membuatku menyukai mu? Mengapa kau meninggalkan ku saat aku menyukai mu? Mengapa kau kembali saat aku menemukan kebahagiaan ku? Kenapa Dobe?!!"
L Rancau Sasuke. Sasuke tak dapat menahan tangisnya, ia membiarkan air mata itu jatuh membasahi pipi porselen nya.

Bukan ini yang Naruto mau, ia kembali tentu ingin membuat Sasuke menjadi miliknya lagi. Naruto tau ia salah oleh sebab itu ia kembali, ia ingin memperbaiki segala kesalahan yang telah ia lakukan dulu. Tapi, mengapa situasi menjadi seperti ini? Mengapa Sasuke ingin pergi darinya?
"Biarkan aku bahagia kali ini, dobe." Lirih Sasuke menundukkan kepala.

"Dengarkan aku, teme. Aku mencintai mu, aku ingin memperbaiki kesalahan yang telah kulakukan dulu, ku mohon jangan tinggalkan aku."

"Kau itu egois, aku tak pernah mengenal Naruto yang seperti mu." Tegas Sasuke sebelum akhirnya ia berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Naruto dan pergi.

...

Toneri melihat keluar jendela mobil. Di sebrang sana Toneri dapat melihat Sasuke bersama pemuda dengan surai pirang, Toneri tak tau apa yang mereka katakan, ia tak tau siapa pemuda itu. Yang Toneri tau hanya disana Sasuke menangis, entah apa yang terjadi, Toneri harap Sasuke akan menceritakan semuanya nanti. Dilihatnya kini Sasuke berjalan menjauh, saat itu juga Toneri keluar dari mobilnya, menghampiri pemuda yang masih berdiri diujung sana.

"Maaf, bisa kita bicara?" Ucap Toneri sesaat setelah tepat berada dihadapan pemuda Tan itu. Naruto.
Naruto tidak bodoh sampai tidak tau siapa yang kini ada dihadapannya, Ootsutsuki Toneri, seseorang yang sudah merebut Sasuke darinya.

"Sepertinya memang harus." Sahut Naruto.
Mereka pergi kesalahan satu cafe pinggir jalan, sesaat Susana terasa mengenggangkan bagi mereka. Hening dan sepi. Sampai suara Toneri menghilangkan keheningan disana.

"Aku Ootsutsuki Toneri, Tunangannya Sasuke." Ucap Toneri memulai pembicaraan.
Naruto tersenyum seakan meremehkan Toneri.

"Uzumaki Naruto, kau pasti mengenalku, apa perlu aku menjelaskannya? Aku suami sah Sasuke." Sahut Naruto. Toneri tersenyum menanggapi perkataan Naruto. Diseruputnya kopi itu, setelahnya Toneri meletakan cangkir itu dan kembali menatap sapphire Naruto.

"Dan ini sebuah kebetulan yang luar biasa. Toneri-san. Aku tidak akan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi milik ku." Lanjut Naruto.

"Jika bisa, rehutlah Sasuke dari ku."sahut Toneri. Toneri bangkit berdiri, merapikan jas hitam yang melekat sempurna ditubuh profesional nya.

"Aku tak memiliki banyak waktu sekarang, seseorang sudah menungguku dirumah. Mungkin dilain waktu kita bisa berbincang-bincang lagi." Toneri melangkahkan kaki keluar cafe, meninggalkan Naruto disana yang kini dibuat geram olehnya.

Apa maksud perkataannya 'jika bisa, rehutlah Sasuke dari ku'? Tentu Sasuke akan kembali pada Naruto. Sasuke hanya milik Naruto, sekarang maupun hari yang akan datang.

...

Let's Play || CompleteOnde histórias criam vida. Descubra agora