Sacrifice

5.4K 416 232
                                    

Title : Sacrifice
Author : plumprune
Length : 1596 words
Summary : Cerita ini akan menjelaskan bagaimana kehidupan seorang Huang Renjun yang harus kehilangan keluarganya.

Happy Reading!











Plak!

"Sadarlah!" Pekik Renjun dengan airmata bertumpahan dan nafas terengah-engah. Renjun mendongak menatap pada mata suaminya itu-segera mantan- namun si pengecut hanya menunduk dan setia untuk diam.

Renjun sungguh muak, terlalu muak dengan kelakuan lelaki yang mengaku mencintainya tersebut hingga tidak peduli jika saat ini mereka berdua berada di tengah jalan dan menjadi tontonan orang-orang.

Langit mendung dan gerimis mulai turun, lengkap sekali drama di siang bolong ini. Ia masih akan menunggu hingga Jeno membuka suara namun Renjun tidak boleh sakit, anaknya menunggu. Meninggalkan si calon mantan suami, Renjun pergi setelah menubruk kasar bahunya.

"Sayang~" Panggil Renjun riang begitu membuka kamar rawat sang anak kemudian membuka jaketnya menarug di sembarang

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Sayang~" Panggil Renjun riang begitu membuka kamar rawat sang anak kemudian membuka jaketnya menarug di sembarang. Menampilkan senyum terbaiknya seakan-akan ia tidak pernah menampar ayah dari anak ini di tempat ramai beberapa saat lalu.

"Baba," Balas sang anak yang terbaring lemah. Kulitnya pucat pasi, tubuhnya kecil dan kurus. Ada selang udara yang terhubung ke hidung dan selang infus di kulit tangannya yang tipis.

Usia Chenle baru menginjak 9 tahun, sebelum penyakit terkutuk ini menggerogotinya, ia adalah anak yang aktif, ceria dan berisik. Tidak bisa dan tidak akan diam kecuali saat makan dan tidur.

Renjun mengecup pelan dengan penuh rasa kasih sayang kening sang anak sebelum menarik kursi untuk duduk di samping ranjangnya. Renjun terus tersenyum, satu tangannya untuk menggenggam tangan si pasien yang bebas dari jarum infus dan tangan yang lain untuk mengusap rambutnya.

"Appa?" Tanya sang anak masih dengan suara lemahnya. Suara Chenle terdengar lirih, seperti suara yang bersumber dari tempat yang jauh dan dapat terdengar hanya jika ada angin yang mengantarkannya.

Renjun semakin melebarkan senyumnya, tangan yang tadi membelai rambut kesayangannya kini bergeser ke pipi tirusnya. Tidak ada lagi pipi gembil yang dapat ia cubit. Sebagai gantinya ia memilih untuk mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di hidung Chenle secara hati-hati.

"Appa tersesat sayang, ayo berdoa appa-mu akan menemukan sebuah mercusuar yang dapat menuntunnya pulang kepada kita."

"

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
FEELING BLUE [NOREN]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz