14

2.5K 204 17
                                    

[italic for flashbavk]


Setelah hampir sebulan yoongi koma dirumah sakit akhirnya hari ini ia membuka mata kucing indahnya.

Kejadian mengerikan itu tak akan pernah terlupakan oleh Jimin dan mina, Mina sudah pasrah akan keadaan putra sulungnya yang koma hampir sebulan.

Setiap hari Jimin menunggu yoongi, ia akan selalu berada disampingnya dan terus-terusan merapalkan kata maaf. kata kata dokter selalu terngiang-ngiang di kepalanya






"Setelah ia merasakan sakitnya tercekik, nyeri yang luar biasa menjalar ke tengkuk dan dadanya.
Tekanan itu menyebabkan penyumbatan udara dan pembuluh darah ke otak atau tekanan pada syaraf vagus. Lalu perut dan dada akan kejang karena diafragma berkontraksi dengan hebat. Jika saja kau terlambat memutuskan talinya maka yang akan terjadi adalah ia akan mematahkan tulang lehernya hingga terjadi pendarahan di otak. kontraksi diafragma kian menjadi-jadi dan bisa mengakibatkan keluarnya sperma atau bahkan feses dan akhirnya dia kehilangan nyawanya, bersyukurlah walaupun dia koma, dengan izin Tuhan semoga dia bisa lekas sadar dan sehat kembali"

Jimin menjatuhkan dirinya saat dokter menerangkan apa yang terjadi pada tubuh yoongi setelah melakukan hal itu, ia menjambaki rambutnya dan mengamuk diruangan dokter, dia meninju apapaun yang ada disana. Dia merasa bersalah, kalau saja ia tidak memukulinya lagi dan lagi, yoongi pasti tidak akan berada disini dengan leher yang membekas ungu karena tali sialan itu.

"Yoongi-ahh saranghae" lagi dia mengamuk, kedua tangannya sudah diamankan oleh security rumah sakit "Park yoongi maafkan aku sayang, hiks" 

Mina terus menangis melihat keadaan sang suami yang terlihat sangat setres, ditambah tidak ada kemajuan tentang keadaan yoongi. Sekarang kehamilannya sudah empat bulan, sudah membesar. Ia tidak ingin ikut setres karena kasian bayi yang ada diperutnya, namun bagaimana bisa. Melihat anak kesayangannya hampir bunuh diri dan berakhir koma dirumah sakit, bagaimana bisa ia tidak setres.

"Mas kamu pulang dulu ya tidurlah dirumah, biar yoongi aku yang jaga"

Jimin tidak pernah bergerak sedikitpun, dia duduk disamping yoongi sepanjang hari. Genggaman tangannya tak kunjung lepas. Dan itu terjadi seminggu penuh.

Sampai akhirnya Mina berhasil membujuk suaminya agar lebih kuat dan juga menjaga dirinya sendiri. Selama itu juga Jimin tidak ke kantor, sepertinya ia akan dipecat tapi masa bodo yoongi-nya lebih penting daripada apapun.— tapi kau selalu menyakitinya bangsat. Itu monolog author











"Dia sedang tidur sekarang tuan dan nyonya Park" dokter menepuk pundak tegap seorang ayah yang sedang memasang wajah penasaran akan keadaan anak sekaligus kekasihnya "Selamat yoongi berhasil melewati masa kritisnya"




Jimin dan Mina tidak bisa menahan rasa bahagianya sampai air matanya tak bisa terbendung lagi Jimin  dengan segera bersujud pada dokter yang telah menyelamatkan yoongi



"Ya ya yaa tidak usah seperti ini tuan Park" sang dokter kaget saat melihat reaksi Jimin yang sampai bersujud padanya "saya hanyalah perantara, yang membuat yoongi bertahan sampai saat ini adalah tuhan, berterimakasihlah padanya"

"B-bolehkah aku masuk?"

"Boleh, tapi hanya satu orang saja itupun jangan menganggu tidurnya"

Jimin melirik Mina, Mina mengangguk dan mempersilahkan Jimin yang masuk duluan untuk menemui yoongi, bagaimanapun Jimin adalah alasan semua ini terjadi.

Jimin mendekati ranjang yang manusia manis tiduri itu, selang-selang rumah sakit masih terpatri ditubuh ringkih anaknya, dan itu membuat park Jimin lemah lagi, dia menggigit kuat bibirnya supaya ia tidak mengeluarkan isakan karena mengangis.

Jimin duduk disamping ranjang yoongi, ia ingin menggenggam tangan Yoongi, ia ingin memeluk tubuh yang penuh selang itu, ia ingin mencium bibir yang sedikit terbuka itu, ia ingin mengecup hidung yang sedikit memerah karena dingin. Setelah memandangi setiap inci tubuh yoongi yang sangat mengenaskan, ia tak sengaja melihat geratan ungu yang sudah sedikit memudar diarea leher Yoongi, dan itu membuat dadanya kembali sesak.

Rasa bersalah terus menerus menggerogoti park Jimin, ia ingin keluar saja karena tidak akan kuat menahan tangisan lebib lama, lehernya seperti Tercekik hanya karena Manahan tangis bagaimana dengan yoongi pada hari itu?





Baru saja Jimin ingin keluar dari ruangan itu, yoongi membuka matanya perlahan membuat Jimin menoleh dan segera mendekati yoongi.

Yoongi terlihat menatap kosong atap rumah sakit, matanya tak menyusuri kemsnaojn, hanya fokus pada satu titik.

Jimin tidak bersuara, ia hanya menggenggam telapak tangan Yoongi yang terlampau dingin.

Sudah sekitar sepuluh menit yoongi hanya menatap ke atap dengan kedipan mata yang sangat lamban, Jimin mengelus lembut surai yoongi yang sudah memanjang, ia selipkan rambut halus itu ke telinganya. Mengelus sayang pelipis yoongi untuk menjadi atensi yoongi. Namun tetap saja tak ada repson apapun, malah Jimin melihat buliran air mata yang mengalir dipojok mata yoongi dan terjatuh mengenai tangannya yang sedang mengelus sayang pipi yoongi

"Sayang apa kau menangis?"

"M-maafkan aku" bahu Jimin bergetar dan menangis dalam diam, nafasnya tersengal-sengal karena menahan tangis dari awal masuk ruangan itu.

Jimin merakasan remasan lemah tangan Yoongi yang berada di genggamannya, Jimin menatap yoongi yang terus menatap kosong kearah atas, ia mendekatkan diri ke yoongi dan akhirnya *cup. Jimin mengecup bibir tipis dan pucat itu, cukup lama sampai akhirnya mereka berdua menangis dengan cara yang berbeda.

Jika Jimin menangis sembari sesenggukan dan mata yang sembab, maka yoongi tetap dengan cara yang tadi. Hanya meneteskan air mata yang terjatuh apik di batal biru muda itu.








"Cepat sembuh Park yoongi, ayo kita pulang dan biarkan aku menebus semua kesalahanku, my lovely"






Tbc. Maap lama dan sekalinya up gaje bsngetbsnget banget. Gw ngantuk berat bodo aku ga cek lagi ya. Aku langsung publish. Pls vote dan komen deh

im sorry ma [pjm+myg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang