Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A STORY by
SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL
STARRING
Choi Siwon
Im Yoona
Genre: Drama Romance, a bit Family
Rating: PG-17
Disclaimer :
This is just work of fiction. The same of plot, character, location are just accidentally. This is not meaning for aggravate one of character. I just owner of the plot. If you don't like it, don't read or bash. Don't be plagiat and copy paste without permission
So, happy Reading.
***Vote sebelum dibaca***
*****R.O.S.E*****
Di ujung malam bersisian gundah, sebagian orang masih saja menggumuli pekat. Dalam buaian desir lewat terpa sang angin, kesunyian pun kian menampar hati.
Sementara gerimis mulai meluruh jatuh. Rintiknya menghantar irama sendu di kedalaman khayal.
Tidak terlihat kehadiran bintang bintang untuk menari bersama dingin. Sepi dan sunyi mendukung malam hingga subuh menanti sang surya kembali. Manik langit menyanyi dengan bisu, dia sedang menghibur hati manusia yang remuk.
Di sudut langit Korea Selatan itu, kota Seoul sedang tak dirunduk warna yang biasa memancar menembus kabut. Tak ada lagi ribuan cahaya dari bintang yang biasa setia menghias hitam saat hari tenggelam.
Di sudut langit, hitam mencekat menutup warna, membawa deru angin. Mata seorang Im Yoona memandang buram. Jauh di sana dilihatnya gelap dalam malam saat hitam membayang matanya.
Di salah satu sudut rumah yang ditinggalinya, ia duduk di balkon lantai duanya. Tubuh mungilnya masih dibalut dengan pakaian kerja yang digunakannya di kantor. Wanita berusia 27 tahun itu ditemani gelas kristal berisi wine yang menghias pada tangan kirinya.
Rumah itu sepi penghuni, hanya dirinya dan kesepiannya. Tidak ada keluarga, tidak ada orangtua, tidak ada teman, tidak ada binatang peliharaan, tidak ada pasangan.
Oh entahlah, apakah dia termasuk dalam kategori tidak punya pasangan atau tidak. Yang jelas Yoona lebih senang jika tidak.
Yoona menanti di bawah langit gelap, menikmati malam hingga dirinya larut terbawa. Duduk di bawah tempat di mana malam menggoyahkan langit. Menarik ulur napasnya yang sempat tersendak di ujung tenggorokannya, membantu otak serta tubuhnya lebih tenang setelah tadi sempat bersitegang dengan berbagai berkas dan juga monitor di dalam kamarnya.
