PART 2

897 70 14
                                    

R.O.S.E

Vote sebelum dibaca

*****

Setiap detik yang dingin dan mencekam itu dilalui Yoona di sana. Tidak terlintas di kepalanya untuk segera kembali ke dalam kamar dan kemudian menyembunyikan tubuh mungilnya di bawah selimut. Dia tidak lagi punya alasan yang mampu membuatnya tidur nyenyak demikian. Pikirannya sudah dikacaukan oleh Siwon dengan sejuta pemaksaan sialannya. Pria itu meninggalkan benci pada Yoona, meningkatkan dendam hingga wanita itu tak punya waktu untuk sekedar menukar pakaian kantor itu hingga pagi hari tiba.

Benar, Yoona mungkin tidak akan sadar jika waktu sudah dihabiskannya seperti orang bodoh di sana paskah kepergian Siwon dari hadapannya andai saja terang tidak datang. Pagi sudah menyuluti rasa lelah di mata dan juga seluruh fisiknya.

Dibuang Yoona napas itu keras-keras, sebuah desahan dan kepasrahan hidup yang sangat tidak baik dibukanya pagi ini. Dibereskannya gelas dan botol minum di atas meja. Berjalan menuju pintu kamar kembali untuk mengantar nampan berisi gelas dan botol kosong itu ke dapur.

Namun langkah itu harus terhenti saat kedua matanya justru mendapati Siwon yang dikiranya sudah menyingkir malam lalu kini berbaring tenang di atas ranjang kamar Yoona. Pria sialan itu terlihat begitu lelap yang sebenarnya membuat hati Yoona berapi-api.
Yoona benar-benar tidak bisa menerima ancaman sialan pria itu untuk adik tercintanya. Adiknya yang 7 hari lalu tidak ditemukan saat proses penjemputan di sekolahnya. Adik kecil tercintanya, harta Yoona satu-satunya.

Sejauh mana anak berumur 12 tahun bisa pergi?

Seperti kehilangan nyawa saat Yoona mendengar dan mencari namun tidak ditemukan. Beberapa jam Yoona menghabiskan waktu mencari sendiri, hingga sosok sialan itu mengirimkan Yoona sebuah foto dan menghentikan usaha Yoona untuk terus mencari. Penolakan yang berujung penculikan sang adik.
Ternyata adik laki-laki Yoona sudah berada di tangan Siwon. Dalam keadaan berbaring di atas ranjang pesakitan dan tidak sadarkan diri. Siwon terlalu pintar untuk mencari cara untuk memberi Yoona pelajaran.

Sejauh itulah yang bisa dilakukan Siwon hanya karena Yoona menolak untuk mengumumkan kepada semua orang jika mereka adalah pasangan kekasih. Pria keras kepala itu terlalu terobsesi membuat semua manusia di dunia tahu bahwa mereka adalah pasangan. Andai mereka tahu, jika itu adalah pemaksaan.

Siwon terlalu kaya, dia juga terlalu tampan. Dia punya banyak lahan positif dimata semua orang, dikenal dengan prestasi dan juga pebisnis handal. Punya kekuasaan, punya fisik yang bisa bersaing dengan pemain film populer Mancanegara, ketampanan yang digilai semua wanita. Pria itu punya segalanya, seharusnya untuk ukuran pria sepertinya, Siwon bisa mendapatkan wanita yang mungkin segalanya lebih dari Yoona. Lalu kenapa harus Yoona?

Tidak, tidak hanya Yoona. Pria itu punya banyak wanita. Seperti para bajingan yang lain, Siwon juga lemah akan wanita. Dia suka gonta ganti pasangan dan kemudian akan dicampakkannya dengan begitu mudah. Dia tidak peduli pada setiap perasaan wanita yang disakitinya. Dia hanya peduli kesenangan dan juga nafsu sialannya.

Lalu Yoona salah satunya?
Bisa ya dan bisa tidak.

Diantara yang lain, hanya Yoona yang berbeda, hanya Yoona yang menolak. Hanya Yoona yang dipaksa dan hanya Yoona yang tidak pernah bersikap baik kepada Siwon. Mungkin karena itu Yoona menarik di mata Siwon. Mungkin, mungkin juga tidak.

"Seharusnya ku bunuh dia lebih dulu"

Kesal Yoona pada dirinya. Itu masih tentang ancaman malam lalu.
Tidak ingin ada percakapan dengan Siwon sepagi ini, Yoona memutuskan meninggalkan kamar dan segera ke dapur. Melakukan kebiasaan dan aktifitas paginya sambil memikirkan apa yang seharusnya bisa dilakukannya untuk mengatasi Siwon. Dia tidak mungkin selamamya di bawah aturan sialan Siwon seperti ini. Pria itu tidak bisa berkuasa selamanya atas dirinya.

R.O.S.EHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin