2. Shalih Boy

97 11 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim

Allahumma shali'ala Muhammad wa'ala ali Muhammad

Happy reading

and

Sorry for typo
🙏🙏🙏

Sembilan tahun kemudian ...

Keluarga kecil itu tengah menghabiskan sarapannya di meja makan. Ayah dan sang anak sangat lahap memakan sarapan yang telah dibuat oleh bundanya. Bia memerhatikan anak dan suaminya sambil tersenyum. Ia sangat senang karena putra semata wayangnya tumbuh dengan sehat dan menjadi anak yang cerdas dan pintar.

Saat ini Nalen sudah duduk di bangku kelas 3 SD. Saat lahir dulu, Nalen mewarisi wajah Bia, tetapi semakin besar entah kenapa ia menjadi semakin mirip dengan ayahnya. Bia sempat merasa sedih, tapi ia tak terlalu memusingkan hal sepele seperti itu. Mirip siapa pun Nalen, ia adalah anak yang telah lahir dari rahimnya sembilan tahun yang lalu.

Aby dan Bia sebenarnya ingin memiliki banyak anak. Ketika Nalen berusia tiga tahun, Bia memutuskan untuk mengikuti program hamil anak kedua. Namun, Allah belum kembali memercayakan dirinya dan Aby untuk menimang momongan hingga saat ini. Meski sedih, Aby selalu mengingatkan Bia untuk selalu bersyukur atas apa pun yang Allah berikan untuk mereka.

Nalen termasuk murid yang pandai di kelasnya. Ia sangat gemar membaca buku dan berolahraga seperti futsal, basket dan renang. Aby dan Bia selalu membimbingnya belajar di rumah. Entah itu membaca kitab Al Quran, buku-buku ilmu pengetahuan atau ensiklopedia atau membantu Nalen mengerjakan PR-nya. Aby dan Bia benar—benar mendidik Nalen dengan baik. Meskipun Nalen adalah anak kesayangan dan semata wayang, hal itu tidak serta merta membuat mereka memanjakan Nalen dengan materi berlimpah.

Aby bahkan memilliki waktu khusus dengan Nalen untuk mengobrol dengan anaknya sebelum tidur. Sesibuk apa pun Aby, ia selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan Nalen. Karena menurut Aby, anak laki-laki harus memiliki ikatan yang kuat dengan ayahnya. Aby dan Bia sudah mempunyai tugas masing-masing dalam mendidik Nalen. Mereka ingin agar Nalen menjadi anak yang shalih, pintar, berakhlak baik dan menjadi hamba Allah yang taat.

Uhuk ...

Terdengar suara batuk Nalen yang membuyarkan lamunan Bia. Bia hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku anaknya itu.

"Pelan-pelan makannya, Nak," tegur Bia sambil menyodorkan segelas air putih pada Nalen.

Nalen langsung meminumnya hingga habis setengah gelas.

"Hehe, maaf Bunda. Habisnya masakan Bunda enak banget sih. Iya kan, Yah?" tanya Nalen sambil melirik Aby yang duduk di sebelahnya.

"Iya, tapi bener kata Bunda. Kamu makannya pelan-pelan, Nak," ucap Aby sambil mengelus kepala Nalen.

"Iya, maaf Ayah."

"Ya sudah, ayo dihabiskan sarapannya. Nanti kalian telat loh," ucap Bia menasihati anak dan suaminya.

===

Bia sedang menemani Nalen membaca Al Qur'an sehabis maghrib. Bia memang membiasakan anaknya itu untuk mengaji setiap sehabis salat maghrib. Jika hari weekdays, Bia yang akan menemani sedangkan jika sedang weekend maka Aby yang akan menemani Nalen.

Nalen sudah lancar membaca Al Qur'an diusiannya yang ke-sembilan tahun ini. Bia yang mengajarkan Nalen untuk mengaji sedari Nalen TK. Semua itu adalah program yang telah dirancang bersama sang suami. Meski Aby sibuk di kantor dan terkadang melakukan perjalanan dinas ke luar kota, ia tidak pernah lepas tangan dalam hal mendidik putranya. Apa pun mengenai Nalen, Aby dan Bia akan diskusikan bersama.

Allah Loves YouDonde viven las historias. Descúbrelo ahora