Bagian 12

264 24 0
                                    

Denata

Bagian 12

Alaska membuang gitarnya ke tempat sampah kemudian kembali berjalan yang akan membawanya ke taman komplek, dan disanalah Alaska akan tinggal dan disanalah Alaska akan menggunakannya untuk sebagai tidurnya. Sekolah? Seragam? Alaska bisa bolos.

Sesampainya gadis itu duduk di sepinya malam, sambil memejamkan matanya dengan lembut, tak ada angin malam ini bahkan bulan pun tak terlihat namun suasana langit saat ini terlihat cerah.

"Kamu kemana sih Nat." Ucapnya, kemudian gadis itu merebahkan tubuhnya dengan posisi miring setengah duduk.

"Aku butuh kamu." Ucapnya lagi, kemudian gadis itu tertawa sedih.

"Oh iya, kamu lagi di rumah sakit."

"Aku capek tau Nat, ngeladenin kamu yang seratus persen mirip sama Papa." Alaska berkeluh kesah pada sang malam.

"Las..." Alaska bangkit kemudian melihat pria itu berdiri di hadapannya dengan es krim yang berada di kedua tangannya, tersenyum manis hingga dimple pria itu muncul.

"Kamu disini?" Pria itu duduk di samping Alaska sambil memberikan es krim yang ada di tangannya ke tangan Alaska.

"Mau nangis lagi?" Tanya Nata sambil meletakkan kepala gadis itu ke pundaknya, mengusap pipi gadis itu dengan lembut. Kemudian tersenyum kecil ketika isakkan gadis itu terdengar.

"Kenapa kamu harus sama Ester terus." Nata diam saja, sambil menepuk-nepuk lembut pipi gadis itu.

"Kenapa harus Ester."

"Kenapa harus dia."

"Las." Alaska bungkam.

"Ester sakit." Alaska mengangguk, dia juga sudah tahu kalau Ester itu sakit.

"Aku tau Nat, tapi Ester emang nggak punya pembantu di rumahnya? Emang Mamanya kemana?" Nata mengusap lembut pipi itu lagi, membiarkan Alaska bersuara panjang lebar dan tak peduli dengan gadis itu yang membahas tentang Ester.

"Ester nggak punya Mama Las." Alaska diam, bungkam seketika.

"Semua pertanyaan kamu aku jawab malam ini, ya kamu harus dengerin baik-baik." Ucapnya sambil memberikan es krim yang berada di tangan kanannya itu ke Alaska.

"Pertama, aku nggak ada perasaan sama Ester begitupun sebaliknya."

"Kedua, kamu pacar aku."

"Ketiga, aku mau kasih tau kalau Ester udah bukan tanggung jawab aku lagi, tapi... bolehkan aku liat keadaannya kalau dia kenapa-kenapa?" Alaska mengangguk pelan, sedikit tak terima namun... amanah adalah amanah, jadi Alaska bisa apa?

"Terus yang jaga Ester siapa?" Tanya Alaska merasa peduli ketika mendengar kabar bahwa Ester tak memiliki seorang Ibu.

"Kevin, katanya Ester suka sama Kevin bener?" Alaska mengangguk.

"Iya bener." Nata tersenyum sambil memperlihatkan dimple miliknya yang terukir dengan sangat jelas.

Kemudian hening, Nata masih saja memikirkan gitar gadis itu yang sudah patah menjadi dua, kemudian melihat tas biolanya yang robek karena Alaska menggeretnya.

Hanya perkara tas biola robek masalah bisa menjadi seperti ini?

"Las..." Panggil Nata lagi. Namun tak ada jawaban dari gadis itu, Nata melihat gadis itu sudah memejamkan mata sambil menggenggam tangan kirinya dengan erat, jari-jari mereka saling bertaut satu sama lain.

Lalu, tangan kanannya meraih ponsel kemudian menelfon Malidya.

"Apaan Nat? Tumben."

"Tolong lo dateng ke taman deket rumah gue, bawa mobil ajak Abang lo sekalian."

"Buat?"

"Udah lo turutin aja apa kata gue, gue tunggu."

Kemudian Nata mematikan sambungan telepon itu, menyenderkan kepalanya di kepala Alaska sambil mengusap tangan gadis itu dengan lembut.

Lima menit berlalu dan Malidya datang sambil tersenyum jahil ke arah Nata yang memejamkan mata, dengan posisi mereka yang sangat langka bagi Malidya.

"Nat." Reyhan memanggil Nata, membuat pria itu mengerjapkan matanya lalu membawa tubuh Alaska, menggendongnya.

"Buruan, gue ngantuk." Malidya yang masih tak mengerti lantas berjalan ke arah mobilnya lalu membuka pintu mobil itu, membiarkan Alaska di bawa masuk bersamaan dengan tas biolanya.

"Gue titip Alaska, ada masalah sama bokapnya." Reyhan mengangguk kemudian mengusap pundak pria itu.

"Keren, lo keren." Ucapnya, Nata tak mengerti untuk apa Reyhan mengucapkan kalimat itu, terdengar aneh dan begitu lebay.

"Mal, lo punya baju seragam lebih?" Tanya Nata sambil mengusap pipi gadis itu dengan lembut.

"Satu doang."

"Yaudah berarti Alaska besok ijin." Ucap Nata kemudian beralih melihat Reyhan.

"Jangan apa-apain pacar gue." Reyhan terkekeh, lalu berjanji tidak akan melakukan apapun kepada Alaska.

"Aman Nat."

"Bagus, oke makasih ya."

"Sama-sama." Ucap Malidya kemudian masuk ke dalam mobilnya bersamaan dengan Reyhan dan Alaska yang sudah berada di dalam mobil.





































Bersambung...

[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)Where stories live. Discover now