Vampire Part 1

1.2K 149 27
                                    

(artwork by @lgions)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(artwork by @lgions)



───✱*.。:。✱*.:。✧*.。✰*.:。✧*.。:。*.。✱ ───


Jaemin benar – benar lelah.

Pokoknya lelah maksimal, dirinya belum tidur sejak kemarin. Bahkan kantung matanya memiliki kantung mata saking parahnya. Mungkin jika dibandingkan, mukanya itu bakal tidak ada bedanya dengan hewan berbulu yang berasal dari negeri bambu itu.

Kini ia tengah berjalan menuju balkoni di apartemennya untuk sedikit menikmati sinar matahari dan udara sejuk sejenak.

Entah sudah berapa lama dia mendekam didalam ruangan, karena ketika Jaemin menemui cahaya matahari, ia meringis seraya menutupi pandangannya. Aduh mata dan kulitnya terasa sakit semua karena berada di dalam seharian penuh.


"Astaga...!" Pekik seseorang dari seberang apartemennya.

Matanya melotot ketika melihat penampakan lusuh Jaemin yang ada dihadapannya itu. Namun, si empu yang ditatap dengan kaget cuman tersenyum—mengerikan.

"Hai Jen." Sapanya seraya menyandarkan tubuhnya di sofa dekat balkoni tempat ia berada sekarang.

"Yaampun! Kukira aku melihat vampire karena mukamu itu tau." Jaemin mendegus mendengar penuturan atau ejekan, entahlah—lelaki didepannya. Ada – ada saja, vampire? Mana ada vampire berjemur di pagi yang cerah begini. Setaunya vampire kan benci cahaya.

"Jaemin baik – baik saja? Mukanya nyeremin," Jeno berjalan mendekati pagar balkoni kamarnya sendiri yang bersebelahan dengan si tetangga. Untuk melihat muka Jaemin lebih jelas.

Jaemin hanya melirik sekilas pada lelaki manis yang ada didepannya, lalu mengacungkan jempol menunjukkan gesture bahwa ia baik – baik saja dan lanjut bersandar pada sofa seraya memejamkan mata.

Ah—andai saja dia tidak sedang lelah seperti ini, dia pasti sudah tebar pesona dan menggodai si Jeno itu. Jaemin kan paling semangat jika sudah melihat Lee Jeno, si manis tetangga sebelah.


Tetapi dia akan membuat pengecualian untuk hari ini. Jiwa, raga, batinnya sudah terlalu lelah untuk melakukan apapun. Biar saja dia lebay, bagaimana tidak lelah? sudah hampir tiga hari penuh ini dirinya disibukkan dengan menyelesaikan tugas kuliahnya yang menumpuk. Sepertinya beberapa dosen mata kuliahnya kompakan untuk menyiksa mahasiswa mereka. Karena bagaimana bisa , empat mata kuliah sekaligus memberikan tenggat deadline yang sama?!

"Kamu yakin baik beneran Jaem?"

"Iya beneran."

"Yakiiiin?" Ucap si manis sekali lagi. Menyandarkan tubuhnya di balkoni dan menopang wajah tanpa melepaskan pandangan pada lelaki diseberang sana yang masih asik memejamkan mata.

Meski Jaemin berkali – kali bilang dia baik - baik saja, Jeno susah untuk percaya. Habis diliat dari sisi manapun, Jaemin terlihat menyeramkan. Seperti mayat hidup.

"Jaemin! Jawab dong!" Jeno mendelik kesal. Jaemin malah mengabaikannya dan asik memejamkan mata.

Jaemin membuka matanya. Ia melihat Jeno cemberut diseberang sana. Bocah itu terus menatapnya seperti anak anjing yang dihiraukan majikannnya. 'Astaga, gemesin banget masa depannya Na Jaemin' Batinnya.

"Iya sayang, beneran. Cuman capek aja habis ngerjain tugas kuliah seharian."

Aduhー Jeno bersemu mendengar ucapan Jaemin.

"Heh! E-enak aja panggil-panggil sayang!" Teriaknya garang sambil melototin si empu yang masih asik senderan. Tapi tak berselang lama tatapannya melunak. Ia menatap khawatir ke Jaemin.

'Hmm, Jaemin capek banget ya? Mukanya pucat begitu, pasti belum istirahat dari kemarin...' batinnya.

Ia jadi kasihan melototin Jaemin. Jujur saja Jeno memang sedikit, sedikit loh ya— khawatir sama lelaki berambut pink itu.

Habis Jeno tak melihat batang hidungnya dari kemarin. Padahal biasanya lelaki itu tak pernah absen menggodainya. Entah saat hujan atau badai sekalipun ada saja tingkah si genit itu. Kan Jeno jadi kangeー eh bukan, maksudnya jadi bosen. Tidak ada yang dia galak – galakin seperti biasanya.

"Jaemin lapar nggak?" Jeno menatap penasaran. Ia yakin pasti laki – laki itu pun belum makan dari kemarin. "Mau makan bareng Jeno?" ajaknya.

Hah?

Jaemin nggak salah dengar kan?

Jeno?

Jeno yang tsundere itu ngajak dia makan bareng?

Wah pasti otaknya sudah bermasalah gara - gara mengerjakan tugas bertumpuk – tumpuk. Jaemin menatap tidak percaya kearah Jeno. Ia langsung menegakkan tubuhnya secara seketika saking kagetnya mendengar ajakan Jeno. "APA? Kamu ngomong apa tadi Jen??"

"IH, kalo orang ngomong tuh dengerin baik – baik Jaemin. Jeno bilang Jaemin mau nggak makan bare—"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Jaemin sudah memotong ucapan Jeno.

"MAU BANGET LAH!" Laki – laki itu langsung bangkit dari sofa, mendekati balkoni tempat Jeno tengah bersender.

Jeno melotot kaget. Hampir saja ia terjungkal kebelakang melihat tampang Jaemin yang sudah ada didepan mukanya. Mana Jaemin berteriak menggelegar lagi.

Seandainya ini adalah manga, sudah ada cahaya kerlip kerlip imajiner di mata Jaemin saat ini mendengar ajakan si manis.

"Tungguin bentar ya sayangnya Jaemin. Mau mandi dulu biar ganteng." Jaemin mengedipkan matanya lalu lantas berlari masuk kembali ke kamar.

—Namun baru beberapa detik ia masuk, laki – laki itu kembali lagi kearah balkon kamarnya hanya untuk melemparkan flying kiss kepada gebetannya itu.

"Muach!"

Jaemin melambai – lambaikan tangan pada Jeno sebelum benar – benar menghilang kedalam ruangannya. "Dah Jeno! Tungguin Nana yaaa!" Ujarnya genit.

Sedangkan Jeno diseberang sana masih bengong melihat tingkat Jaemin. Ia masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.

'Kok Jaemin semangat banget sih aku ajakin makan? Jangan – jangan dia beneran vampire lagi ?? Jangan – jangan Jaemin beneran vampire yang kelaparan dan pengen minum darah Jeno??? HIIIII...!'

ーJeno meringis, begidik ngeri membayangkan Jaemin menghisap darahnya. Ia berlari masuk kedalam kamarnya sendiri sambil sesekali menengok kearah tempat tinggal tetangganya itu.

Aduh Jeno jadi merasa sudah melakukan kesalahan besar mengajak Jaemin makan bareng.



To Be Continued


∘₊✧──────✧₊∘





Halo ! Kenalkan, Saya Chan, author baru disini. Maaf bila banyak kesalahan kata. Sudah lama rasanya Chan mulai mencoba menulis cerita seperti ini. Bila berkenan boleh meninggalkan komentar atau vote. I'll apreciate any feedback. It's a bit messy. But, nevertheless, I hope you enjoy !

Tetangga SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang