Apaan

1.9K 303 23
                                    

Ujan, Ya Allah. Ujan.

Orang-orang pada lari-larian keluar gerbang. Gue mah boro-boro, rasanya udah ngantuk aja pengen tidur.

Apalagi si Haruto, ujan bukannya neduh, malah sampoan. Alasannya rambutnya kena ujan, kotor, kudu mandi. Astagfirullah.

"HARUTO UDAH!"

"SEGEEERRRRR."

Ya Allah, kalau bukan sodara. Udah gue pijek-pijek.

Gue pulang naik apa yambon. Si Minjung dah pake abang gocar. Gue boro-boro mau mesen gocar. Duit nipis. Kalau sama Haruto, nggak ah. Pasti dia nunggu reda, nunggu si Jeongwoo sama Junghwan—nggak ah.

"Woi!"

"Woi!"

Kok dua orang yang manggil?

Pas gue nengok.

Ealah, Bang Yedam hehehehehe.

Terus—suara satu lagi siapa?

"Yang dipanggil songong amat dah," Sindir Bang—lah, Bang Minhee?

Bang Yedam diarah kanan gue, sementara Bang Minhee diarah kiri gue. Ini kayak cinta segitiga... aw.

Gue liat Bang Yedam buru-buru duduk sebelah gue. "Hai," Sapanya. Duh, dugun-dugun. "Belom pulang lu?"

Sekarang, Bang Minhee. Dia juga duduk sebelah gue. "Eh—"

"Dah sono, Ngehe. Lu pulang. Gue mau ngapel." Ujar Bang Yedam.

"Orang gue mau nanya si Minjung mana..." Gumam Bang Minhee.

Eh—apel ya?

Apaan?






Jangan lupa buat follow, vote dan komen!Maaf, banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa buat follow, vote dan komen!
Maaf, banget. Karena aku jarang buka dm, jadi kalian buat minta feedback atau follback di papan pesan.

© 19kg-flo

Bang Yedam ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang