Hidup ini memang tak adil atau hanya aku yang berpikir begitu?
Aku tak pernah menginginkan terlahir sebagai manusia seperti ini, tak mau dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kelebihan tersendiri. Aku tak ingin.
Namun seberapa keras aku berusaha keluar dari zona nyaman ini, aku terjebak dengan perasaan tak menentu. Ketika mereka inginku seperti itu, aku mencoba meskipun harus terluka berkali-kali, kucoba. Ketika mereka menolak mauku, hanya senyuman yang kutunjukkan, "ah tak apa-apa."
Kutahu, tanpa kalian, aku bukan siapa-siapa di dunia ini. Aku hanya manusia lemah yang membutuhkan uluran tangan untuk dibimbing. Awalnya langkah kita beriringan, bergandengan dengan tawa menyertai tetapi semakin lama waktu melesat cepat, aku menyadari sudah terlalu jauh aku ditinggal sendirian menyusuri jalan. Bersama sendiri, aku mulai menata mimpi.
Ketika impian hampir berada di puncaknya, tetiba kalian datang, "jangan, ini tak pantas untukmu. Jangan permalukan kami dengan impian bodohmu itu."
Aku tahu kalian melakukannya demi kebaikan, akan tetapi seiring berjalannya waktu. Semakin kutahu, kucoba mengerti dan semakin kupahami, aku terluka ribuan kali tanpa henti.
Kota Kasih, 22 Februari 2020
YOU ARE READING
Dalam Antologi Februari
PoetryKata orang-orang, "Cinta adalah segalanya." namun semakin lama mengenal cinta, terlalu banyak lara yang didapatkan. Merajut untaian cinta, mencoba mengaisnya dalam lemba duka berkabut kesepian. Di sana, ada yang meminta. Di sini, ada yang memberi. G...