[2]

257 87 36
                                    


Aku mematung. Aku belum sempat mengikuti audisinya. Bahkan aku belum sempat memasukki ruang audisinya.

Kedua lenganku ditarik paksa oleh dua security gedung agensi. Aku berusaha untuk tidak memberontak terlebih dahulu supaya tetap bisa menjaga harga dan nama baik diriku didepan peserta yang lain.

Aku dibawa ke sebuah ruangan lantai dasar di dekat lift.

"Mohon maaf, anda ingin diamankan terlebih dahulu di ruangan ini atau ingin langsung kembali ke rumah?" tanya salah satu dari dua security it
"Aku mohon, maafkan aku. Nomor urutku sudah dipanggil dan aku harus segera maju untuk audisi."

Kedua security itu tampak saling pandang. Aku memutar kedua bola mataku. Kutatap dengan nanar arloji yang melekat pada pergelengan tangan kananku.

"Aku ingin pulang."

Entahlah.

Rasanya benar-benar tak pantas aku merendah dan merengek di depan dua security agensi.

Ingin rasanya aku menenggelamkan wajahku ke bumi. Mendadak aku merasa begitu ciut. Apa yang telah aku lakukan selama ini begitu sia-sia.

Aku merasakan dua security itu mengikutiku berjalan menuju pintu keluar.

"Bisakah kalian bersikap normal saja?" pekikku, lantas berlalu meninggalkan mereka yang tengah mematung.

...

Aku tak berani pulang ke rumah.

Sungguh.

Apa yang akan mereka katakan ketika mengetahui bahwa aku gagal lagi? Termasuk Eomma.

Tidak.

Bahkan kali ini aku belum sempat mengikuti audisi.

Berarti aku tidak gagal. Hanya karena ada musibah kecil.

Tidak, bukan musibah kecil.

Aku menimpa speaker audio B&W berukuran besar milik salah satu agensi terkenal di Kota Seoul bukanlah suatu hal kecil.

Aku menyusuri sebuah tempat dimana banyak penangkaran berbagai jenis tanaman hias, termasuk di dalamnya bunga-bunga yang indah. Taman ini terletak tepat di titik diameter Kota Seoul.

 Taman ini terletak tepat di titik diameter Kota Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini hari memasuki bulan ketiga musim semi. Setelah melewati masa dingin awal musim semi, akhirnya bulan ini penduduk Kota Seoul bisa merasakan suhu hangat. Aku sempat mengunjungi tempat ini di pertengahan musim semi, masih bersuhu dingin dan orang-orang sekitar mengenakan pakaian coat, cardigan, dan juga celana bahan. Kini orang-orang menyambut akhir musim semi dengan berjalan-jalan santai mengenakan pakaian yang lebih casual.

Kuhembuskan napas ringanku di suhu hangat taman ini. Mencoba melepas segala pikiran yang masih mengganjal. Aku rindu orangtuaku. Aku rindu dimana saat mereka selalu mengajakku berjalan-jalan sore di taman ini saat akhir musim semi seperti ini. Terlebih Appa. Ia selalu menggendongku di kedua bahunya saat aku masih berusia 4 tahun, dengan perasaan polos dan rambut berponi yang dikucir dua. Sedangkan Eomma yang tak lupa menyuapiku camilan ringan untuk mengganjal perut selama berjalan-jalan di taman. Eomma-Appa tidak pernah mengajakku pergi berlibur sampai ke luar Seoul, namun aku menyukai upaya sederhana mereka yang tulus untuk membuatku senang saat itu.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang