6.

1.5K 148 21
                                    

Hari ini Zon bolos kuliah lagi. Dia ingin tahu seberapa cantiknya pacar Saifah. Dan kini Zon bagaikan anak kucing kehilangan induk di bandara internasional.

Bandara?

Ngapain juga si Zon pakai acara kesana, hanya bermodalkan kata pacar Saifah suruh jemput di bandara. Alhasil, Zon kini menunggu tiada guna disana.

Duduk diruang tunggu bandara dari subuh hingga malam tak tanda tanda Saifah nongol.

Bandara gak hanya satu Zon? Jangan konyol dah. Mungkin sudah dari semalam pacar Saifah datangnya.

Ah, sudahlah.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"Tiba tiba petugas bandara nyamperin si Zon. Soalnya tampang tampang Zon mulai mencurigakan. Takut takut Zon bawa bom buat meledakkan bandara. Panik sendiri, urung uringan, macam penjahat yang mulai ragu akan kejahatannya.

"Hmmmmm,......"Zon mulai mikir, tapi itu lama.

"Maaf....ada yang bisa saya bantu?"Tanya petugas bandara lagi. Kali aja si Zon kena hipnotis dan semua barangnya diambil jadi dia lagi bingung. Banyak kejahatan dimuka bumi dengan berbagai genre.

"Saya lagi nunggu seseorang yang datang dari luar negeri dan dijemput Saifah yang saya sendiri gak akrab."Jawab Zon polos pada akhirnya. Dan dengan jawaban itu, orang waras pun akan langsung gila.

"Dari negara mana?"Tanya petugas bandara memastikan. Dia sangat sabar dan ingin sekali membantu Zon.

"Gak tahu, pokoknya dari luar negeri."Ucap Zon polos dan spontan ekspresi petugas bandarapun seperti jatoh dari ketinggian 20 lantai.

"Boleh lihat tanda pengenalmu?"Tanya petugas bandara itu lagi. Setidaknya dia ingin tahu alamat Zon dan diapun bisa mengantar anak polos didepannya itu.

"Mau kau apakan?"Tanya Zon balik dengan nada ketus.

"Kata mamah tidak boleh percaya pada orang asing sekalipun dia berseragam petugas."Zon mulai panik ketakutan.

Begini ya, coba kuterangkan ekspresi petugas bandara itu. Dia sangat kacau, mumet bahkan ingin sekali melenyapkan Zon sekali hempas. Dia merasa bahwasanya Zon butuh sekali pertolongan yang sangat terlihat anak mamah tiba tiba kesasar di bandara dengan ekspresi bingung, tanpa bertanya dan sekalipun mau dibantu dia sangat mencurigai yang ingin membantu.

Saranku, sabar ya untuk petugasnya.

"Begini, ini tanda pengenalku." Petugas bandaranya memberikan kartu tanda pengenalnya kepada Zon. Biar Zon percaya.

"Saintsup parawat"

"Ini bisa saja dipalsukan!"Zon melihatnya dan masih terus mencurigai petugas didepannya.

Tertawa, petugas bandara sangat ingin tertawa guling guling saat itu. Bukan rasa kasian dan kesal lagi yang dirasa. Tapi seolah rasa ingin melindungi dan menarik tubuhnya untuk bersama Zon.

"Hmmmm, iya iya aku percaya. Aku Zon, kalau gak ada penerbangan luar negeri hari ini aku balik sendiri saja."Zon kini bangun dari duduknya dan ingin meninggalkan bandara. Tapi dengan jawaban seperti itu membuat petugas bandara mengerutkan dahinya. Apakah bisa itu anak pulang sendiri? Jelas ini bandara Internasional sudah dipastikan hari ini banyak jadwal lalu lalang yang datang dari luar negeri atau bahkan yang mau pergi tapi Zon malah bilangnya gak ada.

Aneh bin ajaib itu anak emang.

Zon berjalan cepat karena merasa dia diikuti.

"Yak.....kenapa mengikutiku?"Tanya Zon panik. Dia tengah berlari kecil.

"Kamu naik apa kesini?"Tanya balik petugas itu tanpa perlu menjawab pertanyaan Zon yang aneh.

"Taxi."Jawab Zon pada akhirnya.

saifahZon story (bxb)TamatWhere stories live. Discover now