Ten

1.7K 258 6
                                    

Pertama kali Harry menatap Desa yang ada di hadapannya, adalah sihir yang menyambut dirinya kembali pulang.

Sihir yang sudah menuntunnya sejak berada di dalam hutan, membawanya ke desa.

Harry tidak pernah menyangka akan tiba saatnya dirinya akan pulang ke rumah, walau bukan kerajaan tempat tinggalnya dulu. Tapi, dengan adanya keberadaan sihir di dalam desa yang ia rasakan. Harry merasa sudah pulang ke rumah.

"Anak muda? Bagaimana? Walaupun desa ini terlihat kecil, tapi kami semua bisa bertahan hidup dari alam. Bukankah hebat? Terlebih ada banyak tanaman obat yang sulit di temukan di luar sana." Jelas pria tersebut bangga.

"Wah benar! Lihat Pans! Dari sini aku bisa menciun tanaman obat yang tidak pernah aku temui!" Seru Theo semangat.

"Benar! Benar! Penciumanku sangat bagus! Anak muda. Begitulah kenapa aku sangat menyukai semangat anak muda!" Balas pria tersebut lalu tertawa kembali.

Harry masih mematung, enggan untuk masuk. Selain ada perasaan rindu yang mendalam dalam hatinya, ada perasaan bersalah yang berada di dalam hatinya.

Perasaan bersalah yang sulit untuk diartikan dengan kata-kata.

"Harry?" Panggil Draco cemas.

Harry masih terdiam, tidak mendengar panggilan Draco. Membuat sosok itu kembali teringat dengan kejadi pagi tadi.

"Harry!" Panggil Draco kali ini lebih keras sambil memegang tangan Harry lebih kuat.

Parkinson, Theo dan Blaise kembali menatap belakang dengan tatapan bingung.

"Drake?" Panggil Parkinson bingung. Tidak seperti biasanya Draco akan memanggil Harry dengan nada tinggi.

Mengingat setiap kali Draco memanggil Harry selaku dengan nada lembut, membuat Parkinson muak setiap kalinya.

"Draco?" Panggil Harry dengan nada sedikit terkejut, kedua maniknya berkaca-kaca, membuat Draco yang melihatnya merasa bersalah.

Dirinya tidak bisa mencegah Harry untuk tidak menangis kembali.

"Harry?! Kenapa?" Tanya Draco semakin cemas.

Harry menggeleng pelan sambil tersenyum tipis, seakan mengatakan jika dia baik-baik saja. Namun, Draco tidak percaya akan hal itu.

"Rumah.." jawab Harry akhirnya dengan nada terisak membuat Draco bingung, namun tak lama kemudian ia mengerti.

Sihir yang ada di dalam desa persis milik seperti sihir milik Harry sendiri.

"Senang mendengarnya! Anak muda!"  Ujar pria itu dengan senyuman lebar, "Tugasku telah selesai!" Serunya kembali membuat Parkinson, Theo, Blaise, Draco dan Harry menatap bingung.

"Selesai?" Beo Parkinson tidak mengerti.

"Selesai maksudmu kau adalah hantu?!" Tanya Theo dan Blaise secara bersamaan dengan nada tinggi sekaligus ketakutan.

"Jadi, kau yang tadi di hutan? Sengaja mengantar kami?" Tanya Draco mencoba mencocokkan.

"Benar! Tidak!- aku bukan hantu. Dan, memang sihirku yang menuntun anak muda seperti kalian untuk sampai ke desa ini, termasuk kau, pangeran kami. Pangeran Harry James Potter." Jelasnya dengan senyuman tipis menghias wajahnya.

Harry membulatkan kedua matanya terkejut.

"Kau-" ucapan Harry terputus saat melihat pria tersebut tersenyum padanya.

"Benar ini saya, peri yang dulu pernah anda selamatkan saat anda dan keluarga anda berkunjung ke hutan di kala itu," jawab pria tersebut lalu Tubuhnya mulai mengeluarkan sinar hijau.

The king of Emeraldia Kingdom ✅Where stories live. Discover now