Kekuatan dari bumi Gaza

304 28 4
                                    

Granat dilemparkan ke arah jejeran tenker itu oleh para pejuang, hingga saat granat itu menimpa mereka  suara dentuman terdengar cukup keras. Aksi saling serang itu diwarnai dengan air mata reporter yang juga berada dalam lokasi perang.

"Sangat kacau sekali. Anak-anak pun ikut serta dalam peperangan. Mereka membawa batu dan membantu ayah mereka melemparkannya ke arah tentara Israel." Ucap reporter memberitakan

Tepat di belakang reporter terdapat sebuah batu besar yang berdiri kokoh. Dan di sampingnya terlihat seorang anak laki-laki yang tengah menatap tajam ke arah peperangan terjadi. Mulutnya berkomat-kamit. Kemudian reporter tersebut mendekatinya,sembari tetap menayangkan siaran langsung.

"Hei nak! Mengapa kamu disini ? Mari ikut denganku. Menjauh dari tempat ini! Sedang perang disini. Kau akan terluka."

"Tidak Bu. Lihat! Ayahku disana yang menutup wajahnya dengan sorban merah. Kami tidak akan meninggalkan tempat ini. Ini negri kami. Allah akan membantu ayahku!"
Matanya berbinar. Sedang tangannya gemetar. Dengan melihatnya saja,siapapun tahu dia ketakutan. Lalu reporter itu tetap mengajaknya menjauh dari lokasi perang. Meski dengan susah payah,anak itu akhirnya ikut dengan sang reporter.

******************
"Siapa namamu anak hebat ?"  Tanya reporter sembari membersihkan wajahnya yang kusam terkena asap

"Faid Al-Gaza"

"Luar biasa. Nama yang indah. Lalu apa kau tahu artinya ?"

"Tidak."

"Mau kuberitahu ?"

".........."

"Diam-mu kuanggap jawaban 'iya' . Akan kuberitahu kau. Faid Al-Gaza itu nama yang sangat indah dan dalam maknanya. Kau tau Faid berarti kekuatan. Kemudian digabungkan dengan gelar al-gaza. Faid Al-gaza artinya kekuatan dari  bumi Gaza. Kau lah pejuang sejati!"

"Benarkah itu arti namaku ?" Tanya Faid sambil menatap reporter penuh haru.

"Benar! Kau anak hebat kan ? Jadi jangan menangis. Negri ini milikmu bukan ? Maka itu akan menjadi milikmu. Tunjukan pada dunia tak ada yang dapat mengganggu Palestina selama kau disini!"

"Tentu Bu! Aku akan tumbuh dewasa. Dan berperang. Aku akan mencari batu besar untuk melemparkannya ke mobil perang Israel agar hancur. Aku juga tidak akan memberikan roti kepada mereka meski mereka memintanya. Tak ada mainan untuk anak mereka. Akan kuberikan mainan pistol dan lego yang mahal untuk teman-teman di Gaza!"  Celotehnya sambil mengusap air mata.

Tak terasa air mata menetes. Reporter itu begitu kagum dengan cita-cita mulia Faid. Dia mengaminkan ucapan Faid. Kemudian pamitan untuk kembali ke negara asalnya.

********************

Mereka orang-orang miskin yang menumpang di tanah airku. Jika hanya menumpang maka ada tenggang waktu. Tak apa jika kau tahu diri wahai Israel. Yang jadi masalah adalah kau ini penumpang namun bertingkah seolah kau pemilik tanah. Heeuuh! Jangan mimpi kau bisa merebut Al-Quds kami. Kau itu penjajah bodoh. Dan para pendukungmu sama bodohnya denganmu. Suatu hari,akan kutunjukan aksi-aksi kejam kalian terhadap semua manusia di bumi Palestina. Ingat! Suatu hari kau akan menyesal memperlakukan kami seburuk ini! Laknatullah alaih! Israel Laknatullah alaih!  -Faid dewasa



































Air Mata Gaza Donde viven las historias. Descúbrelo ahora