Bab 1

890 120 17
                                    

Seketika Jaejoong merasa panik tatkala Hyemi mengatakan bahwa dirinya meminta nomor ponsel pria yang disukai Jaejoong. Ia nyaris berteriak namun dari pada membuat suasana coffee shop ini gaduh, ia hanya menutup wajahnya dengan tas yang ia pakai. Malu. Begitulah yang dirasakan Jaejoong sekarang.

Hyemi menggeleng pelan dengan reaksi Jaejoong, ia menarik tas sang adik dan menatap Jaejoong dengan sedikit tajam. Adik kecil diantara 4 saudara ini tidak akan berani dengan ia yang lebih tua darinya. Hyemi gemas, sampai kapan adiknya sangat pemalu. Ia berhasil menarik tas Jaejoong dan meletakan di samping sofa yang ia duduki. Wajah adiknya seketika memerah. Bukan marah, sebaliknya sangat malu.

"Apa yang membuatmu harus malu? Aku lah yang meminta nomor ponselnya bukan kau!"

Hyemi ingin sekali mengunyah sesuatu agar rasa kesalnya terlampiaskan dengan baik. Ia menatap Jaejoong kesal dan benar-benar ingin melempar tas pada sang adik. Kenapa Jaejoong harus malu, sedangkan dirinya yang mempertaruhkan harga diri meminta nomor ponsel pria yang disukai Jaejoong itu.

Memberengut, Jaejoong menatap polos Hyemi. Tak tahu kah wanita yang berstatus kakak tergalaknya ini bahwa ia sangat malu. Andai ia menghubungi pria itu lebih dahulu, bukankah itu sama saja memberitahu identitas dirinya. Ia tidak siap, ia tidak mau dikatakan wanita agresif, ia juga belum berkenalan secara resmi. Bagaimana ini! Ia tidak mau pria itu seketika ilfeel pada dirinya. Dan Hyemi tidak tahu tentang itu, Hyemi belum pernah merasakan bagaimana pesannya tidak pernah dibalas oleh seseorang yang disukainya bahkan hanya sekedar bertanya tentang kabar. Menyakitkan, kecewa. Ia tidak ingin hal itu terjadi lagi. Ia tidak siap untuk ditolak secara langsung.

"Tetap saja akan ketahuan bahwa itu adalah aku. Kau memintaku menghubunginya lebih dahulu?" Jaejoong tertawa kering, ia tidak akan melakukan itu.

"Lalu kau menunggu dia menghubungimu lebih dahulu? Mengenalmu saja tidak, dan sekarang kau ingin menjadi yang paling penting tanpa usaha?" memutar bola matanya Hyemi jengah. Kenapa adiknya ini sangat bebal.

Terdiam, Jaejoong sadar bahwa hal itu memang tidak mungkin, tapi ia tidak ingin mempermalukan dirinya kali ini. Ia ingin terlihat elegan, berkelas dan terutama diinginkan pria itu. Namun, Hyemi benar ia tidak bisa mendapat keajaiban itu tanpa usaha.

"Bagaimana jika dia tidak membalas pesanku dan—"

"Semua itu kita lihat nanti Jaejoongie, ah kau gunakan nama kecilmu Jeje, untuk berkenalan lewat pesan chat dengan pria itu, bagaimana?"

Mengerucutkan bibirnya, Hyemi benar. Tak banyak yang tahu tentang panggilan kecilnya itu. Kebanyakan temannya memanggilnya Jae, Joongie, Jaejoongie. Tetapi Jaejoong masih tidak percaya diri. "Bagaimana juga jika dia—"

Hyemi menunjuk ke arah depan pintu coffee shop, dan seketika Jaejoong langsung menoleh. Kedua matanya membola karena melihat pria itu ada di sini. Ia mengepak-ngepakan tangannya dan Hyemi memberi isyarat agar ia tetap stay cool, calmd down atau apalah itu.

Jaejoong menatap ke arah lain. Pria itu jelas bisa kemari kapan saja. Kantornya tepat berseberangan dengan coffee shop yang biasa didatangi para pekerja ketika istirahat. Dan saat ini hal itu juga ia lakukan dengan Hyemi. Ah, ia tidak bekerja. Hyemi juga. Tetapi usaha sampingan mereka ada di dekat sini. Memang terlalu naif jika mereka berada di coffee shop ini sementara restoran ayam goreng tepung mereka juga menyediakan kopi instan.

Well, wajar kan jika mereka benar-benar ingin minum kopi saja tanpa menyantap ayam atau burger yang mereka jual. Saat ini, ia yakin restoran itu sudah penuh dengan pekerja berbagai kantor dekat sini.

Berdeham, Jaejoong tetap tidak bisa mengalihkan pandangan dari pria itu. Pria itu memesan satu cup Americano berukuran sedang dan disajikan secara dingin. Pria itu lantas duduk di sebuah meja bersama temannya. Namun yang membuat Jaejoong terkejut adalah ketika Hyemi berucap dengan suara nyaring.

"Astaga, apa kah itu kau, pria yang bekerja di J Company?"

Apa? Apa yang dikatakan Hyemi? Kakaknya ini membuat Jaejoong malu sekali. Ia segera menoleh ke arah kaca. Ia pasti akan malu. Apa lagi saat Hyemi berdiri, Jaejoong merasa wanita itu akan melakukan hal gila. Ia gemetar dan tangannya terasa dingin. Jaejoong masih tidak mempedulikan keadaan. Ia hendak melarikan diri dari tempat ini.

Perlahan Jaejoong berdiri. Ia mengambil tas yang ada di sofa tempat Hyemi duduk tadi. Tetapi, ia terkejut sekali saat Hyemi memanggilnya dengan nama kecil.

"Jeje, Je, Jeje sayang!"

Menggigit bibirnya Jaejoong kemudian segera mengubah mimik wajahnya, ia menoleh kepada Hyemi dan tersenyum. Senyuman terpaksa. Hyemi melambaikan tangan kepadanya dan mau tak mau Jaejoong menuju ke tempat Hyemi dan pria itu beserta temannya berada. Ya, si pria bersama dengan temannya.

Ia menegang dan merasakan perutnya memulas ketika tiba di dekat si pria. Tangannya gemetar dan semakin dingin. Hyemi menggandengnya dengan sangat santai, seolah dirinya baik-baik saja.

"Ini adikku, Kim Jaejoong dia biasa dipanggil Jeje, ah iya aku lupa namamu siapa?"

Benar-benar, Hyemi vokal sekali dalam bertanya, Jaejoong menunduk. Tentu saja ia merasa malu atas sikap memalukan Hyemi. Tetapi, mendengar kekehan tawa dari pria itu, Jaejoong menaikan sedikit wajahnya.

"Shim Changmin, dan ini bossku namanya Jung Yunho!"

Menaikan sebelah alisnya, Jaejoong melirik pada pria yang dikenalkan sebagai boss oleh Changmin. Jaejoong terdiam sejenak, entah mengapa ia jadi memandang lekat pada sosok yang dikenalkan sebagai boss dari Changmin. Siapa tadi namanya? Jung... Jung Yunho. Pria itu tersenyum dan mengangguk pelan padanya dan Hyemi.

Perasaan tegang Jaejoong sesaat lalu mulai lenyap, ia bahkan tidak terlalu memperhatikan apa yang Hyemi ucapkan. Wajah pria bernama Yunho itu mengalihkan atensinya dari Changmin ke Yunho. Ia tidak bisa mengatakan bahwa Yunho lebih tampan dari Changmin memang. Tetapi ada sesuatu yang dari diri pria itu menariknya agar terus memandangnya. Semakin ia pandang, semakin ia penasaran pada pria itu.

Hingga tarikan tangan Hyemi mengejutkan Jaejoong. Ia menoleh ke samping dan sang kakak tersenyum lebar sembari membawanya ke meja mereka tadi dan mengambil tasnya. Ia menautkan kening, apa yang dibicarakan Hyemi tadi? Jaejoong menengok ke belakang, ia kemudian menatap kembali Hyemin, bingung.

.
.
.

Eyd ga beraturan miss typo everywhere.

Please give a comment.

.
.
.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Love You 3000Where stories live. Discover now