Prologue

1.4K 135 6
                                    

Aku tak kuasa menahan seringaian ketika keluar dari ruang peristirahatan Paduka Raja—atau apa harus mulai kusebut mantan Paduka Raja? Ah, aku paham betapa lancangnya pikiran itu tapi menyingkirkannya cepat-cepat juga bukan perihal yang mudah untuk dilakukan.

Entah sejak kapan, kesehatan Paduka Raja tidak mengalami kemajuan. Semakin hari, aku bahkan bisa merasakan energi kehidupannya kian lemah. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku yakin ia tidak akan bisa bertahan minggu depan atau bahkan tiga hari ke depan. Setelah 700 tahun lamanya, akhirnya waktu yang kutunggu akan segera tiba. Hari dimana akhirnya aku akan segera menduduki tahta tertinggi di Agrrios. Maksudku besok. Iya, besok adalah hari penobatanku menjadi raja selanjutnya.

Aku agak terlalu antusias sampai kurang mampu berpikir jernih; kebahagiaan membuncah tanpa mampu terbendung, seringaian yang tidak bisa kusembunyikan lama-lama. Syukurlah lorong-lorong kastil hanya berisikan pengawal-pengawal yang tidak punya cukup keberanian untuk mempertanyakan apa yang sedang terjadi padaku. Dengan dada membusung, aku menyusuri koridor lengang itu menuju tempat peristirahatanku.

Begitu memasuki ruanganku, kantuk tidak pernah menghampiri—istirahat memang jarang jadi prioritas bangsaku apalagi dalam keadaanku yang seperti ini. Jadilah aku mematut diri di depan kaca mengenakan jubah kebesaran Agrrios—mengagumkan. Pantulan di cermin menunjukkan betapa gagahnya sosokku yang dibalut dengan jubah beludru berwarna hitam di bagian luar dan merah darah di bagian dalam. Kecongkakan menguar jelas menjadikannya aksesoris melengkapi penampilanku.

Kesenanganku diinterupsi suara keributan dari luar ruangan, membuatku berdecak kesal. Rasanya baru sebentar aku menikmati waktu pribadiku, tapi ada saja yang berani mengganggu. Jika kutemui sebab dari kegaduhan ini adalah hal yang tidak penting, maka tidak akan ada ampun bagi siapapun pelakunya. Biar mereka tahu mereka bermain-main dengan orang yang salah.

Dengan gusar aku membuka pintu ruanganku dan berjalan menghampiri sumber suara. Tepat ketika aku ada di persimpangan koridor terakhir, sebuah ledakan meletus membuatku menghentikan langkah. Aku mengumpat dalam hati, mencoba menerka kira-kira apa yang sebenarnya sedang terjadi. Aku makin murka ketika menyadari bahwa setelah belokan ini adalah ruang peristirahatan Paduka Raja.

Langkahku terseret dengan terburu-buru dan seketika terkejut mendapati Ruangan Raja sudah porak poranda dengan penjaga yang terkapar di lantai. Kulangkahi beberapa mayat mereka saat berjalan menuju ranjang dimana seharusnya Paduka Raja terbaring. Jika aku bisa mendeskripsikan apa yang terjadi pada wajahku saat itu adalah seperti ada yang berkedut dengan masygul.

Paduka masih di atas ranjangnya, tapi sudah tidak bernyawa. Aku punya bermacam-macam perasan yang berkecamuk dalam diriku ketika menyadarinya.

"Berhenti bergerak!" perintah sebuah suara di belakangku. Ketika aku berbalik, aku sudah mendapati segerombolan anasir berjubah ungu—para alkemis.

"Aku bilang jangan bergerak!" ulang sebuah suara yang membuatku mengalihkan pandangan pada sumbernya. Aku cukup terkejut mendapati wajah-wajah familiar yang selama ini melayani Paduka Raja.

"Kau akan dijatuhi hukuman pengasingan dengan tuduhan pembunuhan Paduka Raja!" kalau aku punya alis saat itu, mungkin ujung pangkalnya sudah bertemu dengan heran. Apa sebenarnya yang terjadi di sini?

Baru saja aku hendak melangkah mendekat, namun para alkemis itu langsung bereaksi. Pentagram bercahaya mulai terbentuk dari udara kosong mengelilingiku—terlalu cepat. Aku baru sempat terkesiap dan hendak merapal, tapi intisariku langsung terasa tersedot ke antah berantah. Sakit, mual, tercabik, segalanya terjadi bergantian dan saling berebutan mengakibatkan sensasi paling tidak menyenangkan yang pernah kualami. Dalam keadaan transisi itu, aku sempat mendengar sesuatu.

"Dengan ini, Quo telah berhasil menyingkirkan rezim Agares dan membuat Agrrios jadi milik kita."

Beberapa waktu yang terasa seperti selamanya itu berakhir, dan seperti itu sajalah aku terlempar ke dunia fana yang bernama Bumi ini.

♠️♠️♠️

So how's prologue? Still bad I guess 🌚
Saya masih merasa buruk banget sama ini ehe.
I didn't have much to talk about this one. Cuma cerita yang udah mengendap sejak... 6 tahun lalu dan aku revive. Hope you can enjoy this one :)

Agrrios [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang