#7 kakinya Changbin masih sakit

538 68 9
                                    

“Mau gua anterin pulang?” tanya Felix ke Changbin yang langsung balik natep dia sumringah.

“Itumah gaperlu ditanya hehe,” kata Changbin sambil ngacungin dua jarinya ke depan Felix.

Felix muter bola matanya singkat, “Mantan gatau diri.” Changbin berdecih mendengar pernyataannya yang membuat Felix tertawa.

“Sini dek, mas gendong,” kata Felix seraya memamerkan belakang punggungnya kedepan Changbin saat kedua kakinya berjongkok.

“Ck, gua bisa jalan sendi—”

“Turunin ego lu bentar Bin, lu keliatan melas, sadar diri”

“Sialan emang”

Dengan perasaan sudi gasudi Changbin naik ke punggung Felix. Felix yang ngerasain bobot yang berlebih di punggungnya langsung berdiri.

“Emang lu mau nganterin pulang naik apa?” tanya Changbin, pasalnya saat Felix menemukannya dia sedang berjalan, tidak mungkin kan Felix akan menggendongnya pulang?

“Jalan”

“HAH?!”

“Canda woe Bin canda, mobil gua diluar gang soalnya tadi gabisa masuk.” Changbin ber-oh ria mendengarkan penjelasan Felix dan memilih diam.

Beberapa saat diam, Felix dan Changbin mulai gelisah. Kedua orang itu sama-sama haus bacot, jadinya ga sreg gitu ada orang lain tapi diem-dieman doang.

“Bi—”

“Sejak kapan lu balik dari Australia?” Changbin bertanya sesaat Felix akan membuka pembicaraan, membuat Changbin merasa canggung seketika.

“Baru-baru ini, sekitar dua minggu. Napa? Kangen kan lo?” Felix terkikik jahil sedangkan Changbin hanya mendengus kecil.

“Iya, gua kangen”
















“Cie yang kangen”

“Bajingan” Changbin memukul kepala Felix yang membuatnya mengaduh walau tak lama lagi tertawa.
.

.

.

.

.
“Loh Lix, kok bawa temen? Siapa?” tanya seorang lelaki yang terkejut melihat kedatangan Felix dan seorang lelaki yang tidak dikenalnya. Apalagi saat Felix memapah tubuh orang itu mendekatinya, “Lu bantu maling Lix? Wah gabener”

“Dia temen gua tolol”

“Lha ngapain lu bawa ke apart kita anjir,” heran lelaki itu—Chris— saat Felix mendudukkan Changbin di sofa ruang tamu.

“Kasian dia, gagal jadi pengemis”

“Matamu”

“Selow Bin”

“Lu belum jawab pertanyaan gua Lix, dia siapa?” tanya Chris sekali lagi.

“Dia mantan gua, namanya Changbin. Gua nemuin dia di jalan, gua berempati jadinya gua mau anterin dia pulang”

“Jadi rumah dia ternyata adalah apart kita?” sinis Chris yang masih bingung. Chris meneliti Changbin membuat yang merasa diawasi melirik tempat lain canggung.

“Mon maap bang, gua tadi maunya pulang tapi bapak ama ibuk gua baru aja bilang kalau mereka yasinan dan lupa titipin kunci rumah, alhasil gua gabisa masuk rumah,” jelas Changbin panjang lebar sambil menatap Chris dengan wajah melas.

“oh” begitu tanggapan Chris. Changbin hampir saja berdecak kesal kalau tidak menyadari keadannya sedang dimana.

Ini semua gegara si Hyunjin” gumam Changbin tetapi masih dapat didengar kedua orang lainnya.

“Lu bilang Hyunjin?” tanya Chris kepada Changbin.

Changbin terkejut tentu saja, dia melirik ke arah Chris, “Iya. . .kenapa?”

“Sip, dia kenalan gua, lu nginep aja dirumah dia oke?”

“Hah?!”

“Sopan gitu?”

“Sipin giti?”

“Pengemis gatau diri”

“Matamu pengemis”

“Heh udah-udah, bener kata Chris, kenapa ga ke rumah Hyunjin aja coba?”

Changbin menatap Felix dengan ekspresi sedih yang didramatisir, “Lu se-nggak pengen itu gua ada disini Lix?”

“Bukan gitu—”

“Tapi gua yang gademen. Udah-udah ayo gua anterin ke rumah Hyunjin” kata Chris sebelum menyeret paksa Changbin keluar dari apartemennya dan menuju parkiran.

Dalam hati Changbin hanya dapat berteriak

























BANGSAAAAAAAT

TBC

tq for the 1k~
check my other story if u're interested, thankyou ^^

-Ai

Jodoh [Changjin]Where stories live. Discover now