Ah...

18 0 0
                                    

Eh, Bunga. Aku tidak tau harus menulis dari mana. Kamu pasti tau, aku menulis ini karena sesuatu yang sangat penting.

Ini adalah fase waktu yang bergulir cukup lama. Tapi lidahku kelu walau hanya untuk mengatakan 'suka'. Tulisanku akan panjang, jadi aku mohon simaklah. Agar kau paham betul bagaimana perasaanku.

17 Juli 2009
Aku pertama kali masuk sebagai siswa baru di kelasmu. Ingat kan? Saat itu kita sama-sama SMA kelas 2. Tubuhku tinggi tapi kurus. Wajahku manis tapi hitam. Ah, akui saja kalau memang aku manis. Saat itu rambutku ikal. Dengan wajah hitamku, kamu dan teman-teman di kelas menyebutku 'negro'. Itu menyakitkan hatiku, sejujurnya. Dan kata itu muncul pertama kali dari bibirmu.  Ah, tapi tidak apa-apa, aku maafkan.

Aku dipersilakan duduk bersama sepupu mu, Ronal. Pak Slamet saat itu menunjuk bangku Ronal karena aku dan dia sangat mirip bentuknya. Ya hitam dan berambut ikal. Dan Ronal duduk tepat di belakangmu. Aku belum ada rasa padamu saat itu, jangan ge-er dulu. Ronal menyapaku, "eh item" padahal dia sendiri juga 'item'.

Semua tidak mempedulikanku, kecuali kamu yang merelakan diri untuk memutar badan 180° ke belakang hanya untuk bilang, "hai, salam kenal. Aku Bunga." Lalu kamu menjulurkan tanganmu. Aku menerimanya. Kamu tau, Bunga? Tanganmu halus sekali. Saat itu aku yakin kamu belum memakai skincare seperti anak muda zaman sekarang. Kehalusan tanganmu sangat alami. Kamu berbalik ke depan setelah memberiku sebuah senyuman.

Sebentar, aku belum mencintaimu waktu itu.

1 Agustus 2009
Saat pelajaran olahraga, kamu lupa membawa kaos. Hal bodoh bagi seorang siswa perempuan untuk lupa membawa kaos saat jam pelajaran olahraga. Kamu tahu kenapa? Aku rasa ya, kebanyakan teman-teman kita yang perempuan itu egois, siapa dari mereka yang mau meminjami kamu kaosnya? Tidak akan ada, bahkan sahabatmu sendiri seketika memikirkan dirinya. Saat kamu panik, tidak ada yang benar-benar mempedulikanmu.

Kamu kira saat itu aku peduli? Oh tidak. Jangan ge-er dulu. Waktu itu aku merasa badanku sangat sakit. Sore sebelumnya aku bermain futsal dan terjatuh. Jadi badanku terasa sakit. Aku dapat izin untuk tidak olahraga, maka ku pinjamkan kaosku untuk bisa kamu pakai. Lagipula, badanku kurus. Jadi kaos itu muat di badan kamu. Aku baik, kan?
Kamu pun terbebas dari hukuman Pak Sentot.

16 Agustus 2009
Kamu menjadi salah satu petugas pengibar bendera untuk Upacara 17 Agustus di sekolah. Dan aku bangga padamu. Siang itu kamu berlatih dengan petugas lainnya. Kamu memakai bawahan kulot, dan atasan kaos pendek berwarna hitam. Aku jadi heran, kamu ini bodoh atau benar-benar tidak tahu bahwa kaos hitam dapat menyerap panas lebih banyak daripada kaos-kaos berwarna lainnya? Bagaimana kamu bisa masuk kelas IPA?

Saat itu aku bermain bola dengan teman-teman dari IPA dan IPS. Entah kenapa aku izin keluar tim dengan alasan kram kaki padahal aku hanya ingin memperhatikanmu membawa baki bendera. Sebenarnya sih, karena heran melihatmu memakai kaos hitan saat siang hari. Apalagi untuk latihan upacara. Ah, bagaimana kamu ini.
Aku haus, aku memutuskan untuk membeli fruit tea dingin di kantin Mang Engkis. Perjalananku menuju ke sana melewati posisi kamu berdiri. Kamu sedang istirahat, kamu menyapaku dan bilang "kalo beli fruit tea nitip satu". Aku mengiyakan.

Saat di dalam kantin aku melihat kamu sangat kehausan. Aku menyegerakan diri untuk memberimu fruit tea yang aku pegang. Tiga meter di depanmu tiba-tiba tubuhmu bergoyang, kamu mau pingsan. Aku langsung berlari untuk menahan badanmu jatuh ke paving yang sangat panas itu. Aku membanting fruit tea-ku dan fruit tea-mu. Karena jadi orang yang menahan tubuhmu, terpaksa orang-orang di sana menyuruhku untuk membopong badanmu ke UKS. Ya aku lakukan, mau bagaimana lagi?

Beberapa guru yang panik memberimu minyak kayu putih, sebagian lagi berusaha membuka perutmu. Katanya supaya kamu bisa bernafas. Aku jadi berfikir sejak kapan sirkulasi udara masuk lewat udel? Teman-teman yang perempuna berusaha menyadarkan kamu. Memberi kamu apapun supaya kamu sadar. Aku jadi kasihan, wajahmu penuh dengan minyak kayu putih. Aku pastikan, saat sadar kamu akan merasa kepanasan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BUNGA (Short Story)Where stories live. Discover now