2. Begins

2.1K 171 6
                                    


Setelah liburan musim panas yang cukup panjang, Taehyung kini akan kembali memulai sekolahnya. Sekolah yang tidak pernah terasa nyaman untuknya, entahlah, Taehyung juga bingung kenapa tidak ada yang tertarik untuk berteman dengannya. Bahkan kadang ada yang menatapnya dengan tatapan mencemooh. Karena statusnya sebagai murid beasiswa kah? Atau sesuatu telah terjadi tanpa ia tahu?

Entahlah.

Taehyung tidak ingin terlalu memikirkan itu. Baginya bisa sekolah dan berprestasi di sekolah elit ini saja Taehyung sudah merasa sangat senang. Sekarang tujuan hidup Taehyung hanya ingin membuat sang kakak bahagia dan bangga padanya.

   
"Yeoboseyo Hyung?"

"Tae, setelah pulang sekolah tunggu Hyung di pulang di Apartement Hoseok, ya? Hyung dengar dari Hoseok ada pencuri yang berkeliaran di sekitar Apartement akhir-akhir ini. Jadi tunggu lah di sana sampai Hyung datang menjemputmu, arrachi?"

"Wae-yo? Jika ada pencuri bukan kah seharusnya aku tetap di Apartement untuk menjaga Apartement mu, Hyung?"

"Kau boleh menjaga Apartement dari pencuri setelah kondisi mu benar-benar pulih Taehyung-ie,"

"Tapi aku sudah sembuh, Hyung. Bukannya kemarin hanya demam biasa ya?"

"Hyung tidak bicara tentang fisik mu Taehyung-ie, tapi Hyung sedang bicara mengenai spikis mu. Apa saja bisa terjadi saat kau sampai melihat perawakan pencuri itu yang mungkin akan menyeramkan untukmu."

Taehyung mengangkat kedua alisnya lalu menghembuskan napas berat. "Nde, arraseo, Hyung." jawabnya seraya mengangguk.

"Okey? Baiklah, jangan lupa makan siang dan minum obatmu. Hyung tutup telephone nya, ya!"

"Nee..."

Taehyung menutup panggilan dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Menatap kelasnya yang kosong karena bell baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu. Taehyung menghembuskan napas lelah lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan kemudian bergegas menuju kantin.
    

"Hyung tidak bicara tentang fisik mu Taehyung-ie, tapi Hyung sedang bicara mengenai spikis mu. Apa saja bisa terjadi saat kau sampai melihat perawakan pencuri itu yang mungkin akan menyeramkan untukmu."

"Kapan aku bisa benar-benar terlepas dari bayangan-bayangan itu?" lirihnya dalam hati kala ucapan Seokjin beberapa menit yang lalu tergiang di kepalanya.

Karena terlarut dalam lamunannya, Taehyung jadi tidak memperhatikan jalan hingga menabrak seorang siswa yang berjalan berlawanan arah dengannya bersama beberap temannya.

Bruk...

"Aduh..." pemuda yang di tabrak oleh Taehyung sontak terjatuh sementara badan Taehyung refleks mundur beberapa langkah saat tubuhnya dan tubuh pemuda itu saling bertubrukan.

"Punya mata tidak, sih?!" pemuda itu memekik marah. Namun wajahnya berubah kesal saat tahu siapa yang telah menabraknya.

"Joesonghamnida." kata Taehyung sambil membungkuk berkali-kali.

"Kau tidak punya mata, huh?" sahut salah satu dari teman pemuda tadi.

"Selain miskin sepertinya kau juga tunanetra, ya?" hardik siswa lainnya.

Taehyung hanya menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.

"Sudah lah, aku tidak mau berurusan dengan orang Miskin! Ayo." pemuda yang di tabrak oleh Taehyung menyela sarkastis lalu berjalan memimpin teman-temannya.

"Dasar miskin!"

"Lemah!"

"Pabo-ya!" hardik teman-teman pemuda itu saat melewati Taehyung.

Setelah jarak antar keduanya sudah cukup jauh, Taehyung mengangkat kepalanya sambil menghembuskan napas berat. Menoleh menatap punggung pemuda yang di tabraknya tadi. Pemuda yang pernah menjadi orang yang paling dekat dengannya, namun memilih menjauh karena sebuah kesalahan yang Taehyung lakukan.

Park Jimin.

"Kau benar-benar berubah sangat banyak, Jimin-ah." lirihnya seraya menatap punggung Jimin yang semakin menjauh dengan tatapan sendu.
   

****

   
"Oh Taehyung-ah, kau sudah pulang? Masuk lah!" Jung Hoseok. Pemuda baik dan pengertian yang merupakan adik tingkat Seokjin di Universitas sekaligus tentangga duo Kim di gedung Apartement.

"Sudah, Hyung. Ne, gomawo." Taehyung tersenyum sambil berjalan memasuki Apartement Hoseok.

"Apartement mu selalu bersih, Hyung. Apartement Jin Hyung selalu berantakan jika bukan Jin Hyung yang bersih kan." Taehyung kembali tersenyum lalu menyengir di akhir kalimatnya.

"Haha, begitu lah. Jin Hyung memang orang yang menyukai hal-hal rapi, hanya saja di rumahnya ada Alien yang membuat Apartement nya selalu kotor." candanya sambil mendudukkan diri di depan Taehyung yang sudah memasang wajah masam.

Taehyung mengerucutkan bibirnya kesal, "Kau tahu, Hyung?"

"Apa?" tanyanya santai sambil mengambil mangkuk biskuit di atas meja dan memakannya sambil menonton tv.

"Di dapur mu ada banyak pisau loh..." lanjutnya seraya menyeringai dibuat-buat.

Hoseok sontak cepat-cepat menelan biskuitnya sambil menatap Taehyung horor. Hoseok lupa bahwa adik dari tentangganya ini memiliki jiwa spychopath yang belum seratus persen hilang.

"Ya-yak! Ka-kau mengancam ku, eoh?" serunya berusaha terlihat marah.

Taehyung menatap Hoseok datar, membuat yang ditatap meneguk ludah susah payah.

"Ka-kau kenapa, sih?" tanyanya dengan nada lebih rendah. Hoseok bahkan menggeser tubuhnya agar jaraknya dan Taehyung menjadi sedikit lebih jauh lagi.

"Pttff..." Taehyung menggigit bibirnya menahan tawa. "Hahahaha... Aigoo... Hahaha...."

Hoseok mengeryit melihat Taehyung yang tertawa gila hingga meringkuk di atas sofa.

"Kau kenapa lagi, eoh?"

"Hahaha... Hyung, kau-- hahaha... Aigo... Hahaha...."

"Kau kenapa s---ih?" Hoseok mengerjab memahami sesuatu. "Yak! Kim Taehyung kau menipuku, eoh?!" pekiknya hingga refleks melempar beberapa keping biskuit pada Taehyung.

"Hahahaha... Nee... Haha, kau lucu sekali Hoseok-ie Hyung. Harusnya kurekam saja tadi, ya? Haha..." Taehyung mendudukkan dirinya sambil mengusap sudut matanya yang berair.

"Itu tidak lucu sama sekali, Kim Taehyung." kata Hoseok menekan kalimatnya sambil kembali menguyah biskuit dengan wajah kesal.

"Hehe, peace, Hyung..." Taehyung menyengir sambil mengangkat dua jarinya membentuk huruf V di hadapan Hoseok.

"Huh," Hoseok memaling kan wajahnya menatap televisi masih dengan ekspresi kesalnya.

Bagaimana Hoseok tidak kesal? Jika seandainya jiwa iblis Taehyung tadi memang sedang keluar, maka Taehyung bisa saja langsung membunuhnya dengan sekali bacok di bagian dada.

Sementara di hadapannya, Taehyung hanya menyengir tak jelas lalu mengambil ponselnya untuk melihat-lihat postingan di aplikasi sekolah. Masalah Hoseok, Taehyung yakin tidak lama lagi Hoseok pasti akan kembali mengajaknya bicara seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

   
   
To Be Continued

Aire_Kim√

THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang