Tiga Puluh Tiga

1.3K 51 8
                                    

Ini tentang kita, tentang kisah rumit yang kita jalani. Tentang kita yang berusaha memahami. Tapi masih menutup diri.. kita pembohong yang buruk sayang.
Sangat buruk!

***
**
*

Luna bergerak tidak nyaman, belakangan ini Alfa semakin manja saja. Bahkan saat bangun pagi pun dia harus ada disamping Alfa, kalau tidak lelaki itu pasti akan memarahinya sepanjang hari.

Memberikan nasehat-nasehat yang membuat kepalanya pusing dan telinganya panas.
.

Alfa berubah dari mengerikan menjadi menyebalkan sekarang.

Tapi tetap saja dia takut pada lelaki ini.

"Sayang ayo makan" padahal dia memang sedang berada di meja makan sendirian sebelum Alfa bergabung dan mengajaknya makan.

Alfa tersenyum manis, kemudian mengambil piringnya dan menyendokkan nasi goreng keatasnya.

"Aku sudah memutuskan kita akan berlibur kemana" Masih pembahasan yang kemarin.

"Kita bisa kepuncak, aku tahu kamu suka alam kan" sebenarnya iya, Luna mengangguk mengiyakan. Tapi sebenarnya juga tidak.

nyatanya berada terlalu dekat dengan Alfa masih membuatnya setakut ini.

Tanpa sadar tangannya bergerak mengelus perutnya yang sudah membuncit.

Alfa yang melihat itu tersenyum lebar, pasti Baby mereka senang karena dia mengajak ibunya jalan-jalan.

"Oya, kamu mau ngapain hari ini?" Luna menggeleng pelan dia tidak tahu.

"Aku gak tahu kak" tapi kemudian memilih menjawab pertanyaan Alfa. Bayangan terakhir kali dia mendiamkan Alfa yang berakhir dengan bahunya membiru karena Ulah tangan Alfa. Membuatnya harus menjaga sikapnya sebaik mungkin.

Dia masih ingat tujuan utamanya, dia akan melahirkan anak Alfa. Dan setelahnya sesuai perjanjian Alfa akan membebaskannya. Dia ingin kuliah, tapi entah mengapa belakangan hatinya mulai bimbang.

" Bagaimana kalau kita jalan-jalan" Alfa dan keinginan lelaki itu yang membuatnya tidak paham. Sebenarnya yang mana Alfa yang asli, yang sedang bersikap semanis ini padanya. Ataukah yang sangat jahat padanya.

"Kemana kak?" dia mencoba menyingkirkan gelayar ketakutan yang hinggap dihatinya.

"Kita bisa jalan-jalan ke taman, iya ke taman" bahkan Alfa saja tidak yakin saat mengucapkannya. Dia tahu Alfa tidak ingin jalan-jalan ke taman seperti yang Alfa ucapkan.

"Jalan-jalan di taman disamping rumah saja kak, kita bisa melihat bunga di taman sendiri" Alfa langsung tersenyum senang. Itu lebih baik. Dia juga sebenarnya tidak ingin keluar hari ini. Tiba-tiba saja dia benar-benar merasa sangat malas walaupun hanya sekedar melangkah saja.. rasanya dia ingin tidur saja.

"Baiklah," dan Alfa menjawab semangat.

Luna menghela nafas pelan. Sebenarnya perasaanya untuk Alfa itu bagaimana, bukankah dia mencintai lelaki ini . Tapi Rasa sakit itu seolah memaksanya menghapuskan semua rasa yang dia punya

Sampai akhirnya dia sendiri bingung. Dengan hatinya sendiri

***


Dan setelah semua selesai, Alfa menarik Luna untuk duduk disampingnya. Menikmati buah-buahan yang sudah siap di potong-potong oleh pembantu di kediamannya.

"Mau Apel sayang" Luna mengangguk, membiarkan Alfa memanjakannya.
bukankah dia pernah berkata sebelum nya. Dia akan memanfaatkan dengan baik saat Alfa baik dengannya.

Alfa & Luna (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt