DAVE IS SMART ROBOT

26 1 2
                                    

Beberapa hari terakhir memanglah beban dan tanggung jawab yang cukup berat bagiku membuatku tertidur di laboratorium, semua itu sebab perintah baru yang terlalu mengintervensiku membuatku tertekan sekaligus juga bersemangat. Para tim yang sudah kupilih banyak yang tidak sanggup dengan penelitian ini, sekarang kami hanya tersisa bertiga tapi aku tidak akan kalah dengan kuantitas karena bagiku yang penting adalah kualitas, sebanyak apapun timku jika tidak berkualitas sama saja semua ini seperti seleksi alam yang sudah biasa.
Kami ditugaskan oleh menteri pertahanan untuk membuat robot yang bisa menggantikan manusia dalam perang, karena ributnya perang dunia ketiga negara kami tidak mau kalah untuk mempersiapkan diri dengan apapun yang akan terjadi, memang aku dan tim sudah menemukan beberapa model robot pada waktu lalu, tapi itu semua tidak untuk perang melainkan membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari, sangat jauh berbeda jika kami harus diminta membuat robot yang seperti itu, tapi aku menjadikan ini sebagai langkah awal untuk mencapai kesuksesan baru. Beberapa percobaan yang sudah kami lakukan semua gagal tidak ada robot yang bisa berpikir sendiri layaknya manusia pada umumnya, hingga pada akhirnya,

“Prof. Bagaimana jika kita padukan antara Artificial Intellegence (AI) dengan unsur robot mekanik?”

“Pada dasarnya AI hanya digunakan dalam bentuk non robotika, jika itu pun bisa dilakukan kita tidak akan bisa membuat humanoid robot”

“Sejauh ini Prof. Apa yang kita buat semuanya gagal, apa salahnya kita mencoba jika gagal pun kita sudah terbiasa”

“Mendengar ucapanmu Randi aku jadi penasaran, saya rasa tidak ada salahnya kita coba”

Aku mengusulkan seperti itu karena aku pernah membaca riwayat dari perjalanan Al Jazari penemu robot pertama, dikisahkan bahwa dia pernah ingin membuat robot yang bisa berpikir sendiri layaknya manusia namun itu semua tak sempat ia lalukan, hanya ada sebuah petunjuk bahwa di masa yang akan datang ada penghubung antara manusia dan ilmu pengetahuan, saya pikir benar yang dikatakannya memang sudah ada AI yang menghubungkan antara manusia dan ilmu pengetahuan, saya pikir semua ini pantas dicoba.  Kami mulai membuat sebuah cip dengan semua data yang setara dengan AI, tahap awal yang harus kami selesaikan.
Dalam kurun waktu dua hari kami berhasil membuat cip yang setara dengan AI, kebetulan ada robot yang gagal pada percobaan pertama kami yang masih mempunyai komponen lengkap, kami menjadikannya sebagai bahan percobaan pertama.

“Reza, tolong ambilkan obeng yang ada diatas meja”

“Ini pak, apa semua ini akan berhasil pak?”

“Untuk setiap langkah yang kita mulai bukan langsung menuju berhasil Za tapi seberapa besar kita berusaha”

“Baik pak, saya paham”

“Sekarang coba kamu nyalakan aliran listriknya”

Aku tidak sabar melihat penemuan ini akankah kami berhasil melukiskan sejarah atau larut dalam keterpurukan akan kegagalan, aku sangat optimis jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan gagal pun bagiku itu adalah kesuksesan yang tertunda. Aku tidak berharap banyak untuk percobaan ke 12 ini karena konon katanya para ahli pun perlu gagal hingga ratusan kali, ini saatnya pertunjukan dimulai, listrik sudah dinyalakan satu persatu mesin itu mulai hidup hingga pada akhirnya,

“Hai, apa kau mendengarkanku”

Aku mencoba berbicara kepada robot itu dia mencoba menggerakkan kepalanya dan tiba-tiba saja semua listrik konslet percikan api dimana-mana, aku tidak tahu dimana bagian yang salah dan wajar saja Prof. Menertawakanku karena tidak mempertimbangkan semua itu.

“Ini baru awal Prof. Husain, lihat saja aku pasti bisa menaklukkan penelitian ini”

“teruslah berusaha Randi aku akan terus mendukungmu dari belakang”

“Terima kasih Prof.”

“Apa kamu tidak berpikir bisa membuatnya menggunakan Wireless? Saya rasa itu lebih memungkinkan”

Seketika aku langsung mendapatkan inspirasi membuat robot dengan menggunakan koneksi internet, perkataan Prof. Sangat berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh Al Jazari, butuh penghubung dan itu bisa saja tak kasat mata. Aku juga tersadar bahwa Artificial Neuron Network bisa dibuat dengan metode deep learning sehingga algoritma yang terinspirasi dari struktur dan fungsi neuron dan AI robot akan dapat belajar dari pengalamannya seperti layaknya anak kecil dalam pertumbuhan, semuanya sudah selesai aku kan mencoba percobaan ke 13, aku sudah sangat yakin dengan semua ini kami membeli komponen baru agar lebih memungkinkan. Tiga hari berlalu kami merakit ulang robot baru dengan komponen baru tentunya model humanoid.

“Hari ini saya akan tunjukkan sesuatu yang luar biasa Prof.”

“saya selalu menantikan prestasimu Randi”

“Baik, terima kasih Prof.”

Aku sudah mempersiapkan semuanya bersama Rezs,  dan sebentar lagi akan kami tunjukkan prestasi kami kepada Profesor Husain.

“Reza silahkan masukkan cipnya”

“Baik pak”

Sekarang semuanya sudah sempurna dan aku mengatakan kepada Prof. Bahwa robot ini tidak hanya cerdas tapi aku juga memasukkan semua data bela diri dan kemiliteran, karena ini bukan robot yang diciptakan untuk cerdas semata tapi mampu bertahan di lapangan perang.

“Reza nyalakan semua perangkat”

“Baik pak”

Seketika semua bagian robot bercahaya menandakan mulai hidup hingga pada akhirnya aku mencoba berinteraksi dengannya.

“Hai, apa kau mendengarkanku?”

“Hallo, siapa kamu?”

“Aku orang yang menciptakanmu”

Aku mencoba berkomunikasi dan mencoba ketangkasan bela diri juga ilmu kemiliterannya, mulai dari silat, karate, kungfu, menggunakan senapan, angkat beban, dan banyak hal lain, semuanya seperti perkiraanku dan kuanggap ini berhasil, aku melihat Prof. Masih terlihat bingung dan aku bertanya kepadanya.

“Apa ada yang salah Prof.?”

“uji cobamu sudah selesai semua tapi satu hal yang harus aku uji padanya”

“apa itu Prof.?”

“wawasannya  akan dunia ini”

“silahkan saja Prof. Langsung yang bertanya, karena aku yakin sudah memasukkan seluruh data keilmuan kepadanya, dan tentu saja dia akan berpikir sendiri”

Dokter mulai menanyakan hal sederhana siapa penemu lampu, telefon, dan sebagainya, hingga pada akhirnya Prof. Penasaran dengan argumennya dan menanyakan tentang pendapatnya tentang dunia ini.

“apa yang kau pikirkan tentang dunia ini?”

Untuk sekejap dia terdiam setelah beberapa menit dia baru mengeluarkan argumen

“Prof. , Pada dasarnya manusia diciptakan untuk mati, namun banyak hal positif yang bisa dilakukan di dunia ini sehingga apa yang kita lakukan akan dibalasi setimpal nantinya”

Prof. Sangat terkejut berhubung merupakan orang agamis dia semakin tertarik untuk menanyakan argumen tentang keagamaan.

“Apa yang kau tahu tentang agama?”

Dia mulai berpikir panjang lagi sepertinya itu bukan pertanyaan sederhana yang mudah dijawab, dan pada akhirnya ia berbicara.

“Prof. Apa yang kau dalami sudah benar pada jalannya, karena berbicara agama bukanlah suatu yang bisa diperdebatkan, agama memiliki variasi ajarannya sendiri dan aku percaya setiap agama sangat memedulikan umatnya”

“aku tahu kau sudah mencari tahu semua tentangku, apa pendapatmu tentang agamaku?”

“Aku tahu segala tentang sejarah agama, aku pikir semuanya pada satu pucuk tali yang sama tapi beberapa waktu belakangan manusia malah mempermainkannya, hingga pada akhirnya apa yang kau yakinilah yang masih bertahan dengan keasliannya, dan aku juga berkeyakinan yang sama denganmu”

“Prof. Apa yang katakan, bukankah kita tidak boleh menganut agama apapun?”

Aku sangat terkejut mendengar percakapan Prof. Aku tidak pernah menyadari bahwa Prof. Adalah orang agamis.

“Aku berharap hanya kalian disini yang tahu tentang kebenaranku”

Aku sangat syok mendengar semua ini, apa yang dikatakan robot buatanku dan Prof. Yang aku kagumi, selama ini aku tak pernah bisa percaya agama karena doktrin lingkunganku, aku mulai bingung dengan semua ini, dan aku memberanikan diri untuk menanyakan argumenku kepada robot dan Prof. Hingga akhirnya semuanya terjawab dengan mudah, aku menanyakan kepada Prof. Apa agama yang dianutnya dan ia menjawab Islam agamaku, penemu robot yang selalu menjadi inspirasiku ternyata juga Islam, dan banyak lagi fakta dunia yang diungkapkan oleh robot ciptaanku sendiri.

“Ini gawat, jika pemerintah tau semua ini kita akan diburu dan bisa saja dibunuh” ungkap Reza

“Begini saja Randi, Reza, kalian adalah orang yang menemukan Robot ini dan jangan sampai jatuh ketangan yang salah termasuk pemerintah, karena sekarang kalian sudah tahu semua faktanya, selamatkan dunia”

Sekelebat saja aku terpikir bahwa semua ruangan ini diawasi CCTV dan jika itu benar harusnya mereka tahu apa yang kami kerjakan, benar saja dugaanku polisi menggrebek kami menahanku dengan borgolnya, begitu juga Reza dan Prof. Husain ternyata mereka sudah menyadarinya dari awal penelitian ini, dan kecurigaan mereka terhadap Prof. Husain benar adanya. Kami semua ditangkap dan diseret menuju mobil polisi,  disaat genting ini tiba-tiba saja robot itu melawan semua kawanan polisi itu dan membebaskan kami, Aku, Reza, dan Prof. Husain digiring oleh robot itu kearah perumahan yang sepi kami mencoba bersembunyi disana, tapi tak berhenti sampai disana kami menjadi buronan polisi sekarang.

“Reza, Prof. Husain aku minta kalian tetap disini aku akan melakukan sesuatu dengan Randi” ucap robot itu pada kami

Aku tidak tahu kemana ia akan membawaku, kami pergi meninggalkan Reza dan Prof. Husain aku benar-benar tidak tahu apa yang direncanakannya.

“Apa yang kau rencanakan? Kita bisa mati terbunuh di luar sini”

“Dengar, aku ingin dunia tahu tentang fakta yang sesungguhnya, aku ingin merubah pola pikir masyarakat mengenai agama”

Sekarang aku paham apa yang ia rencanakan entah mengapa aku merasa tidak takut lagi karena aku sudah berjuang di jalan yang benar, ia mengarah pada stasiun TV nasional aku tahu ia pasti akan menghak stasiun TV ini, belum dekat dengan stasiun TV itu kami sudah ketahuan oleh polisi, kami mencoba lari sekuat tenaga tiba-tiba saja ada polisi yang menghadang dari depan, dia langsung menghadapinya dengan mudah tanpa senjata.

“Aku butuh jarak 100 meter untuk menghak stasiun TV ini”

“itu terlalu dekat, kita takkan berhasil”

“kalau begitu kau tunggu disini biar aku pergi sendiri”

Padahal jarak kami waktu itu sudah 500 meter dari stasiun TV itu, karena ia keras kepala aku tetap mengikutinya, sepertinya kami sudah terlalu jauh bertindak aku mendengar suara helikopter dari kejauhan itu artinya kami sudah jadi ancaman bagi masyarakat, kami terus berlari sambil bersembunyi dan pada akhirnya kami berhasil mencapai jarak 100 meter dari stasiun TV. Kami memilih berada di atap gedung agar sinyal tidak terganggu,

“Aku butuh waktu 10 menit menghak stasiun ini, kau tenang saja semuanya akan baik baik saja”

“Aku tidak bisa menahan selama itu”

“Kamu pasti bisa, membuatku yang sedemikian rumit saja kau bisa, masa untuk melindungiku kau tidak bisa”

“baiklah, cepat kerjakan”

Benar saja banyak polisi yang menuju kearah kami aku mencoba untuk melindunginya, menembaki satu persatu polisi yang mendekat aku sengaja untuk tidak menembak bagian vital karena aku tak ingin membunuh siapa pun, beberapa menit berlalu aku sudah melumpuhkan 7 polisi.

“Berapa lama lagi?”

“Satu menit lagi”

Saat-saat menegangkan itu aku sudah menyerahkan seluruh tubuh untuk membela kebenaran, sialnya pada detik-detik terakhir kami helikopter itu sudah tiba tepat diatas kepala kami, mereka mengarahkan seluruh senjata kepada kami, aku sudah mulai pasrah asal saja rencana ini berhasil aku matipun tidak masalah, tiba-tiba saja mereka menembaki kami dan akhirnya robot itu menyelamatkanku lagi, mendorongku kearah tangki air dan tentu saja aku tak bisa ditembaki, tapi robot itu menghadapi helikopter itu sendirian, ia berhasil menembaki bagian vital dan menjatuhkannya tapi sayangnya satu potongan helikopter itu menimpanya tentu saja aku berlari kearahnya sekuat tenaga, dia terbaring dengan setengah badan, aku coba menidurkannya di pahaku,

“Kau akan baik-baik saja, aku akan segera memperbaikimu”

“Tidak Randi ada satu hal lagi yang harus kulakukan, aku harus mengupload video tentang semua kebenaran itu”

“kau harus menghubungkan aku ke aliran listrik agar aku bisa menguploadnya”

“tidak, kau tidak bisa kena listrik, kalau sedikit saja kualirkan listrik kau akan konslet”

“tidak masalah Randi, aku sudah tau akibatnya aku sudah bersyukur bisa diciptakan orang sehebat dirimu”

“tidak, aku baru saja bahagia, kenapa kau harus pergi?”

“tidak masalah bukan selama untuk kebenaran”

Aku dengan berat hati, tak tahu mengapa ketika itu aku mengucurkan air mata, aku mengatakan padanya bahwa aku sudah menyiapkan nama untuknya

“namamu Dave, kau tahu itu.. aku sudah menyiapkan nama untukmu”

“namaku dave, nama yang akan selalu aku ingat dimanapun aku berada”

Dengan bercucuran air mata aku mengalirkannya listrik dengan kabel yang ada di balkon gedung itu, dia konslet dan pada akhirnya rusak, aku mengguncang tubuhnya memanggil namanya namun tak ada balasan apapun. Baru saja aku bersyukur dan bahagia karena ciptaanku berhasil, dan aku juga tahu banyak fakta darinya, tapi mengapa ia begitu cepat pergi meninggalkanku. Tapi seketika aku hendak meninggalkannya aku menginjak sesuatu aku lihat dibawah kakiku terselip cip yang ada dipakai oleh Dave. Aku sangat bahagia dan benar saja tidak ada lagi polisi yang mengejarku karena semua media memutar video tentang percakapan kami di laboratorium yang berdiskusi mengenai dunia dan agama.

Saat aku kembali akan menuju Prof. Husain dan Reza tiba-tiba ada polisi yang menahanku dari belakang dan membawaku ke dalam mobil.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dave is Smart RobotWhere stories live. Discover now