Azurea_3

193 85 54
                                    

Cahaya silau itu mulai meredup. Dari arah datangnya cahaya, peri dengan sayap berwarna emas berdiri dengan satu tangan memegang tongkat.

Aku memicingkan mataku, mencoba melihatnya dengan jelas.

Akh, dugaanku tepat! Itu ibu Ratu.

Serentak kami semua membungkukkan badan dengan satu tangan di depan, memberi hormat kepada ratu kami. Ratu Erythrina.

Sayap berwarna emasnya benar-benar membuat kami semua menatapnya kagum. Ukurannya dua kali lebih besar dari sayap peri biasa. Elders yang tadi membantuku menghampirinya, memberi sapaan hangat.

"Senang bertemu denganmu, Ratu."

Ratu Erythrina tersenyum mengangguk, seraya menepuk-nepuk pundak elders itu.

"Bagaimana keadaan disini? Sudah lama rasanya aku tidak mengunjungi Modesto." Tanyanya, sembari terbang rendah. Elders itu mengikutinya dari belakang.

"Semuanya berlatih dengan tekun Ratu, para penjaga dan elders lainpun menjalankan dengan baik tugas mereka." Balas elders itu.

Aku menoleh ke arah Wynstelle dan melihat Alta bersamanya, mungkin Alta datang karena mendengar kericuhan beberapa waktu lalu. Aku berjalan menghampiri mereka. Wynstelle ternyata sedang menceritakan pada Alta tentang hal yang kulakukan tadi.

Alta mengatupkan rahangnya seolah tak percaya, matanya melihatku. "Kau-kau serius Azu?!"

"Bagaimana kau melakukannya?" Tanyanya lagi.

Aku menggigit-gigit bibirku, "aku juga tidak tahu. Tanganku terasa ringan saat mengendalikan airnya."

"Mungkin itu sebabnya Ratu Thrin datang ke sini." Kata Alta membuat ku bingung.

"Apa maksudmu?"

"Kau Azu, kau berhasil menarik perhatiannya."

"Aku? Aku sama sekali tidak menarik perhatiannya." Kataku mengelak, aku memang benar-benar tidak melakukannya.

Alta menepuk jidatnya. "Wynstelle, lihat betapa bodohnya Azu temanmu."

Wynstelle yang mendengar penuturan dari Alta hanya menggaruk-garuk tengkuknya.

Aku menatap mereka berdua kesal, "kalian menyebalkan, tanganku masih kaku bahkan tidak ada yang mengkhawatirkannya."

"Akh, bukan begitu maksud kami Azu." Wynstelle mencoba merayuku. Aku mengangguk, aku hanya bercanda.

Alta melihat kebelakangku, "lihat—Ratu menghampirimu."

Aku segera menoleh, dan benar saja Ratu Erythrina dan elders itu terbang ke arah kami. Kami bertiga serentak menunduk, memberinya sapaan hormat.

Ratu Thrin ikut menundukkan kepalanya, lalu tersenyum hangat.

Ratu memperhatikan kami satu persatu, lalu tatapannya berhenti padaku. "Kau yang bernama Azu?" Tanyannya kemudian.

Aku menatap Alta dan Wynstelle, mencoba bertanya kepada mereka lewat tatapan. Mereka balas menatapku, mengangguk perlahan.

Ibu Ratu menungguku menjawab. Aku ragu-ragu membalas, "i-iya Ratu Thrin. Aku Azu, Azurea."

"Azu, apa kau bersedia ikut denganku tinggal di Istana?"

"Hah?!"

Aku terkejut, begitupun dengan Alta dan Wynstelle mereka menatap tidak percaya.

Aku cepat-cepat menutup mulutku.

"Ini kesempatan baik Azu, aku harap kau tidak melewatkannya." Elders itu menasehatiku.

AZUREA (HIATUS)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt