Garis Takdir | Sembilan

32 6 8
                                    

Matahari yang bersinar terang sekarang telah berubah menjadi sinar bulan dan bintang yang cantik.

Abrina yang sedang merebahkan tubuhnya merasa terganggu akibat notif dari hp nya itu.

Unknown
Hai
Add back ya
Mia:)

Nanaa
Okey.

Mia
Na, lo sekarang sibuk ga?

Nanaa
Engga, lgi nyantai.

Mia
Ke caffe yang kemarin yok, gua pengen ngomong sesuatu.

Nanaa
Ngomong di chat gabsa?

Mia
Ketemuan aja, biar lega.
Wkwk

Nanaa
Ok, wait, 15minute.

Abrina langsung bergegas untuk mandi dan menuju ke caffe. Padahal ia sangat malas sekali untuk beranjak dari tempat tidurnya. Tapi karena permintaan mia, ia pun menurutinya saja. 

"Mau kemana dek?" Tanya Arga yang rupanya ingin pergi juga.

"Ke caffe yang waktu itu" jawab Abrina sambil mengikat tali sepatu yang di pakainya.

"Oh, bareng aja, abang juga mau keluar, searah juga" ucap Arga lalu di angguki oleh Abrina.

Sekitar 10 menit Abrina sudah sampai di caffe tersebut. Ia mencari tau keberadaan mia, dan yap ia menemukannya.
Abrina lalu menghampiri mia.

"Sorry sorry, telat" ucap Abrina.

"Gaapa, btw lo kesini sama siapa tadi?" Tanya mia.

"Oh, sama abang gue. Kebetulan dia juga lagi ada urusan" jawab Abrina lalu mia hanya ber oh ria.

"Oh iya, lo mau ngomong apa?" Tanya Abrina.

"Emm jadii" ucapan Mia menggantung.

"Jadi?" Tanya Abrina.

"Emm gue mau nanya dulu sama lo" ucap Mia.

"Tanya apa?"

"Lo ada hubungan ya sama Devan?" Tanya mia, sambil takut untuk memandang Abrina.

"Engga, kita cuman sahabatan aja, dari kecil malah" jelas Abrina.

"Berarti lo bisa deketin gue sama Devan?"

Deg!

Abrina terhenyak mendengar ucapan mia barusan.

Deketin?

Deket?

"M-maksudnya?" Ucap Abrina.

"Ehmm, sebenernya gue" ucap mia menggantung

"Gue?"

"Gue suka sama Devan" ucap Mia.

"Gini gini, awalnya gue di ajak temen gue davi buat ke caffe, nah waktu itu ada devan, davi ngenalin gue ke devan. Dan mulai waktu itu gue mulai suka na sama devan, dan gue yakin Devan itu cinta pertama gue" jelas mia kembali.

Abrina hanya diam, dia tidak tau harus bagaimana.

"Tolong ya na, bantuin gue buat dejet sama Devan. Pliiis" bujuk mia kembali.

"Eee, gimana ya" ucap Abrina bingung.

"Devan itu pasti nurut sama lo Abrina, apa emang lo ada rasa ya sama Devan, jadinya lo gamau bantuin gue" ucap Mia dengan nada sedih.

"Ha? Ah, engga mi, gue gaada rasa sama Devan. Sama sekali engga ada, tapi gue cuman takut, Devan gamau" ucap Abrina.

"Gue yakin Devan pasti mau kalo di suruhnya sama lo, kan lo sahabat kecil nya Devan" ucap Mia lalu di angguki oleh Abrina.

"Nanti gue coba" ucap Abrina dengan senyum, Mia pun langsung memeluk Abrina dari depan.

"Aaaaa, makasih Abrina, gue janji ga akan pernah nyia nyian Devan, gue akan jagain Devan" ucap mia senang.

Berbeda dengan perasaan mia yang sekarang senang, seharusnya Abrina pun senang karena sebentar lagi akan ada yang berpenghuni di hati sahabatnya itu. Tetapi entah kenapa ada rasa yang mengganjal, Abrina pun tak tau perasaannya sekarang bagaimana. Dibilang senang ada perasaan yang tidak setuju, dibilang sedih juga itu tidak. Bahkan dulu, Abrina selalu berdoa supaya Devan cepat menemukan cintanya karena Abrina sudah tidak tahan dengan kelakuan Devan yang selalu menjahilinya.

Setelah 10 menit bercanda gurau dengan Mia, Abrina pun memutuskan untuk berpamit pulang.

"Mi, gue balik dulu ya, uda malem nih" ucap Abrina.

"Iya, hati-hati ya, jangan lupa pesen gue tadi hehe" ucap mia lalu hanya di balas senyuman oleh Abrina.

Abrina keluar dari caffe dengan menunduk, karena ia mencari ponselnya.

Bruk!!

"Awhh" rintih Abrina, karena ia menabrak orang.

"Sorry sorry gue gasengaja, maaf gue ga liat jalan" ucap Abrina sambil menunduk.

"Abrina?" Abrina mendongakan kepalanya.

"Nathan?" Ucap Abrina.

"Lah,lo juga disini na, pantes gue tadi ngeliat orang kaya lo, eh taunya lo beneran" ucap Nathan.

"Hehe iya, sorry gue tadi ga liat jalan" ucap Abrina.

"Haha santai aja, eh iya btw lo mau balik?" Tanya Nathan.

"Iya nih, lo juga?" Tanya Abrina.

"Iya, yauda bareng aja" ucap Nathan.

"Ga deh nat, gue naik go*ek aja" ucap Abrina lalu Nathan menarik tangannya dengan lembut.

"Eh lo cewe loh na, baju lo juga pendek gini lengannya, dari pada lo naik gojek terus lo di apa apain mending bareng gue aja" ucap Nathan, lalu Abrina mengangguk.

Dan tak lama pun Abrina dan Nathan menuju ke rumah Abrina.

...

Sampai di rumah Abrina terkejut, kenapa Devan ada di depan rumahnya.

"Makasih ya nath" ucap Abrina setelah turun dari motor Nathan.

Abrina yang mengerti raut wajah bingung Nathan pun langsung meyakinkan Nathan untuk tidak khawatir.

"Gue balik dulu na" ucap Nathan.

"Iya, be carefull nath" Ucap Abrina, lalu tak lama Nathan pergi dengan motornya itu.

"Dev, kok di sini?" Tanya Abrina.

Devan tidak menjawab Abrina, Devan langsung menarik lengan Abrina untuk ke rumahnya.

"Semoga lo cepet sadar akan perasaan lo na"






Aloo gan:v
Selamat berkesel ria, awkawk.
Tetep staysafe di rumah oge?
Votment!!

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang